Workshop Sehari “Penggalian Isu Strategis Untuk Penyusunan Renstra Balitek KSDA 2020-2024”

Balitek KSDA difasilitasi oleh The Nature Conservancy (TNC) Indonesia menyelenggarakan workshop  sehari bertajuk “Penggalian Isu-isu Strategis untuk Penyusunan Renstra Balitek KSDA 2020-2024 (Kamis 03/05/18). Workshop ini sebagai upaya persiapan penyusunan Renstra Balitek KSDA periode 2020-2024 serta menjaring peluang kerjasama penelitian dengan para pihak di lingkup Kalimantan. Acara yang digelar di Hotel Selyca Mulia Samarinda ini dihadiri 24 orang peserta dari kalangan LSM, perusahaan swasta, dan forum lembaga lingkup Kalimantan.

“Hasil litbang selalu dikatakan penting untuk menjawab berbagai isu dan permasalahan. Namun realitanya dukungan penyediaan sumberdaya bagi kegiatan instansi litbang masih dinomorakhirkan. Bicara soal penelitian paling tidak diperlukan tiga sumberdaya yaitu personil peneliti, pendanaan dan waktu. Hal terakhir (waktu) merupakan variable yang paling berharga dan tidak bisa diulang. Dan oleh karenanya, workshop ini kami selenggarakan untuk mendapatkan masukan terkait isu-isu strategis terkini sehingga nantinya kegiatan penelitian yang kami lakukan benar-benar mampu menjawab kondisi permasalahan faktual di lapangan,” kata Kepala Balitek KSDA, Ahmad Gadang Pamungkas dalam sambutan pembukaannya.

Pada sesi pertama, diskusi dipandu oleh moderator dari TNC Indonesia Dr Neil Makinuddin dan sesi kedua dipandu oleh moderator Kepala Balitek KSDA. Neil menyampaikan “Paling tidak ada beberapa tema yang masih aktual sampai saat ini yaitu keanekaragamanhayati, perubahan iklim, ekonomi hijau, konflik sumberdaya alam, serta ekosistem danau dan sungai (pengelolaan DAS).”

Para pihak yang diundang terdiri dari lembaga maupun asosiasi lembaga. Adapun beberapa lembaga yang diundang dan hadir pada acara workshop kali ini antara lain : The Nature Conservancy Indonesia, World Wildlife Fund (WWF), The Wildlife Conservation Society (WCS), Global Green Growth Institute (GGGI), Ecositrop, Yayasan Konservasi Khatulistiwa (Yasiwa), Yayasan Palung, LSM Biosfer Manusia (Bioma), PT Pertamina RU V Balikpapan, PLN Kaltimra, PT Surya Hutani Jaya, PT Gunung Gajah Abadi, dll. Sedangkan peserta perwakilan  forum lembaga antara lain Forum Orangutan Indonesia (FORINA), Forum DAS Kaltim, Forum APHI, dan Forum Kepala Teknik Tambang (FKTT) Kaltim.

Ada beberapa isu penting yang muncul dalam workshop kali ini. Isu yang muncul di workshop ini beberapa di antaranya terkait dengan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan Balitek KSDA, yaitu isu orang utan, bekantan, buaya siam dan buaya badas hitam, reklamasi pasca tambang, serta pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial.

Sedangkan isu lain yang mengemuka dari para peserta workshop antara lain penelitian satwa gajah di Kalimantan, pesut Mahakam, dinamika kehati dan perubahan iklim, pengembangbiakan Badak Sumatera di Kaltim, ekonomi hijau, konsep perhutanan sosial dalam IPPKH tambang batubara, serta penanganan konflik sumberdaya alam.

Kegiatan ini merupakan workshop pertama dari rangkaian acara yang direncanakan dilaksanakan beberapa tahap. “Acara ini merupakan acara pertama dari rangkaian persiapan penyusunan Renstra Balitek KSDA. Minggu depan kita akan lanjutkan dengan pemantapan isu-isu yang sudah diperoleh hari ini dengan kembali mengundang  para pihak dari lingkup instansi pemerintah” ucap Tresina, S.Hut., M.Si, Kasi Program Evaluasi dan Kerjasama mengakhiri pembacaan rumusan workshop.

