Hunting Foto dan Berita di Bukit Bangkirai

14 Keterampilan fotografi dan menulis berita merupakan kemampuan dasar yang wajib dimiliki pejabat fungsional, struktural maupun non struktural di lingkup Litbang KLHK khususnya di Balitek KSDA. Untuk meningkatkan hal tersebut Balitek KSDA mengadakan kegiatan Hunting Foto dan Penulisan Berita pada Selasa, 26 dan Rabu 27 Juli 2016 di Ruang Rapat Balitek KSDA dan Bukit Bangkirai. Kegiatan ini diikuti oleh peneliti, teknisi, pejabat struktural dan non struktural Balitek KSDA.

Drinus Arruan, S.Hut Kepala Seksi Data Informasi dan Sarana Penelitian Balitek KSDA mengajak seluruh pegawai Balitek KSDA dapat mendukung rencana pengelolaan berita baik di lingkup balai maupun Badan Litbang dan Inovasi (BLI). “Saya menghimbau seluruh pegawai untuk terus belajar fotografi dan menulis berita. Salah satu kekuatan untuk mendukung output Balai maupun BLI adalah foto yang dihasilkan bagus dan juga aktif dalam menulis berita”, imbuhnya. Berita merupakan salah satu bentuk upaya mensosialisasikan balai maupun BLI kepada masyarakat.

79Kegiatan hari pertama dilaksanakan di ruang rapat Balitek KSDA dimulai dengan pemaparan materi teknik penulisan berita oleh Ketua Kelti Tri Atmoko, S.Hut, M.Si. Kita harus memahami dan mengerti alur dari pembuatan berita”, kata Tri Atmoko. Selain itu yang terpenting adalah bagaimana menuangkan ide kedalam tulisan dengan berpedoman pada 5W dan 1H. Selain mendapatkan teori, peserta juga diajak untuk simulasi penyusunan berita.

“Menulis berita adalah kemampuan yang bisa ditempa”, kata Dr. Ishak Yassir yang berusaha menyemangati seluruh peserta. Latihan menjadi salah satu cara untuk mengasah kemampuan dalam menulis berita. Dengan rajin menulis berita, kemampuan kita akan terasah dengan sendirinya. “Yang penting adalah jangan pantang menyerah”, imbuhnya.

Dalam kegiatan ini juga diajarkan bagaimana teknik menulis berita dari tulisan ilmiah. Peserta dibuat kelompok dan diberi tugas untuk mempopulerkan tulisan ilmiah teman-teman peneliti Balitek KSDA menjadi berita.

4Selain materi penulisan berita juga disampaikan materi teknik fotografi oleh drh. Amir Ma’ruf salah satu peneliti Balitek KSDA yang memiliki hobi fotografi sejak SMP. Selain sharing bagaimana mendapatkan foto yang bagus secara teknik, “momen” merupakan faktor yang juga sangat menentukan foto yang dihasilkan.

Agustina Dwi Setyowati, S.Sn humas Balitek KSDA menambahkan bagaimana cara menilai foto kita secara artistik. Selain warna, komposisi, cahaya, ternyata background juga sangat menentukan foto yang dihasilkan. Background yang berada di belakang objek harus mendukung objek tersebut, bukan sebaliknya. “Kita harus mengambil foto satu objek dari berbagai angle sampai menemukan komposisi yang pas. Dan jangan berpindah dari objek tersebut jika belum menemukan sudut pengambilan gambar yang terbaik,” imbuhnya. Ia juga menegaskan foto yang kita hasilkan merupakan foto-foto yang mampu “berbicara” secara visual.

Kegiatan hari kedua adalah hunting foto dan berita di Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkiari di PT Inhutani I Batu Ampar. Dengan disambut K. Tarigan Manager Jasa Wisata Hutan peserta antusias untuk segera hunting foto maupun berita mengenai wisata alam ini. “Kami sangat senang dengan kegiatan ini, semoga foto maupun berita yang dihasilkan dapat disharing dengan kami untuk menambah koleksi di kantor Bukit Bangkirai dan lebih mengenalkan Bukit Bangkirai kepada masyarakat”, kata Tarigan.

