45 Burung Sitaan Dilepasliarkan di KHDTK Hutan Penelitian Samboja

Balitek KSDA (Samboja, 3 Desember 2019)_Sebanyak 45 ekor burung sitaan dilepasliarkan di km 4 KHDTK Hutan Penelitian Samboja oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan Stasiun Karantina Kelas I Samarinda pada 20 November 2019.

Burung yang dilepasliarkan yaitu Beo (25 ekor), Cucak Ijo (6 ekor), Kolibri Ninja (5 ekor), Pelatuk (4 ekor) dan Murai Batu (5 ekor). Berdasarkan keterangan drh. Pradipta Hendra Saputra, Koordinator Karantina Hewan dari Stasiun Karantina Kelas I Samarinda, sejumlah 45 ekor burung tersebut merupakan hasil sitaan Stasiun Karantina Kelas I Samarinda pada (17/11/2019) di KLM Tanjung Manis yang akan memberangkatkan penumpang dari Samarinda ke Sulawesi. “Kami menemukan burung tersebut dalam sepuluh kotak”, imbuh Hendra.

Taufiqurrohman, S.Hut, MPA Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian Balitek KSDA menyambut baik kegiatan pelepasliaran ini. “Balitek KSDA dengan senang hati bersedia menjadi lokasi pelespasliaran burung ini karena berguna untuk menambah potensi satwa di KHDTK Hutan Penelitian Samboja. Selain itu kawasan KHDTK juga terkoneksi dengan kawasan hutan yang lebih luas yaitu Bukit Soeharto. Harapan kami juga dapat menjadi objek penelitian bagi peneliti maupun teknisi litkayasa di Balitek KSDA”, kata Taufiq.

Sedangkan Jono Adiputro, S.Hut, PEH Pertama BKSDA Kalimantan Timur menegaskan bahwa kegiatan pelepasliaran ini merupakan sebuah langkah pelestarian satwa untuk kembali ke alamnya. Satwa yang disita oleh badan karantina akan segera dilepasliarkan ke hutan kembali, agar burung tersebut dapat melanjutkan kehidupannya di alam.

Kegiatan pelepasliaran ini juga didampingi oleh Nanang Riana, Pengelola KHDTK Hutan Penelitian Samboja, Yustinus Iriyanto, S.Hut dan drh. Amir Ma’ruf sebagai saksi.

Sebelumnya, tepatnya pada tanggal 7 November 2019 BKSDA Kaltim SKW II Tenggarong bekerja sama dengan Balitek KSDA juga melakukan pelepasliaran satwa binturong (Arctictis binturong) di Trek Wartono Kadri hasil serahan warga di Kutai Barat. Satwa sejenis musang ini termasuk satwa dilindungi di Indonesia. Binatang beraroma pandan ini termasuk kategori rentan (Vulnerable) dalam IUCN Redlist dan masuk daftar Appendix III CITES.

Share Button

Perluas Jangkauan Publikasi, Balitek KSDA Sosialisasikan One Code WAN Data

Balitek KSDA (29 November 2019) – Balitek KSDA terus berupaya untuk melakukan penyebarluasan data dan informasi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah mereka lakukan. Pada Jumat, 29 November 2019 lalu, Balitek KSDA mengadakan sosialisasi One Code WAN Data dengan mengundang sejumlah mitra terkait.

“One Code WAN Data ialah inovasi untuk optimalisasi penyebarluasan data dan informasi e-herbarium dengan mengadopsi teknologi QR Code (Quick Response Code). QR Code nantinya dapat digunakan sebagai pengganti plang nama pohon konvensional, karena mampu memuat informasi yang lengkap dengan biaya cetak murah. Dengan memindai QR Code pada tumbuhan di lapangan menggunakan smartphone, masyarakat dapat memperoleh informasi jenis tumbuhan tersebut secara online,” Kepala Seksi Data Informasi dan Sarana Penelitian, Taufiqurrohman menjelaskan konsep propernya kepada para tamu.

Sebagaimana dijelaskan Taufiqurrohman, secara teknis One Code WAN Data akan dipasang pada tumbuhan-tumbuhan di lokasi publik yang ditargetkan seperti di taman nasional, kebun raya, hutan wisata, KHDTK, dan lain-lain. One Code WAN Data berarti setiap jenis tumbuhan akan mempunyai QR Code yang unik dan akan terkoneksi dengan informasi yang telah ada di website herbarium-wanariset.or.id. WAN sendiri merupakan akronim Herbarium Wanariset yang terdaftar di Index Herbariorum di New York Botanical Garden (NYBG).

