Dukung Forest City, Tim Peneliti Balitek KSDA Kaji Biodiversitas di Lanskap IKN Baru

Untuk mendukung pembangunan IKN baru dengan konsep forest city dalam aspek pengelolaan biodiversitas, Tim Peneliti Balitek KSDA melakukan Kajian Biodiversitas dan Potensi Koridor Satwa Liar di Sekitar Lanskap Ibu Kota Negara (IKN) Baru pada 29 Maret s.d. 6 April 2021. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Mukhlisi, Burhanuddin Adman, Teguh Muslim dan Warsidi.

Koridor satwa liar merupakan salah satu langkah untuk mempertahankan konektivitas habitat sebagai alternatif  untuk mewujudkan konsep kota yang modern, namun peduli terhadap lingkungan. Koridor dapat dimanfaatkan menjadi jalur perlintasan maupun habitat bagi berbagai jenis satwa liar, sehingga viabilitas populasinya tetap dapat terjaga dengan baik. Untuk itu, identifikasi keragaman satwa liar di sekitar koridor diperlukan dengan berbagai pendekatan metode yang telah ada.

“Ecoacoustic merupakan salah satu metode baru untuk mempelajari keragaman satwa dengan basis suara. Metode ini juga bermanfaat untuk mendukung perencanaan wilayah dan mitigasi efek pencemaran suara yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan infrastuktur kota,” jelas Mukhlisi sebagai ketua tim penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan di dua areal perusahaan konsesi kehutanan. “Lokasi yang kami ambil yaitu PT. ITCI Kartika Utama (ITCIKU) dan PT. ITCI Hutani Manunggal (IHM), mengingat kedua areal konsesi tersebut berada pada satu lanskap yang masih terhubung. PT ITCIKU merupakan konsesi hutan alam sedangkan PT IHM adalah konsesi hutan tanaman, khususnya jenis Eucalyptus pellita,” kata Mukhlisi.

Lebih rinci, Mukhlisi menjelaskan teknik pengumpulan data penelitian ini. “Pengumpulan data lapangan difokuskan pada aspek biodiversitas satwa liar dengan menggunakan metode pengamatan secara langsung berdasarkan perjumpaan visual, suara, jejak, bekas kotoran, cakaran, dll. Sementara itu, data biodiversitas satwa juga didukung dengan pemasangan alat bioakustik dan camera trap. Bioakustik berperan untuk mendata keragaman satwa liar berdasarkan aspek rekaman suara sedangkan camera trap berdasarkan gambar/video yang tertangkap kamera otomatis,” terang Mukhlisi.

Pada masing-masing lokasi di PT. ITCIKU dan PT. IHM. Setiap lokasi dipasang 3 alat perekam suara bioakustik  selama 3 hari (36 jam) dengan jarak antar alat antara 1-2 Km. Lokasi pemasangan alat di PT. ITCIKU berada di sekitar areal hutan penelitian arsari lestari (kawasan pelestarian plasma nutfah) Agathis sp. Sementara itu, di areal PT. IHM alat bioakuatik dipasang di hutan sekunder sekitar air terjun Tembinus dan areal hutan tanaman. “Berdasarkan pengamatan lapangan, hutan sekunder di Tembinus masih berbatasan dengan areal PT. ITCIKU. Areal pemasangan alat di hutan tanaman PT. IHM berada di lokasi penanaman Eucalyptus pellita yang telah ditanam sejak 2016-2017,” kata Burhanudin Adman,menjelaskan teknis pelaksanaan penelitian di lapangan .

Dari hasil pengamatan tim penelitian di lapangan, diperoleh temuan beberapa satwa yang dijumpai secara langsung antara lain sempidan merah (Lophura erythrophthalma), julang emas (Rhyticeros undulatu), lutung merah (Presbytis rubicunda), lutung kelabu (Trachypithecus cristatus), owa kelawat (Hylobates muelleri), babi berjenggot (Sus barbatus), pelanduk napu (Tragulus napu), beruang madu (Helarctos malayanus), dll.

