Balitek KSDA Mengeksplorasi Potensi Kehati Kawasan Karst Teluk Sumbang
Setidaknya 14 jam perjalanan darat harus ditempuh untuk menuju lokasi Kawasan Karst Desa Teluk Sumbang dari Kantor Balitek KSDA di Samboja. Waktu yang hampir sama untuk perjalanan Jakarta ke Banyuwangi, minus jalan tol tentunya. Tapi, perjalanan selama itu impas dengan potensi keanekaragaman hayati (kehati) yang ditemukan Tim Peneliti dari Balitek KSDA ketika melakukan eksplorasi selama delapan hari di kawasan karst Desa Teluk Sumbang.
Kawasan Karst Teluk Sumbang termasuk bagian dari Kawasan Karst Biduk-Biduk yang memanjang dari Teluk Sumbang hingga Batu Putih di Kabupaten Berau. Menariknya, beberapa lokasi berbatasan langsung dengan garis laut di ujung timur hidung Pulau Kalimantan. Hal ini memberikan warna tersendiri bagi Kawasan Karst Desa Teluk Sumbang yang sebagian merupakan kawasan HPH sejak tahun 1990-an.
Salah satu yang menarik perhatian Tim Balitek KSDA terhadap kawasan karst ini adalah informasi keberadaan Rafflesia spp. yang dilaporkan oleh BKSDA Kalimantan Timur, khususnya dari Seksi Konservasi Wilayah I Berau. Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Balitek KSDA kemudian melakukan eksplorasi dimulai pada tanggal 24 Agustus 2020 sampai dengan 2 September 2020. Sayangnya, ketika sampai di lokasi penemuan Raflessia spp., kondisi bunga sudah menghitam dan sangat rapuh.
“Karena kondisi sudah hampir busuk, tidak dapat dilakukan pengamatan organ bunga yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis bunga tersebut,” ujar Bina Swasta Sitepu, peneliti Botani Balitek KSDA. Namun, dapat dipastikan bahwa temuan ini merupakan catatan baru untuk Kawasan Karst Biduk-Biduk. Dalam skala lebih luas, temuan Raflessia Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat hanya tercatat di daerah Sangkulirang, Kutai Timur.
Selain Raflessia, salah satu temuan menarik dan terbaru dari eksplorasi ini adalah Amorphophallus lambii. Kerabat porang ini ditemukan tumbuh pada saat fase bunga pada batu karst di bawah tegakan Ficus spp. Di lokasi lainnya, ditemukan cukup banyak individu ini pada saat fase daun di kawasan Karst Teluk Sumbang tersebut. Selain itu, tercatat jenis-jenis dari Ficus, Begonia, Hoya, Shorea, dan Orchidae (Anggrek) yang mengisi ekosistem Karst Desa Teluk Sumbang.
Selain temuan flora, sebanyak 73 jenis burung berhasil diamati tersebar dari hutan karst tepi pantai sampai perbukitan. “Jenis-jenis yang umum ditemukan di areal pantai adalah Perling Kumbang (Aplonis panayensis), Cekakak Sungai (Todiramphus chloris), dan Tekukur (Streptopelia chinensis). Sedangkan jenis-jenis Merbah Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Merbah Corok-Corok (Pycnonotus simplex), dan Sempur Hujan Darat (Eurylaimus ochromalus) lebih sering ditemukan di kawasan Hutan Karst perbukitan,” ujar Mukhlisi, Peneliti Satwa Balitek KSDA.
Potensi mamalia berdasarkan catatan perjumpaan tidak langsung melalui pengamatan jejak dan bekas cakaran di lapangan, ditemukan satwa Kijang Muncak (Muntiacus muntjak), Rusa Sambar (Rusa unicolor), Pelanduk (Tragulus spp), Babi Hutan (Sus barbatus), serta Beruang Madu (Helarctos malayanus).
“Pola distribusi mamalia di hutan karst tersebar secara tidak merata sebab mengikuti sumber-sumber air yang terkonsentrasi di tempat-tempat tertentu saja,” kata Mukhlisi lebih lanjut.
Pengamatan herpetofauna dilakukan pada malam hari mengikuti perilaku alami kelompok satwa tersebut yang cenderung aktif di malam hari. Pengamatan juga dilakukan pada siang hari untuk melengkapi data pengamatan malam hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keragaman herpetofauna di Teluk Sumbang cukup rendah.
“Kondisi ini disebabkan minimnya sebaran sumber air yang tersebar merata di seluruh hutan, sedangkan jenis-jenis herpetofauna dari kelompok amfibi membutuhkan keberadaan air untuk bertahan hidup,” jelas Teguh Muslim, Peneliti Herphetofauna Balitek KSDA. Beberapa jenis herpetofauna yang ditemukan dalam pengamatan ini lebih dominan dari kelompok reptil dengan temuan 4 jenis reptil endemik Borneo, yaitu: Gonocephalus bornensis (Agamidae), Cyrtodactylus ingeri (Gekkonidae), Dasia vittatum (Scincidae), Sphenomorphus multisquamatus (Scincidae).
Berdasarkan hasil eksplorasi di Kawasan Karst Teluk Sumbang, Kepala Balitek KSDA, Ishak Yassir menyatakan “Karst Teluk Sumbang tidak hanya kaya akan kehati, tetapi juga memiliki keindahan alam yang luar bisa dari tepi pantai sampai dengan perbukitan. Ke depan, sangat layak untuk dipertahankan dan dilindungi dan dipertimbangkan sebagai salah satu kawasan ekosistem esensial terpenting yang dimiliki oleh Kab. Berau, Prov. Kalimantan Timur. Untuk itu, diperlukan dukungan dari semua pihak terutama dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat.”
Tak lupa, Kepala Balitek KSDA mengucapkan terima kasih atas dukungan KPH Berau Pantai, dan Tim Lamin Guntur serta BKSDA Kalimantan Timur atas kerja sama dan dukungannya di lapangan sehingga kegiatan eksplorasi dari Tim Peneliti Balitek KSDA dapat berjalan lancar.