“Meskipun memiliki potensi data dan informasi yang kaya, akan tetapi penyebarluasan maupun pemanfaatan data dan informasi Herbarium tersebut masih belum optimal,” terang Taufiq terkait latar belakang proyek ini. Sebagaimana  diketahui, jumlah specimen yang telah dikoleksi oleh Herbarium Wanariset sebanyak 20.129 lembar koleksi dari 213 family, 1156 genus, 3.699 species tumbuhan. Sebagian besar koleksi berasal dari pulau Kalimantan, dan sebagian lainnya dari Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, bahkan Malaysia dan Brunei Darussalam.

 

“Kami membuka kesempatan bagi para mitra untuk ikut serta mengaplikasikan One Code WAN Data ini di lokasi masing-masing, karena kami ingin mengubah tembok penelitian dan pengembangan menjadi kolam ilmu pengetahuan,” demikian disampaikan Kepala Balitek KSDA, Dr. Ishak Yassir, S.Hut., M.Si membuka tawaran kepada para mitra.

“Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang cepat, kami tidak ingin ketinggalan dan ingin juga memanfaatkan hal tersebut untuk mendukung publikasi dan diseminasi hasil-hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah kami lakukan. Salah satunya ialah dengan membangun website herbarium (e-herbarium) dan One Code WAN Data ini,” lanjut Ishak Yassir.

Seusai sosialisasi, Balitek KSDA melakukan penyerahan One Code WAN Data secara simbolis kepada dua orang perwakilan mitra yaitu dari Balai Taman Nasional Kutai dan Balai Diklat LHK Samarinda untuk kemudian dipasang di lokasi masing-masing. Para mitra yang hadir juga diajak untuk mengunjungi dan melihat langsung koleksi spesimen Herbarium Wanariset.

Para mitra mengapresiasi upaya Balitek KSDA ini. Salah satunya Manajer Unit Wisata Canopy Bridge Bukit Bangkirai, Tamrin mengaku tertarik untuk mengaplikasikan One Code WAN Data ini di lokasi trek wisata alam yang dikelolanya. Demikian juga dengan Balai Taman Nasional Kutai  (BTN Kutai) yang telah terlebih dulu meminta Balitek KSDA memasang QR Code di lokasi wisata alam TN Kutai.

“Kami akan memasang One Code WAN Data ini di lokasi-lokasi wisata kami seperti di Bontang Mangrove Park, Sangkima, dan Prevab. QR Code ini akan sangat membantu kami dalam memberikan informasi kepada pengunjung terkait jenis-jenis tumbuhan yang ditemui di lapangan. Selain itu, pemasangan One Code WAN Data ini sangat mendukung TN Kutai yang sedang bersiap menjadi tuan rumah peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) pada 2020 nanti,” demikian disampaikan Siswadi, S.Hut. M.Ec.Dev. MA, Kasubbag Tata Usaha BTN Kutai pada kesempatan terpisah.

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam dari Politeknik Balikpapan (HIMPA Poltekba), Okta Amelia menyampaikan, “One Code WAN Data ini cukup efektif sebagai sarana edukasi bagi mahasiswa seperti kami untuk mengenal jenis-jenis tumbuhan yang ada di lapangan”.

Okta dan kawan-kawannya dari HIMPA Poltekba berkesempatan melakukan ujicoba scanning QR code yang telah terpasang pada tumbuhan berkhasiat obat di Trek Tri Joko Mulyono KHDTK Samboja pada Sabtu, 30 November 2019. Selain di KHDTK Samboja, One Code WAN Data juga telah dipasang di Education Forest milik PT ITCI Kartika Utama, Sepaku dan Taman Nasional Kutai, Kutai Timur.

Share Button

Menambah Koleksi, Herbarium Wanariset Melakukan Eksplorasi Tumbuhan di PT ITCIKU

Balitek KSDA (Samboja, 20 November 2019). Untuk mengumpulkan data flora Kalimantan serta menambah jumlah koleksi spesimen, tim Herbarium Wanariset Balitek KSDA kembali melakukan kegiatan eksplorasi ke lapangan. Kali ini, lokasi tujuan eksplorasi adalah area kerja PT International Timber Corporation Indonesia Kartika Utama (PT ITCIKU) di Kabupaten Penajam Paser Utara. Kegiatan dilaksanakan selama 8 hari (5 s.d. 13 November 2019).

