Forest Corner Bandara untuk Diseminasi Hasil Penelitian
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan sebagai gerbang masuk Kalimantan Timur memiliki Forest Corner, sebuah pojok yang menampilkan informasi kehutanan. Untuk memperkuatnya, Wahyu Widhi Hernata, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur berharap Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) dapat berpartisipasi menampilkan hasil-hasil penelitiannya.
Undangan tersebut disampaikan dalam kujungan kerja Kepala Balitek KSDA beserta peneliti ke kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, Senin (1/8).
“Balitek KSDA sudah siap dengan materi pubikasi yang didesain menarik. Buku-buku ilmiah populer, majalah Swara Samboja, poster, dan leaflet yang cukup informatif,” ujar Ahmad Gadang Pamungkas, Kepala Balitek KSDA, menyambut baik undangan tersebut.
Wahyu menegaskan bahwa untuk membangkitkan sektor kehutanan Kalimantan Timur yang sedang terpuruk, semua pihak harus bersinergi. Bekerja bersama-sama dalam satu koridor dan saling menguatkan.
“Pemerintah, LSM, dan swasta harus saling mendukung. Pembangunan kehutanan tidak boleh terpaku dengan APBN dan APBD saja, tetapi dapat bekerja sama dengan pihak ketiga dalam koridor yang benar,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut dibahas pula berbagai permasalahan kehutanan, terutama yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Balitek KSDA untuk mendukung sektor kehutanan Kalimantan Timur. Beberapa diantaranya mengenai cover crop lahan tambang, konservasi badak sumatera, SOP tanggap bencana kolam bekas tambang, sanctuary orangutan, konservasi bekantan Sungai Hitam, serta Tahura Bukit Suharto.
Wahyu mengapresiasi kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan Balitek KSDA. Pihaknya akan mendukung sepenuhnya dan akan berperan sebagai katalisator sehingga hasil-hasil penelitian tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan untuk revitalisasi hutan dan kehutanan Kalimantan Timur.
Mengenai konservasi bekantan di Sungai Hitam, ia berpendapat bahwa akan sangat menarik apabila Balitek KSDA bersama Pemkab Kutai Kartanegara berhasil mengembangkan ekowisata. “Para turis rela membayar tinggi untuk dapat melihat bekantan di habitat alaminya. Dan masyarakat setempat bisa mendapatkan uang segar untuk meningkatkan perekonomian,” katanya.
Khusus mengenai Tahura Bukit Suharto, Wahyu menyatakan bahwa permasalahan okupasi lahan di kawasan tersebut sangat serius dan memerlukan penanganan komprehensif. “Saat ini sedang digodog perencanaan pengelolaan Tahura Bukit Suharto dengan zonasi atau blok-blok. Nantinya blok-blok tersebut akan dikelola oleh berbagai pihak yang berkomitmen membangun kembali hutan Tahura,” ungkapnya.
Diskusi berlanjut dengan membahas berbagai permasalahan kehutanan lainnya. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dan Balitek KSDA sepakat untuk berkolaborasi. Dan sebagai apresiasi, Wahyu menawari peneliti Balitek KSDA untuk memanfaatkan beasiswa daerah Kaltim Cemerlang.***emilf