Empat Satker BLI KLHK Lakukan Penelitian Herbal Hutan di KHDTK Samboja
Empat satuan kerja Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian LHK melaksanakan kegiatan Penelitian Prioritas Nasional (PRINAS) dengan tema Aplikasi Riset Teknologi Herbal Hutan di KHDTK Samboja. Keempat satker tersebut antara lain Balai Litbang Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA), Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) Serpong, Balai Besar Litbang Ekosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD) Samarinda, dan Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Banjarbaru.
Kegiatan penelitian perdana di lapangan telah dimulai pada tanggal 5 April s.d. 9 April 2021 lalu. Penelitian kali ini dilaksanakan oleh tujuh orang peneliti yang mengangkat tujuh jenis tumbuhan target dari tingkat pohon dan herba. Hasil eksplorasi jenis tumbuhan ini akan dikembangkan lebih lanjut menjadi berbagai aplikasi herbal berupa minuman, kosmetik, antimikroba, antibakteri udara hingga antiseptik. Pemanfaatan herbal hutan ini diharapkan dapat menjadi model pemanfaatan hasil hutan non kayu alternatif yang dapat diterapkan oleh masyarakat sekitar hutan.
Tiga orang peneliti Balitek KSDA yaitu Bina Swasta Sitepu, Noorcahyati, dan Ike Mediawati. Ketiga peneliti Balitek KSDA masing-masing meneliti diversifikasi pengembangan jenis tumbuhan obat Baccaurea spp., pengembangan akar kuning (Fibraurea tinctoria) sebagai kandidat antidiabetes, dan pemanfaatan Artocarpus spp. untuk antimikroba.
Dua orang peneliti dari B2P2EHD yaitu Rizki Maharani dan Andrian Fernandes melakukan kegiatan penelitian pembangunan Sentra Herbal Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Urokep (Senna alata) di KHDTK Samboja.
Peneliti dari P3KLL Serpong yaitu Grace Serepina Saragih mengangkat pengembangan tumbuhan Cratoxylum spp. sebagai bahan pembuatan minyak atsiri antibakteri udara. Sedangkan peneliti BP2LHK Banjarbaru, Siswadi melaksanakan kegiatan penelitian pemanfaatan Macaranga spp. sebagai antiseptik.
Dalam arahannya, Kepala Balitek KSDA, Ishak Yassir berpesan kepada tim peneliti agar kegiatan penelitian PRINAS ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. “KHDTK Samboja menjadi lokasi yang strategis karena cukup dekat dengan calon lokasi IKN. Kegiatan-kegiatan penelitian di KHDTK Samboja menjadi sangat relevan dan sinkron dengan konsep smart city dan forest city IKN. Untuk itu, saya berpesan agar kegiatan penelitian ini dilakukan dengan maksimal sehingga dapat menghasilkan output yang bermanfaat bagi pengembangan iptek dan masyarakat,” pesan Ishak Yassir.
Sebagai informasi, kegiatan penelitian prioritas nasional di KHDTK Samboja merupakan salah satu dari delapan kegiatan PRINAS yang dilaksanakan di KHDTK lingkup BLI dengan melibatkan seluruh satker BLI. Melalui kegiatan ini diharapkan tersedia IPTEK hasil hutan, jasa lingkungan, dan keanekaragaman hayati yang diimplementasikan di KHDTK BLI, sehingga fungsi KHDTK sebagai Hutan Penelitian benar-benar dapat terwujud serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan Iptek dan masyarakat sekitar hutan.