Sebelum melakukan kegiatan eksplorasi, tim melakukan briefing dengan Manajemen PT ITCIKU, Subrata  (Manager Human Resource & General Affairs), Erika (Assisten Manager Ekowisata), Sikhun dan Rina (staff ekowisata) di Ruang Rapat Rimba Room PT ITCIKU. Pada kesempatan ini, Kepala Seksi Data Informasi dan Sarana Penelitian Balitek KSDA, Taufiqurrohman menyampaikan perkenalan tim eksplorasi Herbarium Wanariset dan rencana pelaksanaan kegiatan eksplorasi di lapangan.

“Tim yang akan ke lapangan sebanyak delapan orang terdiri dari satu orang peneliti, enam orang teknisi serta satu orang staf pengelola sarana penelitian. Tim terbagi menjadi dua yaitu ke arah daratan di area kerja PT ITCIKU dan ke arah Teluk Balikpapan”, demikian disampaikan Taufiq kepada manajemen PT ITCIKU. Kedelapan anggota tim eksplorasi herbarium antara lain Bina Swasta Sitepu (peneliti sekaligus ketua tim), Zainal Arifin, Priyono, Yusub Wibisono, Mira Kumala Ningsih, Iman Suharja, Dwi Wahyu Mentari, dan Nanda Farhazakia.

Tak lupa, Taufiq juga menyampaikan permohonan izin pelaksanaan kegiatan eksplorasi serta permohonan dukungan bagi tim selama melakukan kegiatan eksplorasi di lapangan. “Kami juga memohon support dan bantuan dari PT ITCIKU untuk menunjang pelaksanaan kegiatan eksplorasi di lapangan”, imbuhnya.

PT ITCIKU melalui Manager HR&GA, Subrata menyambut positif rencana pelaksanaan kegiatan tersebut dan siap memberikan dukungan. “ Kami siap membantu kegiatan teman-teman dari Balitek KSDA selama di sini. Kami telah menyiapkan asrama, transportasi serta personil yang akan mendampingi di lapangan”, kata Subrata.

“Ke depan, ITCIKU juga berharap dapat dibantu oleh Balitek KSDA untuk melakukan identifikasi jenis-jenis tumbuhan yang ada di hutan kami terkait kegiatan IHMB (Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala)”, imbuh Subrata.

Hal ini disambut dengan terbuka oleh Taufiq “Kami siap membantu untuk identifikasi jenis tumbuhan bagi siapapun, apalagi untuk PT ITCIKU yang telah terjalin hubungan kerja yang erat dengan Balitek KSDA”.

Share Button

Sosialisasi Perlindungan dan Pengamanan Hutan, serta Rencana Pembentukan Masyarakat Mitra Polhut (MMP)

Balitek KSDA_(Samboja, 7 November 2019). Sebanyak 30 orang masyarakat sekitar Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang berada di Kecamatan Samboja mengikuti kegiatan Sosialisasi Perlindungan dan Pengamanan Hutan dan Rencana Pembentukan Masyarakat Mitra Polhut (MMP). Kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan oleh UPTD Tahura Bukit Soeharto bertempat di Aula Balitek KSDA pada Sabtu, 26 Oktober 2019.

Narasumber pertama acara tersebut yaitu Mujiono, S.Hut., Polhut Muda dari Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK (Balai Gakkum) Wilayah Kalimantan. Mujiono menyampaikan materi tentang upaya perlindungan dan pengamanan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan.

“Kegiatan pengamanan hutan dilakukan dengan cara pre-emtif, preventif, dan represif. Preemtif artinya upaya untuk menutup niat tindak pidana (lingkungan hidup dan kehutanan-red). Preventif ialah upaya menutup kesempatan tindak pidana, sedang represif artinya menekan atau menghentikan tindak pidana.” demikian disampaikan oleh Mujiono.

