Majalah Swara Samboja Vol VIII No 2 Th 2019

Salam Konservasi,

Pengelolaan keanekaragaman hayati oleh masyarakat adat di Pulau Kalimantan dilakukan melalui penerapan hukum adat maupun norma sosial dan budayanya. Pengelolaan hutan adat Tana Pera merupakan salah satu upaya masyarakat untuk melindungi keanekaragaman hayati pada areal hutan di sekitar Kampung Laham, Kabupaten Mahakam Hulu, Provinsi Kalimantan Timur. Untuk mendukung pengelolaan hutan adat di Tana Pera, kajian potensi flora, fauna dan sosial dilakukan oleh masyarakat adat Laham bersama tim peneliti Balitek KSDA dan lembaga pendamping. Hasil kajian dituangkan pada Majalah Swara Samboja edisi khusus kali ini dengan tema “Menelisik Hutan Adat Tana Pera”.

Bina Swasta Sitepu akan mengawali dengan kajian potensi flora dan catatan baru 2 (dua) individu tumbuhan Hutan Adat Tana Pera yang belum pernah ditemukan di wilayah hulu sungai Mahakam, yaitu Etlingera pyramidosphaera dan Merrillia caloxylon dalam tulisan “Struktur dan Vegetasi Hutan Adat Tana Pera”.

Selanjutnya, Mukhlisi akan membagikan hasil survei jenis-jenis Kelelawar (Chiroptera) dan bagaimana peranannya bagi Hutan Adat Tana Pera dalam tulisan berjudul “Mencari Chiroptera di Ujung Tana Pera”.

Berdasarkan survei herpetofauna di sekitar kawasan Hutan Adat Tana Pera berhasil diidentifikasi 41 spesies herpetofauna yang  dari 2 (dua) kelas yaitu Amfibi dan Reptil. Jenis-jenis apa saja yang ditemukan? selengkapnya dapat disimak dalam tulisan berjudul “Kekayaan Herpetofauna di Tana Pera Laham, dari A sampai Z”  yang ditulis oleh Teguh Muslim.

Tak hanya potensi di kawasan hutan, Tri Sayektinigsih juga membahas mengapa masyarakat kampung Laham membentuk Hutan Adat Tana Pera dalam tulisan “Tana Pera: Wujud Kepedulian Masyarakat Laham untuk Melindungi Hutan Di Sekitarnya”. Dalam artikel ini, Tri akan memaparkan kondisi sosial masyarakat, persepsi masyarakat Laham terhadap Tana Pera serta Hutan Sekitarnya, dan pelajaran apa yang dapat dipetik dari upaya masyarakat Laham dalam membangun Hutan Adat Tana Pera.

Dalam rubrik Artikel, Chandra Boer menyampaikan gagasannya tentang pembangunan Taman Buru (Hunting Park) di Kalimantan Timur dalam artikel berjudul “A concept of Developing Hunting Park in East Kalimantan”. Tidak hanya berkonsep pengelolaan SDA, khususnya satwa, namun juga peluang ekonomis bagi masyarakat sekitar.

Pada edisi ini, Swara Samboja mengetengahkan sosok inspiratif yaitu Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc yang sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) KLHK. Beliau akan berbagi pengalaman dalam upaya membawa BLI berkiprah di kancah internasional.

Pembaca kami yang budiman, akhir kata, selamat membaca dan salam hangat.

Link: https://balitek-ksda.or.id/wp-content/uploads/2020/01/Majalah-Swara-Samboja-Vol-VIII-No-2-Th-2019.pdf

Share Button