10Hunting foto dilakukan seluruh peserta sepanjang jalan menuju canopy bridge, antusias dan totalitas peserta tertuang dalam karya potografi yang dihasilkan. Terlihat tiga perempuan Balitek tidak memperdulikan baju mereka kotor terkena lumpur karena harus mengambil angle dari bawah untuk memotret jamur. Semangat!!

Setelah acara selesai dilanjutkan diskusi hasil foto dan dibentuk tim penyusunan berita Balitek KSDA yang akan bertugas kedepannya.***Widya

Share Button

Forest Corner Bandara untuk Diseminasi Hasil Penelitian

4Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan sebagai gerbang masuk Kalimantan Timur  memiliki Forest Corner, sebuah pojok yang menampilkan informasi kehutanan. Untuk memperkuatnya,  Wahyu Widhi Hernata, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur berharap Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) dapat berpartisipasi menampilkan hasil-hasil penelitiannya.

Undangan tersebut disampaikan dalam kujungan kerja Kepala Balitek KSDA beserta peneliti ke kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, Senin (1/8).

“Balitek KSDA sudah siap dengan materi pubikasi yang  didesain menarik. Buku-buku ilmiah populer, majalah Swara Samboja, poster, dan leaflet yang cukup informatif,” ujar Ahmad Gadang Pamungkas, Kepala Balitek KSDA, menyambut baik undangan tersebut.
Wahyu menegaskan bahwa untuk membangkitkan sektor kehutanan Kalimantan Timur yang sedang terpuruk, semua pihak harus bersinergi. Bekerja bersama-sama dalam satu koridor  dan saling menguatkan.

2“Pemerintah, LSM, dan swasta harus saling mendukung. Pembangunan kehutanan tidak boleh terpaku dengan APBN dan APBD saja, tetapi dapat bekerja sama dengan pihak ketiga dalam koridor yang benar,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut dibahas pula berbagai permasalahan kehutanan, terutama yang terkait dengan tugas pokok dan  fungsi Balitek KSDA untuk mendukung sektor kehutanan Kalimantan Timur. Beberapa diantaranya mengenai cover crop lahan tambang, konservasi badak sumatera, SOP tanggap bencana kolam bekas tambang, sanctuary orangutan, konservasi bekantan Sungai Hitam, serta Tahura Bukit Suharto.

Wahyu mengapresiasi kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan Balitek KSDA. Pihaknya akan mendukung sepenuhnya dan akan berperan sebagai katalisator sehingga hasil-hasil penelitian tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan untuk revitalisasi hutan dan kehutanan Kalimantan Timur.

Mengenai konservasi bekantan di Sungai Hitam, ia berpendapat bahwa akan sangat menarik apabila Balitek KSDA bersama Pemkab Kutai Kartanegara berhasil mengembangkan ekowisata. “Para turis rela membayar tinggi untuk dapat melihat bekantan di habitat alaminya. Dan masyarakat setempat bisa mendapatkan uang segar untuk meningkatkan perekonomian,” katanya.

1Khusus mengenai Tahura Bukit Suharto, Wahyu menyatakan bahwa permasalahan okupasi lahan di kawasan tersebut sangat serius dan memerlukan penanganan komprehensif. “Saat ini sedang digodog perencanaan pengelolaan Tahura Bukit Suharto dengan zonasi atau blok-blok. Nantinya blok-blok tersebut akan dikelola oleh berbagai pihak yang berkomitmen membangun kembali hutan Tahura,” ungkapnya.

