Peresmian Trek Henry Bastaman, Penandatanganan Prasasti Pusat Penelitian Orangutan dan Kerjasama Balitek KSDA dengan Para Pihak

“Trek Henry Bastaman didedikasikan kepada Kepala Badan Litbang dan Inovasi atas kepedulian besar beliau terhadap Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Penelitian Samboja”, kata Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si kepala Balitek KSDA dalam sambutan peresmian Trek Henry Bastaman (6/3). Trek Henry Bastaman memiliki panjang + 1375 m dan terletak di KHDTK Hutan Penelitian Samboja.

Trek Henry Bastaman melalui beberapa plot penelitian diantaranya ASDG Tengkawang dan Shorea ovalis, plot gaharu, plot meranti, plot ulin, plot tanaman kerdil dll.

Gadang menjelaskan bahwa tujuan pembangunan trek adalah sebagai salah satu strategi pengelolaan KHDTK terutama pengamanan kawasan dengan menunjukkan bukti adanya aktivitas dan kehadiran balai di dalam kawasan.

“Yang terpenting bukanlah penamaan trek ini, namun lebih daripada itu adalah kemanfaatan yang bisa diberikan dengan adanya trek ini seperti peran trek bagi pengelolan KHDTK, edukasi dan terutama kegiatan penelitian”, kata Kabadan dalam sambutan singkatnya sebelum prosesi gunting pita.
Karena cuaca yang tidak mendukung (hujan) yang mengakibatkan kondisi trek sangat licin, Kabadan masuk ke dalam track sekitar 50 meter sambil berbincang dengan Kabalai, Kasi Data, Informasi dan Sarana Penelitian dan Pengelola KHDTK untuk kemudian bergegas melakukan penanaman pohon.

Kabadan dan Kepala Balai menanam pohon agathis borneensis di kanan dan kiri gerbang masuk trek. Diharapkan kedua pohon tersebut bisa menjadi pohon agathis “kembar” sebagai penanda pintu masuk trek kedepannya.

Ada akhir kunjungan di KHDTK Samboja, kabadan melakukan foto bersama pegawai Balitek KSDA dan mengungkapkan keinginannya untuk kembali berkunjung ke KHDTK Samboja untuk menapaki trek dan juga melakukan wildlife photo hunting yang menjadi kegemarannya.


Pada kunjungan kerja kali ini Kabadan juga melakukan penandatanganan  prasasti yang akan disematkan pada monumen patung orangutan warisan Will Smith pendiri Herbarium Wanariset dan Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Patung ini diletakkan di halaman kantor Balitek KSDA sebagai tanda peresmian Balitek KSDA sebagai Pusat Penelitian Orangutan (Orangutan Research Center).
Dalam mendukung upaya konservasi sumber daya alam, Kabadan juga melakukan penandatangan Mou Kerja sama Balitek KSDA dengan berbagai pihak. Kerja sama tersebut antara lain :

  1. Konservasi dan Penelitian Orangutan Beserta Habitatnya (Kerja sama Balitek KSDA dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan Yayasan Jejak Pulang).
  2. Penelitian, Pengembangan, dan Pendidikan dalam Bidang Tumbuhan Obat (Kerja sama Balitek KSDA dengan Akademi Farmasi Samarinda).
  3. Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Gunung Sepuluh Timur Wana Patra Lestari sebagai Area Konservasi Flora dan Fauna Situs Sejarah Sumur Mathilda (Kerja sama Balitek KSDA dengan Pertamina Refinery Unit V Balikpapan).

“Kerja sama Konservasi dan Penelitian Orangutan Beserta Habitatnya dilakukan untuk mendukung upaya perlindungan orangutan beserta habitatnya, mendukung upaya penyelamatan rehabilitasi, reintroduksi dan pelepasliaran orangutan di wilayah kerja BKSDA Kalimantan Timur, selain itu untuk memperoleh paket ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi orangutan beserta habitatnya”, kata Fransisca Emilia, S.Hut, M.Si bagian Kerjasama Balitek KSDA.

Sedangkan untuk Penelitian, Pengembangan dan Pendidikan dalam Bidang Tumbuhan Obat, Sisca menegaskan bahwa kerja sama ini dilakukan untuk mendukung penelitian, pengembangan dan pendidikan dalam bidang tumbuhan obat dengan ruang lingkup penelitian dan pengembangan tumbuhan obat dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia antar kedua lembaga.

“Kerja sama dengan Pertamina dilakukan untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan Hutan Gunung Sepuluh Timur Wana Patra Lestari sebagai ara konservasi flora dan fauna situs sejarah Sumur Mathilda. Kerja sama ini diawali dengan identifikasi kondisi dan potensi flora, fauna dan sosial budaya situs sejarah Sumur Mathilda di area konservasi Revinery Unit (RU) V, interpretasi lingkungan di area konservasi RU V, program konservasi alam, dan publikasi hasil penelitian, jelas Sisca.

Dalam kunjungan kali ini Kabadan juga melakukan pembinaan pegawai Balitek KSDA dan kunjungan di Herbarium Wanariset Samboja***ADS

Share Button