Narasumber kedua Kristiono, S.Hut., M.Si dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur menyampaikan materi Rencana Pembentukan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) “Masyarakat Mitra Polhut adalah kelompok masyarakat sekitar hutan yang membantu Polhut dalam melaksanakan perlindungan hutan di bawah koordinasi pembinaan dan pengawasan Instansi Pembina. Instansi Pembina yang dimaksud adalah instansi kehutanan pusat dan daerah yang membidangi perlindungan hutan.”

Kristiono juga menyampaikan kedudukan, tata cara dan proses pembentukan MMP, tugas MMP, fasilitasi dari instansi pendamping, organisasi dan keanggotaan, persyaratan keanggotaan berdasarkan Permenhut No P.56/Menhut-II/2014 tentang Masyarakat Mitra Polhut.

Disampaikan Kristiono, keikutsertaan MMP dalam perlindungan hutan dapat dilakukan dalam bentuk antara lain: membantu Polhut dalam mengamankan sarpras perlindungan hutan; melakukan patroli bersama Polhut; membantu sosialisasi informasi kehutanan; melaporkan kepada Polhut adanya indikasi gangguan keamanan hutan; dan dapat menangkap tersangka tindak pidana kehutanan dalam hal tertangkap tangan.

Dalam sambutannya, Taufiqurrohman S.Hut., MPA, Kasi Data Informasi Balitek KSDA menyampaikan apresiasi dan harapan terhadap pelaksanaan kegiatan ini. “Kami berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi dan rencana pembentukan Masyarakat Mitra Polhut yang diinisiasi oleh UPTD Tahura Bukit Soeharto ini, dapat membantu upaya perlindungan dan pengamanan Kawasan Tahura, terutama KHDTK Samboja.” ungkap Taufiq.

Turut hadir pada acara tersebut yaitu Camat Samboja, Lurah Sungai Merdeka, Babinsa Sungai Merdeka, Babinkamtibmas Sungai Merdeka, dan Ketua Yayasan Jejak Pulang.(TR)

Share Button

Biro Perencanaan Lakukan Evaluasi Kerjasama Dalam Negeri lingkup Balitek KSDA

Balitek KSDA (Samboja, 4 November 2019). Dalam rangka melakukan evaluasi kerjasama dalam negeri lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Biro Perencanaan melakukan sampling ke beberapa kegiatan kerjasama, salah satunya di Balitek KSDA. Pada 16-19 Oktober 2019 tersebut, tim Biro Perencanaan didampingi oleh tim Sub Bagian Kerjasama Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK mengunjungi Orangutan Research Center (ORC) dan Kebun Raya Balikpapan.

ORC yang merupakan kerjasama tiga pihak antara BKSDA Kaltim, Balitek KSDA dan Yayasan Jejak Pulang. Kegiatan utama ORC yaitu melakukan upaya rehabiltasi dan reintroduksi orangutan, kegiatan penelitian terkait rehabilitasi orangutan, dan pendidikan konservasi. Dalam acara diskusi di ruang rapat Balitek KSDA, hadir pula Kepala BKSDA Kaltim dan staf serta Ketua Yayasan Jejak Pulang. Paparan dan diskusi membahas mengenai capaian outcome, harapan, tantangan dan kendala dalam pelaksanaan kerjasama dalam kerangka ORC. Acara dilanjutkan dengan kunjungan ke lokasi sekolah hutan Orang utan di KHDTK Samboja.

Setelah berkunjung di Sekolah Hutan, tim evaluasi didampingi oleh Kepala Balitek KSDA dan Kepala Seksi Data Informasi dan Sarana Penelitian melanjutkan perjalanan ke Kebun Raya Balikpapan. Ditemui langsung Arrizal Rahman, Kepala UPTD Kebun Raya Balikpapan, tim melakukan diskusi progres dan capaian kerjasama antara BAlitek KSDA dan UPTD Kebun Raya Balikpapan.

Kepala Balitek KSDA menyambut baik dan menyampaikan rasa terimakasih atas kepercayaan BLI memilih Balitek KSDA sebagai lokasi evaluasi. Kepala Balai juga menyampaikan pilar-pilar kerjasama yang selalu dikedepankan dalam setiap kerjasama Balitek KSDA. “Kami selalu berpegang pada empat pilar kerjasama yaitu mutual trust, mutual respect, mutual transparency, dan terakhir adalah mutual benefit. Mutual benefit menjadi pilar terakhir karena hal itu tidak akan tercapai tanpa adanya trust dan respect dari para pihak yang bekerjasama.” kata Ishak Yassir.

