Eksplorasi Akar Kuning di KHDTK Samboja sebagai Kandidat Antidiabetes

Tim penelitian Balitek KSDA melakukan pengambilan data Akar Kuning di KHDTK Hutan Penelitian Samboja pada 29 Maret s.d. 3 April 2021. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ike Mediawati, Mujianto, Yusub Wibisono, dan Deny Adiputra sebagai salah satu bagian implementasi kegiatan Prioritas Nasional (PRINAS) yang dipusatkan di KHDTK Hutan Penelitian Samboja.

Akar kuning (Fibraurea tinctoria) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang bagian akar dan batangnya secara tradisional digunakan untuk penguat daya tahan tubuh, mengobati hepatitis, malaria, dan diabetes. Liana berkayu ini juga dilaporkan memiliki efek terapeutik sebagai antikanker. Namun, penggunaan akar dan batang tanaman sebagai obat tidak dapat dilakukan secara berkelanjutan dan mengancam kelestarian tumbuhan Akar Kuning. Oleh karena itu, penelitian potensi bagian daun dan kulit buah dari akar kuning perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kedua bagian tersebut juga mengandung metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antidiabetes. Selain itu, uji aktivitas ekstrak daun dan buah juga perlu dilakukan sebagai pembanding hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan ekstrak akar dan batang.

“Kegiatan eksplorasi ini bertujuan untuk mendapatkan data persebaran Akar Kuning dan pengambilan sampel tanah sebagai data lingkungan habitat Akar Kuning,” papar Ike Mediawati selaku ketua tim penelitian.

Lebih rinci, Ike menjelaskan metode pelaksanaan kegiatan penelitian ini di KDHTK Samboja. “Kegiatan observasi Akar kuning kami lakukan dengan menggunakan metode jelajah pada Jalur Jelajah Baru, Jalur Wartono Kadri, Jalur Keruing, Jalur Henry Bastaman, Km 1, Km 6, Km 7 KHDTK Hutan Penelitian Samboja dengan total jalur pengamatan sepanjang 3.500 m dan lebar pengamatan disesuaikan dengan kondisi di lapangan antara 10 sampai 20 m,” kata Ike.

Dari hasil kegiatan, terdapat 12 lokasi ditemukannya Fibraurea tinctoria, 5 lokasi ditemukannya jenis Archangelisia flava, dan 3 lokasi ditemukannya Coscinium fenestratum di KHDTK Samboja. Ketiga spesies tumbuhan tersebut memiliki nama lokal yang sama yaitu Akar Kuning. “Jenis Fibraurea tinctoria hidup menjalar dan tersebar dalam satu lokasi sehingga kami hitung sebagai satu rumpun, sedangkan jenis Archangelisia flava dan Coscinium fenestratum tumbuh hanya satu individu per lokasi dan tidak tersebar,” jelas Ike. Tambahnya lagi, dengan minimnya jumlah Akar Kuning yang dapat ditemukan KHDTK, perlu dilakukan pembibitan Akar Kuning atau pembangunan demplot terutama untuk jenis Coscinium fenestratum dan Archangelisia flava.

Selain pendataan tegakan herba, tim juga melakukan pengambilan daun Akar Kuning (Fibraurea tinctoria) sebagai bahan baku uji metabolit sekunder dan bahan pembuatan produk herbal. “Kami melakukan pengambilan material daun dan kulit buah Akar Kuning (Fibraurea tinctoria) untuk selanjutnya dikeringkan, diekstraksi lalu dianalisis kandungan metabolit sekunder di dalamnya,” kata Ike. Pada kegiatan ini juga dilakukan pengambilan sampel tanah dari lokasi tempat tumbuh akar kuning untuk dianalisis karakteristik fisik dan kimia, serta kandungan logam berat pada tanah untuk memastikan keamanan produk herbal yang nanti dihasilkan.

Kegiatan penelitian PRINAS di KHDTK Hutan Penelitian Samboja merupakan salah satu dari delapan kegiatan PRINAS yang dilaksanakan di KHDTK lingkup Badan Litbang Inovasi (BLI) dengan melibatkan seluruh satker BLI. Melalui kegiatan ini diharapkan tersedia IPTEK hasil hutan, jasa lingkungan, dan keanekaragaman hayati yang diimplementasikan di KHDTK BLI, sehingga fungsi KHDTK sebagai Hutan Penelitian benar-benar dapat terwujud serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan iptek dan masyarakat sekitar hutan.

Share Button