BERKOMITMEN MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS, SETDITJEN KSDAE KLHK, BKSDA KALTIM DAN TAMAN NASIONAL KUTAI STUDI BANDING KE BALITEK KSDA
Balitek KSDA menerima kunjungan dari tim Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem LHK pada hari Selasa, 2 Maret 2021. Tim ini sebanyak delapan orang terdiri dari perwakilan Setditjen KSDAE, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, dan Balai Taman Nasional Kutai. Kunjungan ini merupakan studi banding pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang menjadi pencapaian Balitek KSDA pada tahun 2020.
Dalam sambutannya, Desi Indriani selaku perwakilan dari Setditjen KSDAE menyampaikan maksud dan tujuannya berkunjung ke Balitek KSDA untuk belajar upaya membangun ZI. “Kami ke Balitek KSDA dalam rangka studi banding, sekaligus belajar bagaimana kiat-kiat dan upaya yang telah dilakukan oleh Balitek KSDA sehingga berhasil meraih predikat WBK,” kata Desi yang juga menjabat Kepala Subbag Organisasi dan Tata Laksana Ditjen KSDAE ini.
Kepala Balitek KSDA, Ishak Yassir menyambut baik kegiatan studi banding dan berkomitmen untuk siap berbagi pengalaman, pengetahuan dan saling belajar dalam mendukung satker di lingkup KLHK untuk membangun Zona Integritas menuju WBK/WBBM. “Pencapaian Balitek KSDA ini merupakan bentuk komitmen dan kerja keras dari seluruh jajaran Balitek KSDA untuk mewujudkan WBK dan WBBM khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan layanan publik pada enam area perubahan dan juga membentuk dua agen perubahan yaitu Eco Office dan Pelaporan Harian Kinerja,” kata Ishak.
Ishak juga berharap bahwa ke depan ada perwakilan dari UPT KSDAE yang juga mendapatkan penghargaan WBK dan WBBM. Ishak menyampaikan motivasi dengan menekankan pentingnya instansi pemerintah untuk berpartisipasi membangun zona integritas ini. “Pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM jangan dijadikan beban. Justru dengan mengikuti penilaian ZI ini kita diarahkan dan dipandu dengan peta jalan berupa enam area perubahan untuk menuju sasaran reformasi birokrasi. Sasaran reformasi birokrasi tersebut yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang kapabel, dan pelayanan publik yang prima,” terang Ishak.
Lebih lanjut, Tresina, Kepala Seksi Program, Evaluasi dan Kerja Sama Balitek KSDA, menyampaikan presentasi paparan yang menjelaskan proses pembangunan Zona Integritas yang telah dilakukan Balitek KSDA secara lebih rinci. “Balitek KSDA melakukan enam area perubahan yaitu Manajemen Perubahan, Penataan Tata Laksana, Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan Pengawasan, dan Penguatan Kualitas Pelayanan Publik,” jelas Tresina.
Kepada tim KSDAE, Tresina juga menunjukkan berkas-berkas fisik yang harus disiapkan oleh Tim ZI Balitek KSDA. Tresina menekankan bahwa penyiapan berkas yang diupload dalam pengajuan ZI memerlukan ketelitian, waktu, serta konsentrasi yang tinggi agar tidak ada kekeliruan didalamnya.Taufiqurrohman, Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian Balitek KSDA, menambahkan bahwa Balitek KSDA juga telah membangun aplikasi-aplikasi berbasis komputer dan online di tahun 2020. “Aplikasi yang telah dibangun Balitek KSDA yaitu aplikasi e-Kinerja, e-Laporan dan e-Keuangan, website Herbarium Wanariset sebagai bentuk inovasi balai untuk mempermudah sistem kerja balai,”kata Taufiq.
Selain itu, Taufiq menjelaskan bahwa pengoptimalan website dan media sosial balai sangat penting dilakukan sebagai upaya mendekatkan layanan kepada masyarakat dan mendukung keterbukaan informasi publik.
Untuk diketahui Balitek KSDA berhasil meraih penghargaan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) Tahun 2020 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) pada 21 Desember 2020 lalu. Pemberian predikat ZI menuju WBK dan WBBM merupakan sebuah apresiasi yang dianugerahkan Kementerian PAN-RB kepada instansi pemerintah yang mampu berusaha lebih untuk membangun unit kerja percontohan yang berintegritas dan memberikan pelayanan publik dengan prima. Unit percontohan ini diharapkan menjadi agen-agen perubahan, untuk mendorong kemajuan reformasi birokrasi di Indonesia.
Making Change, Making History.