Diskusi berlanjut dengan membahas berbagai permasalahan kehutanan lainnya. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dan Balitek KSDA sepakat untuk berkolaborasi. Dan sebagai apresiasi, Wahyu menawari peneliti Balitek KSDA untuk memanfaatkan beasiswa daerah Kaltim Cemerlang.***emilf

Share Button

Uji Coba Carbon Fund, Kalimantan Timur Targetkan Raih 77,5 Juta Dolar

anigif_carbonProvinsi Kalimantan Timur terpilih sebagai lokasi uji coba Carbon Fund yang akan dilaksanakan tahun 2018 – 2024. Dalam kurun waktu tersebut, ditargetkan dapat menjual 15,5 juta ton karbon atau senilai 77,5 juta dolar yang akan dibayarkan pada akhir program.

Hal itu diungkapkan Zahrul Muttaqim, peneliti Puslitbang Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) dalam diskusi umum di Balai Penelitian dan Pengembangan  Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA), Selasa (26/7).

Lebih jauh, Zahrul menjelaskan bahwa Carbon Fund merupakan skema pendanaan dari Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) untuk uji coba pengurangan emisi berbasis lahan. Pembayaran dilakukan apabila pengurangan emisi terbukti dapat dicapai.

“Semula, kita mengusulkan tujuh kabupaten dalam beberapa provinsi. Namun, lokasi yang terpisah dianggap lebih sulit untuk mengimplementasikannya. Akhirnya disepakati satu provinsi saja, yaitu Kalimantan Timur secara keseluruhan,” lanjut Zahrul.

Zahrul mengatakan bahwa keterpilihan Kalimantan Timur karena adanya faktor-faktor pendukung yang cukup kuat. Kemauan politik pemerintah daerah Kalimantan Timur sangat baik, terbukti dari program-program Kaltim Green, Pergub Moratorium Izin Konsesi Lahan, dan Master Plan Perubahan Ikim. Faktor lainnya adalah dukungan peraturan perundangan; dukungan kelembagaan DDPI, kabupaten, dan mitra; keterlibatan masyarakat dan swasta; serta luas hutan yang cukup memadai.

Persiapan program pengurangan emisi carbon fund dimulai dari tahun 2015. Prinsipnya, yang dilakukan adalah memfasilitasi koordinasi antar pemangku kepentingan, memastikan efektifitas dan efisiensi mekanisme pembagian keuntungan, menjamin partisipasi setiap pemangku kepentingan, penyesuaian dengan program REDD+ nasional dan sub nasional, serta memfasilitasi seluruh kabupaten yang ada di Kaltim.

Pemaparan Zahrul dalam diskusi mendapat sambutan hangat dari peserta  yang merupakan peneliti dan teknisi Balitek KSDA. Mukhlisi, salah satu peserta menanyakan sanksi apa yang diberikan bila target tidak dapat dicapai.

Carbon Fund hanya dibayarkan bila pengurangan emisi sudah diverifikasi dan terbukti. Nothing to lose. Jadi, tak ada sanksi dan tak ada keuntungan yang diperoleh bila target tidak tercapai,” kata Zahrul.  ***emil

Share Button

Teliti Badak Sumatera di Kalimantan, BLI Kerjasama dengan WWF

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA), salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menandatangani perjanjian kerjasama “Penelitian dan Pengembangan Konservasi Badak Sumatera dan Habitatnya di Kalimantan Timur” dengan WWF Indonesia Program Lansekap Hulu Mahakam, Rabu (13/7).

Kerjasama tersebut merupakan perwujudan kepedulian Balitek KSDA dan WWF Indonesia untuk mendukung konservasi badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis harrisonii), satwa langka yang pernah dinyatakan punah keberadaannya di Kalimantan sejak tahun 1990an. Namun, survey WWF Indonesia telah menemukan kembali bukti fisik keberadaannya di Kalimantan pada tahun 2013.