 

 

 

 

 

 

Share Button

216 Siswa SD Muhammadiyah 2 Samarinda Berkunjung ke Balitek KSDA

Balitek KSDA kembali menjadi tempat tujuan wisata edukasi bagi pelajar SD Muhammadiyah 2 Samarinda. Sebanyak 216 siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 2 Samarinda didampingi guru dan perwakilan wali murid berkunjung ke Balitek KSDA pada Kamis (15/02). Tujuan kunjungan ini untuk mengenalkan hutan dan memperdalam pemahaman para peserta didik terhadap pelajaran yang sudah mereka peroleh di sekolah khususnya IPA (sains), seperti disampaikan Baharil, Wakasek Bidang Kurikulum dalam sambutannya. Kunjungan pembelajaran di luar sekolah semacam ini merupakan agenda tahunan SD Muhammadiyah 2 Samarinda.

“Kami senang sekali adik-adik datang jauh dari Samarinda ke sini untuk belajar. Kami berupaya berbagi pengalaman dan memberikan wawasan kepada adik-adik sebagai generasi penerus supaya mencintai lingkungan dan alam, khususnya hutan Kalimantan.” kata Kepala Seksi Data Informasi dan Sarana Penelitian, Taufiqurrohman pada saat menyampaikan sambutan selamat datang. Menurut Taufiq, kunjungan SD Muhammadiyah 2 Samarinda sejauh ini adalah kunjungan ke Balitek KSDA dengan peserta terbanyak.

Sebelum berkunjung ke lapangan seluruh siswa mendapatkan pembekalan di Aula Balitek KSDA. Adapun materi kelas yang disampaikan kepada para siswa antara lain Profil Balitek KSDA, KHDTK Samboja, Herbarium Wanariset, dan Manfaat Hutan. Para siswa juga diajak untuk menyaksikan pemutaran video mengenai lingkungan, bermain games, serta acara pembagian doorprize.

Pada kesempatan ini, Balitek KSDA juga memilih dua orang siswa dari SD Muhammadiyah 2 sebagai Duta Konservasi Hutan Samboja. “Tugas Duta Konservasi Hutan Samboja adalah membantu menyebarkan dan menyampaikan informasi ke teman-teman di sekolah asal mereka tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan.” kata Suryanto, peneliti Balitek KSDA sekaligus penggagas Duta Konservasi ini.

Seusai mendapatkan materi dalam ruang, peserta dibagi menjadi enam kelompok menuju lokasi masing-masing. Di setiap lokasi para peserta diberikan materi berbeda yang dipandu oleh peneliti dan teknisi Balitek KSDA sesuai kepakarannya. Keenam materi tersebut antara lain pembuatan specimen di Herbarium, pembuatan bibit di Persemaian dan Arboretum, pengenalan tumbuhan berkhasiat obat Kalimantan di Trek Tri Joko Mulyono, pengenalan hutan alam di Trek Wartono Kadri, pengenalan hutan tanaman dan sumber benih di KM 7, serta pengenalan rehabilitasi orang utan di Sekolah Hutan Orangutan Research Center. Dengan pembagian kelompok ini, setiap siswa diharapkan mempunyai pengalaman yang berbeda dan bisa saling berbagi informasi di antara mereka. Acara diakhiri dengan penutupan dan foto bersama di Aula Balitek KSDA Samboja.

Share Button

Balitek KSDA ajak Mitra Bersih-bersih Sampah di KHDTK Samboja

Dalam rangka memperingati hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2018, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) Samboja dan mitra mengadakan kegiatan “Bersih-bersih Sampah di Km 1 s.d. 3 KHDTK Samboja” pada Jumat (23/02/18).

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WITA ini diikuti oleh pegawai Balitek KSDA, Yayasan Jejak Pulang, Forest Ranger, Penanggulangan Sampah Kelurahan Sungai Merdeka (Pussaka), Pelajar SMK Negeri I Samboja, dan Pelajar SMK I Penajam Paser Utara yang sedang magang di Balitek KSDA.

“Balitek KSDA ingin menggandeng mitra untuk ikut serta melakukan bersih-bersih sampah di KHDTK Samboja. Sampai Saat ini masih banyak dijumpai masyarakat yang membuang sampah rumah tangga ke kawasan KHDTK Samboja”, kata Pranoto, B.Sc. F, S.Hut Kasubbag Tata Usaha Balitek KSDA.

Selain itu Pranoto menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk membantu menjaga kebersihan hutan di KHDTK Samboja yang selama ini dilakukan oleh tim dari KHDTK Samboja.

Pada kegiatan ini tim Pussaka membantu dengan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan untuk kemudian ditampung di Lokasi Rencana Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Samboja yang merupakan lahan bekas tambang batubara Bukit Raya Coal Mining (BRCM) yang berlokasi di km 5 Jl. Samboja-Sepaku***ADS

 

 

Share Button

Menelisik Potensi KHDTK Samboja

Majalah Swara Samboja Vol VI/No. 3/Th. 2017 ini sengaja dikemas sebagai edisi khusus untuk mendokumentasikan keindahan KHDTK Samboja dan segala potensinya kepada para pembaca dengan tema “Menelisik Potensi KHDTK Samboja”.

Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Penelitian Samboja dengan luas 3054 hektar  menyimpan berbagai macam keanekaragaman hayati dan potensi wisata  di dalamnya.

Saat ini, wisata kekinian tengah menjadi trend di beberapa daerah di Indonesia. Tak mau ketinggalan, KHDTK Samboja juga tengah berbenah menggali potensi wisata yang dapat dikembangkan tanpa menghilangkan kelestarian hutan dan segala  isinya. Pembaca ingin tahu apa saja wisata kekinian yang ada di KHDTK Samboja?

Mengawali tema khusus ini pembaca diajak menelusuri keindahan KHDTK Samboja dalam tulisan pembuka “Wisata Kekinian di KHDTK Samboja” yang dipaparkan secara apik oleh Ulfah Karmila Sari, S.Hut  dan Ike Mediawati, S.Si.

Selanjutnya Tri Atmoko, S.Hut, M.Si akan menyajikan jenis satwa primata yang secara alami telah ada di KHDTK Samboja (owa kelawat, lutung merah, lutung kelabu, monyet beruk, monyet ekor panjang, bekantan), jenis yang dilepasliarkan (kukang) dan yang direhabilitasi (orangutan Kalimantan). Selengkapnya pembaca dapat menyimaknya dalam tulisan berjudul “Daya Tarik dan Jenis-jenis Satwa Primata di KHDTK Samboja”.

Berdasarkan penelitian Fitra Alhani, S.Hut, keanekaragaman jenis vegetasi pohon di KHDTK Samboja ditemukan 342 jenis dari 57 famili. Naskah selengkapnya dapat anda baca pada tulisannya yang berjudul  “Keanekaragaman Jenis Vegetasi Pohon di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja”.

Selanjutnya Syamsu E. Rinaldi, S.Hut dan Widyawati, S.Hut akan memaparkan serangkaian upaya-upaya pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar KHDTK Samboja dalam judul tulisan “Pengelolaan KHDTK Samboja: Pendekatan Masyarakat melalui Sosialisasi”.

“Persepsi Pelajar dan Para Pemangku Kepentingan terhadap Pengembangan KHDTK Samboja” yang ditulis Adi Surya, S.Hut, M.Si dan Suryanto, S.Hut, M.Si menjadi tulisan pamungkas edisi kali ini.

Pada rubrik Klik dapat kita simak pohon dan buah Dryobalanops lanceolata Burck yang didokumentasikan oleh Deny Adiputra, S.Hut.

Rubrik Sisipan menampilkan profil enam orangutan “siswa” sekolah hutan Samboja yang dikelola di Orangutan Research Center (ORC) kerjasama Balitek KSDA dengan BKSDA Kaltim dan Yayasan Jejak Pulang.

Rubrik Lintas Peristiwa kali ini menyajikan kegiatan Balitek KSDA antara lain “Pengukuhan Forest Ranger”, “Burung Hasil Selundupan Dilepasliarkan di KHDTK Hutan Penelitian Samboja”, “Sosialisasi Pencegahan Konflik antara Manusia dan Buaya Muara” dan “Balitek KSDA Dukung Rencana YAD Bangun Suaka Orangutan yang Tidak Dapat Dilepasliarkan di Alam Bebas”. Selamat Membaca!

Download majalah di sini

Share Button

“Lampu Kuning untuk Si Kuning?” tema utama Majalah Swara Samboja

Salam Konservasi,

“Lampu Kuning untuk Si Kuning?” menjadi tema utama Majalah Swara Samboja Vol VI/No. 2/Th 2017. Noorcahyati salah satu peneliti yang berkecimpung dalam penelitian tumbuhan berkhasiat obat mengajak kita mengenal akar kuning, mendalami potensi dan juga menelusuri keberadaannya di alam. Ketiga jenis akar kuning yang dibahas yakni Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr., Fibraurea tinctoria Lour., dan Arcangelisia flava (L.) Merr.

Selanjutnya Noorcahyati masih mengupas tentang morfologi dan habitat akar kuning dalam tulisan berjudul  “Menanti Upaya Konservasi Anggur Kuning” untuk melengkapi tema kita kali ini.

Pada rubrik artikel, tim peneliti Balitek KSDA telah melakukan pendokumentasian pengetahuan tumbuhan obat pada masyarakat Dayaq Benuaq, Dayak Meratus bahwa kotep memiliki khasiat obat. Khasiat apa saja yang dapat disembuhkan dengan kotep? Anda dapat membaca secara lengkap dalam tulisan Septina Asih Widuri yang membahas “Kotep (Melicope glabra): Etnofarmaka Kaliamantan yang Belum Termanfaatkan”.

