Diskusi: Perspektif Stakeholder terhadap Landscape Governance
BPTKSDA Samboja (Samboja, 20 Juni 2012)_Saat ini, pendekatan lansekap semakin berkembang dalam studi dan penelitian yang melibatkan berbagai stakeholder dalam pengelolaannya. Terkait dengan itu, dalam kesempatan diskusi di Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA), Samboja (Balitek), Fenneke Willemien Brascamp, peneliti dari Wageningen University mempresentasikan rencana penelitiannya yang berjudul “Research on Landscape Governance of Coal Mining Areas In East Kalimantan”.
Diskusi yang dilaksanakan di Ruang Rapat Balitek Samboja pada 20 Juni 2012 dimoderatori oleh Antun Puspanti, M.Sc, dengan peserta para peneliti, teknisi dan pengurus Tropenbos. Fenneke yang juga ikut berpartisipasi dalam English Club Balitek KSDA ini memfokuskan pada lansekap governance dan restorasinya pada areal bekas tambang di Kalimantan Timur.
Menurut Fenneke lansekap governance adalah konsep yang tidak sederhana untuk dijelaskan. Hanya saja untuk keperluan riset ini, lansekap governance didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan antara berbagai aktor yang berbeda, yaitu pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Berbagai stakeholder memiliki pengaruh terhadap proses pengelolaan, namun demikian pemerintah memilki peran penting untuk mengkoordinir pengaruh publik dan swasta agar lansekap dan para aktornya tetap berada dalam arah dan jalur yang benar.
Dalam diskusi yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu, Fenneke merinci empat perpektif yang ingin digalinya, yaitu: (1) Aktor, berapa banyak pelaku atau stakeholder yang terlibat dan bagaimana mereka berinteraksi dan berkoalisi dalam proses-proses kebijakan; (2) Sumberdaya, aktor mana yang mempunyai kompetensi, tanggung jawab, dana, keahlian dan lainnya, serta kapan mereka menggunakannya; (3) Aturan main, aturan apa yang digunakan dalam proses-proses yang berlangsung di antara para stakeholder termasuk norma ataupun prosedur formal dalam pengambilan keputusan; dan (4) Wacana, apakah peran negara ketika persoalan tentang lingkungan muncul dan siapakah yang bertanggung jawab dalam situasi-situasi tertentu.
Berbagai masukan disampaikan oleh peserta, antara lain perlunya mengambil perspektif tidak hanya dari perusahaan besar tapi juga perusahaan menengah dan kecil. Selain itu, sangat penting mengkaji dimensi sosialnya, yaitu pandangan masyarakat lokal sekitar tambang tersebut. (NS)