Ahmad Gadang Pamungkas, Kepala Balitek KSDA mengungkapkan bahwa kerja sama para pihak mutlak diperlukan untuk mencegah kepunahan satwa yang keberadaan pastinya saat ini hanya diketahui di lansekap Hulu Mahakam tersebut. Dengan didasari prinsip kesetaraan, mutual respect, mutual trust, dan mutual benefit akan mempercepat tercapainya tujuan konservasi badak Sumatera di Kalimantan.

Mukhlisi, peneliti badak Sumatera sekaligus koordinator kegiatan kerjasama dari Balitek KSDA menjelaskan bahwa konsentrasi sebaran badak sumatera di lansekap Hulu Mahakam berada pada tiga kantong habitat.

animasi_kerjasama_dengan_WWF“Masing-masing kantong tersebut memiliki tingkat ancaman yang berbeda. Sejak tahun lalu, Balitek KSDA dan WWF Indonesia mulai mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang menjadi pakan badak. Hasilnya disusun dalam buku yang direncanakan akan terbit tahun ini,” kata Mukhlisi.

Terkait itu, koordinator kerjasama dari WWF Indonesia, Data Kusuma menambahkan bahwa buku pakan badak yang akan disusun ada dua macam, ditujukan untuk pengguna yang berbeda. Pertama, guide book berupa buku saku praktis yang akan digunakan oleh praktisi di lapangan. Kedua, buku yang berisi informasi lengkap mengenai bioekologi dan jenis-jenis tumbuhan pakan badak beserta kandungan nutrisinya.

Pada kesempatan ini, Yuyun Kurniawan, Rhino Conservation National Coordinator WWF Indonesia mengungkapkan bahwa terobosan lain yang akan dilakukan dalam kerjasama ini adalah analisis environment DNA atau dikenal dengan e-DNA.

“Metode baru ini sudah berhasil dilaksanakan di Peru dan akan dilakukan pilot study di Kalimantan Timur. Apabila berhasil, dapat diterapkan di kawasan-kawasan lain yang potensial sebagai habitat badak,” kata Yuyun.

“Dengan e-DNA, laporan-laporan yang menyebutkan dugaan keberadaan badak sumatera di kawasan lain seperti  Muara Tewe, Berau, Gunung Meratus, TN. Kayan Mentarang, dan TN. Betung Kerihun dapat diverifikasi,” kata Mukhlisi menambahkan.***emilf

Share Button

Bayi Rusa Sambar Lahir di Penangkaran Balitek KSDA Samboja

Untuk pertama kalinya, Kamis (30/06), bayi rusa sambar (Rusa unicolor brookei) lahir di penangkaran Balai Litbang Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) Samboja. Bayi rusa sambar tersebut lahir dari sepasang rusa sambar yang telah 2,5 tahun berada di penangkaran Balitek KSDA.

Hasil pemeriksaan drh. Amir Ma’ruf, dokter hewan Balitek KSDA menunjukkan bahwa bayi rusa dan induknya dalam kondisi sehat. Panjang lahir kepala dan badan bayi rusa 68 cm, tinggi bahu 48 cm, dengan bobot sekitar 5 kg.

“Sementara itu saja pemeriksaan yang bisa dilakukan, karena induk rusa masih sangat agresif untuk melindungi bayinya. Namun pengukuran dan pemantauan perkembangannya akan secara rutin dilakukan,” kata Amir.

animasi_bayi_rusa_sambarKelahiran bayi rusa tersebut pertama kali diketahui Sugiyanto, teknisi penangkaran rusa Balitek KSDA, saat akan membersihkan kandang dan memberi pakan rusa.

“Pertama kali terlihat induk rusa sedang menjilati tubuh bayi rusa yang masih basah. Kemungkinan kelahirannya baru saja, sekitar pukul 5 pagi tadi,” kata Sugi yang mencatat  beberapa minggu sebelum melahirkan, nafsu makan rusa betina tersebut memang cukup tinggi.

Menurut Tri Atmoko, peneliti satwa Balitek KSDA, kelahiran bayi rusa ini merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya penangkaran yang telah dilakukan.