Share Button

Balitek KSDA dan Mitra Selenggarakan Pelatihan Pembuatan Tepung Kelapa Bagi Ibu-ibu di Handil Baru

Ampas parutan kelapa merupakan salah satu bahan baku sisa usaha yang masih dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi produk olahan kaya serat. Untuk itu, pada 12 s.d. 13 April 2021 dilaksanakan pelatihan Pembuatan Tepung Kelapa, Pemanfaatan Ampas Parutan Kelapa Menjadi Produk Olahan Pangan Alternatif, Kaya Serat dan Bernilai Jual di Rumah Produksi Macandahan (Taman Bacaan dan Pelatihan) Kelurahan Handil Baru.

Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam sebagai bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) SKK Migas – PT Pertamina Hulu Mahakam Lapangan BSP, LPM Kelurahan Handil Baru, Balitek KSDA dan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut mengenai tanaman Kelapa dan manfaatnya, Limbah Produksi dan Pengelolaannya serta Strategi Pemasaran Produk oleh Noorcahyati, Peneliti Etnobotani Balitek KSDA. “Kelapa memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan pangan, papan, kerajinan, pengobatan, bahan bakar, upacara, dan kosmetik. Bagian yang dimanfaatkan dari tanaman kelapa juga sangat beragam, mulai dari buah kelapa, daun, air kelapa, batok, pelepah, sabut nira kelapa hingga akarnya”, kata Noorcahyati.

Selanjutnya, Farida Aryani dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda menyampaikan materi prospek pengembangan limbah produksi VCO (Ampas Kelapa). “Limbah Produksi VCO berupa ampas dapat diolah menjadi tepung kaya serat. Peran serat pangan dalam penatalaksanaan sindrom metabolik diuraikan secara detail termasuk bagaimana serat pangan dapat memperbaiki kondisi obes, hyperlipidemia, hiperglikemia, hipertensi dan resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 dalam pelatihan ini”, kata Farida yang sehari-hari merupakan Dosen Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Noorcahyati pada materi tentang limbah produksi dan pengelolaannya mengungkapkan bahwa limbah produksi Virgin Coconut Oil (VCO) berupa ampas kelapa parut dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. “Ampas kelapa dapat diolah menjadi tepung bebas gluten dan kaya serat dan diharapkan dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dari proses produksi VCO,” kata Noorcahyati.

Farida Aryani selanjutnya menyampaikan pemanfaatan ampas kelapa menjadi tepung kelapa dan proses pembuatan tepung kelapa. Dilanjutkan dengan materi produk turunan ampas kelapa berupa kue kering dari tepung ampas kelapa, abon kelapa dan kerupuk kelapa.

Materi terakhir yang disampaikan oleh Noorcahyati adalah strategi pemasaran produk antara lain tentang varian produk, kemasan dan desain, target pasar, media serta promosi penjualan, konsistensi dan mengenali produk sendiri.

Pada hari kedua pelatihan, peserta melakukan praktik pembuatan produk berupa kue kering dari tepung ampas kelapa, abon kelapa dan kerupuk kelapa.

Di akhir kegiatan ini, peserta dibagikan sertifikat pelatihan dan bantuan peralatan untuk memproduksi tepung kelapa juga alat masak dan alat untuk pembuatan kue kering. “Bantuan ini diharapkan dapat mendukung kegiatan dari produksi VCO dan pengolahan ampas kelapa yang dilakukan KUB Wanita Sambahan Macandahan agar kegiatan produksi yang dilakukan tetap memperhatikan lingkungan dan terus dapat berkembang salah satunya dengan diversifikasi produk tepung kelapa dan olahannya” papar Azwar selaku pihak yang mewakili manajemen PT Pertamina Hulu Mahakam.

Video Pelatihan Tepung dari Ampas Kelapa

 

Share Button