Ardiyanto W. Nugroho selanjutnya akan membahas apa itu biochar dan potensi biochar. Naskah selengkapnya dapat anda baca pada tulisannya yang berjudul  “Mengenal Biochar dan Potensinya untuk Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batubara”.

Menutup  artikel edisi ini Adi Susilo peneliti dari Puslit Hutan akan menceriterakan “Rimbo Larangan Nagari Paru: Potret Perjuangan Masyarakat Sijunjung, Sumatera Barat dalam Melestarikan Hutan”.

Pada rubrik klik dapat kita simak buah akar kuning yang didokumentasikan di depan Trek Wartono Kadri.

Pada kesempatan ini Swara Samboja mengetengahkan profil ahli Herpetofauna di Indonesia, Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, MSi, yang akan berbagi pengalaman selama menekuni penelitian di bidang herpetofauna dan akan mengajak kita menelusuri tantangan dalam dunia herpetology Indonesia.

Rubrik Lintas peristiwa kali ini menyajikan kegiatan Balitek KSDA antara lain “Presstour BLI di Pusat Penelitian Orangutan Samboja”, Launching buku “Generic Names of Plant Species Stored at Herbarium Wanariset” dan “Kunjungan Charlie D. Heatubun (Ahli Palem Indonesia) di Herbarium Wanariset”. Selamat membaca!

Download majalah di sini

Share Button

Mencegah Konflik Antara Manusia dan Satwa Liar Buaya Muara

Balitek KSDA (Kenangan, 4/1/2018)_Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) bekerjasama dengan PT ITCI Kartika Utama, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) melakukan sosialisasi penanganan konflik antara manusia dan satwa liar buaya di Kenangan PT ITCI Kartika Utama (PT ITCI KU) (18/12/2017).

Pada Oktober 2017, terdapat laporan kejadian manusia dimakan Buaya Muara di kawasan Teluk Balikpapan. Tepatnya di antara desa Pantai Lango dengan desa Mentawir. Hal inilah yang mendorong diadakannya kegiatan sosialisasi tersebut.

Selain dihadiri staf BKSDA KALTIM dan BP2TKSDA, kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan desa di sekitar PT ITCI KU yaitu desa Telemow, Kelurahan Pemaluan, Kelurahan Maridan, dan Desa Binuang.

Sosialisasi ini dilakukan karena adanya fakta bahwa akhir-akhir ini di wilayah sekitar Teluk Balikpapan telah terjadi konflik antara  manusia dan satwa liar buaya muara. Hal tersebut disebabkan oleh  persaingan atau perebutan ruang antara buaya dan manusia, perebutan pakan, dan pertumbuhan populasi manusia yang cepat, kata Dr Ishak Yassir. Hal ini dibenarkan oleh Leo Husker, seorang pemerhati satwa liar asal Belanda yang juga berkesempatan hadir dalam acara tersebut.

Kawasan Teluk Balikpapan, merupakan suatu kawasan yang berada di Kota Balikpapan dan Kab. Penajam Paser Utara. Di kawasan Teluk Balikpapan memiliki keanekaragaman yang unik, terutama faunanya, bukan hanya sebagai habitat Bekantan karena didominasi vegetasi Mangrove, tapi juga terdapat Buaya Muara.

Bapak Dadang Suryana dari Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur yang hadir sebagai narasumber utama menjelaskan konflik buaya dan manusia di Indonesia bisa dikatakan cukup parah dan telah menimbulkan banyak korban. Beliau berbagi pengalamannya bersama pihak BKSDA NTT dalam penanganan satwa liar khususnya buaya.

Menurut beliau, BKSDA NTT telah memiliki data base terkait konflik buaya dan manusia seperti nama korban, tanggal kejadian, lokasi. Data tentang aktivitas manusia ketika diserang buaya juga dicatat sehingga dapat disusun upaya pencegahan dengan tepat.

Hal tersebut juga perlu dilakukan tim BKSDA Kaltim dengan dibantu masyarakat setempat. Selain itu, Pak Dadang juga menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan agar konflik antara manusia dengan buaya dapat diminimalisir dan manusia dapat hidup harmonis bersama buaya.

Pengalaman-pengalaman yang diberikan Bapak Dadang Suryana tersebut, setidaknya dapat memberikan informasi tambahan bukan hanya ke tim BKSDA Kaltim dan Balitek KSDA Samboja saja, tetapi juga memberikan pengetahuan ke masyarakat setempat bagaimana hidup aman dengan buaya***IKE&ULFAH

Share Button