“Semua ini berkat dukungan dari berbagai pihak, baik dari pihak manajemen, tim peneliti dan teknisi, dan dokter hewan yang terlibat dalam kegiatan penelitian dan pengembangan penangkaran rusa sambar,” kata Tri.

Tri Atmoko menjelaskan, sepasang rusa di penangkaran Balitek KSDA tersebut adalah titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur yang digunakan sebagai obyek penelitian dan dilanjutkan kegiatan pengembangan sejak tahun 2013.

Saat ini, umur induk jantan sekitar 4 tahun dan baru sekali mengalami ranggah lepas. Sedangkan induk betina diperkirakan sekitar 3,6 tahun.

Induk rusa tersebut diperoleh dari masyarakat Desa Semoi Dua dan Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Masyarakat memperolehnya saat berburu di hutan, sehingga kemurnian jenisnya masih terjaga dari segi genetiknya.

Ke depan, kegiatan penangkaran yang saat ini masuk dalam pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja tersebut akan dikembangkan dengan melibatkan masyarakat sekitar KHDTK Samboja. Hal ini sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat sekitar kawasan dan mengurangi tekanan perambahan lahan dan penebangan liar dalam kawasan.***TA

Share Button

Pustakawan Balitek KSDA Juara I Pustakawan Berprestasi Tingkat Provinsi Kalimantan Timur

C. Sri Utami Fujiyanti pustakawan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) terpilih menjadi juara I pustakawan berprestasi 2016 tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Pengumuman ini disampaikan oleh Dra. Hj. Ardiningsih, M.Si Kepala Badan Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur pada 30 Juni 2016 di Samarinda.

Ajang pemilihan pustakawan berprestasi tahun 2016 ini diadakan oleh Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 14-15 Juni 2016. Ajang ini diikuti oleh 35 (tiga puluh lima) pustakawan dari berbagai instansi, sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Provinsi Kalimantan Timur.

“Saya senang bisa mewakili Balitek KSDA untuk mengikuti ajang pemilihan ini. Hal ini memotivasi saya untuk terus mengembangkan diri agar dapat memberikan yang terbaik dalam rangka memajukan perpustakaan Balitek KSDA dan pengembangan profesi pustakawan,” ungkap Cici panggilan akrab pustakawan Balitek KSDA ini.

anigif_pustakawanCici mulai bergabung mengelola perpustakaan Balitek KSDA pada tahun 2008. Meskipun Cici adalah alumni Kehutanan (S1) tidak mematahkan semangatnya untuk terus tekun dan berkarya di bidang  yang sekarang digelutinya. “Asal kita berusaha, Allah pasti membantu semua kerja keras kita,” imbuhnya.

Pemilihan pemenang dipilih 10 besar dan selanjutnya disaring lagi menjadi 5 pemenang terbaik. Keempat juara lainnya adalah Mustang, S.Sos., M.Si – Juara II (Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Mulawarman), Maria Anna Raheni, S.Sos – Juara III (Balai Besar Litbang Ekosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD) Samarinda), Darto Pramono, A.Md – Harapan I (Perpustakaan SD Nasional KPS Balikpapan), dan Ahlidah, S.Ag., M.I.Kom – Harapan II (Perpustakaan IAIN Samarinda).

Proses seleksi dilakukan Selasa, 14 Juni 2016 (tes tertulis) dan Rabu, 15 Juni 2016 (tes wawancara). Lomba tahunan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dari pustakawan dan pustakawati di tingkat provinsi Kalimantan Timur.

Juara I pustakawan berprestasi tingkat provinsi selanjut direkomendasikan untuk mengikuti pemilihan pustakawan terbaik tingkat nasional. Selanjutnya jika lolos akan diikutkan dalam kompetensi Tingkat Regional Asia Tenggara seperti Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL). Bravo!!! ***ADS

Share Button