Share Button

Peneliti Balitek KSDA Menjadi Pembicara dalam Bimtek Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Provinsi Kalimantan Timur

Balitek KSDA (Samboja, 31 Oktober 2019)_Dua peneliti Balitek KSDA, Bina Swasta Sitepu, S.Hut, MS dan Mukhlisi, S.Si, M.Si menjadi pembicara dalam Bimbingan Teknis (BIMTEK) Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati Provinsi Kalimantan Timur Berdasarkan Nilai-nilai Ekosistem Esensial (KEE). Kegiatan bimtek ini diadakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur di Hotel Zurich Balikpapan pada 23 s.d. 24 Oktober 2019.

Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari 24 orang dari IUPHHK-HA/HT, dua orang dari KPHP(KPHP Bongan dan Kendilo), satu orang dari Dinas Kehutanan (Bidang PKSDAE), satu orang dari Dinas Perkebunan, satu orang dari Dinas Lingkungan Hidup dan satu orang dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian. Materi yang disampaikan adalah “Pengenalan Metode Identifikasi Kualitas Hutan – Analisa Vegetasi Hutan” dan “Teknik Survey dan Identifikasi Satwa Liar”.

Dalam bimtek ini Bina Swasta Sitepu menyampaikan materi “Pengenalan Metode Identifikasi Kualitas Hutan – Analisa Vegetasi Hutan”. Dalam materi ini disampaikan antara lain Identifikasi Kualitas Hutan melalui Analisa Vegetasi. Untuk mendukung materi tersebut di atas juga disampaikan materi Determinasi Tumbuhan (Tahapan Determinasi, Metode Determinasi) sebagai pendukung kegiatan Analisa Vegetasi.

“Dengan mengetahui nilai-nilai indeks pada analisa vegetasi, kita bisa memberikan gambaran kondisi ekosistem hutan untuk penilaian kualitas hutan dan didukung oleh informasi ekologi jenis”, kata Bina. Dalam bimtek ini, peserta secara berkelompok melakukan praktik penghitungan indeks nilai penting (INP), Indeks Keragaman jenis, dan Indeks Kemerataan jenis dengan menggunakan data lapangan yang telah disiapkan oleh panitia.

Selanjutnya, Mukhlisi menyampaikan materi “Teknik Survei dan Identifikasi Satwa Liar”. Dalam paparannya Mukhlisi menjelaskan jenis satwa liar dilindungi di Indonesia, Prinsip Pengelolaan dan peran penting satwa liar dalam mempertahankan stabilitas Ekosistem, Teknik identifikasi jenis dan pengumpulan data satwa liar (Mamalia dan Burung), dan teknik pengambilan data sekunder melalui wawancara.

“Dengan mengetahui jenis dan komposisi satwa liar pada ekosistem, dan dikaitkan dengan analisa vegetasi, kita bisa menggambarkan kondisi ekosistem hutan serta peran penting satwa liar dalam menjaga kualitas hutan”, jelas Mukhlisi.

Sebagai informasi, kegiatan bimtek ini dilakukan dalam upaya peningkatan kapasitas unit pengelola hutan di tingkat tapak untuk menghasilkan pengelolaan sumber daya alam terutama hutan dan keanekaragaman hayati yang memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan manusia. Hal ini perlu dilakukan mengingat Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia yang memiliki hutan hujan tropis beserta ekosistemnya yang penting bagi masyarakat di sekitarnya.

Selain itu, prinsip pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati yang memperhatikan nilai-nilai esensial menjadi penting untuk diinternalisasi ke dalam setiap aspek pengelolaannya, terutama oleh unit pengelolaan hutan produksi maupun kesatuan pengelolaan hutan yang menjadi ujung tombak pengelolaan kawasan hutan di tingkat tapak.

Untuk menciptakan dan meningkatkan manfaat pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang mengembangkan konsep pengelolaan kawasan bernilai penting atau yang disebut dengan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE), yaitu kawasan yang secara lanskap memiliki fungsi ekologis tinggi, namun berada di luar kawasan konservasi. Diharapkan KEE mampu mengintegrasikan fungsi konservasi keanekaragaman hayati sekaligus fungsi ekonomi yang dimiliki melalui penerapan Best Management Practices (BMP). ***

Share Button