BALITEK KSDA-DLH BALIKPAPAN BAHAS RENCANA PERLUASAN LINGKUP KERJA SAMA

“Kami ingin merealisasikan integrasi data dan informasi spesimen koleksi Herbarium Wanariset dengan tumbuhan koleksi di Kebun Raya Balikpapan menggunakan QR Code”, demikian disampaikan Ishak Yassir, Kepala Balitek KSDA ketika menerima kunjungan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, Drs. H. Suryanto, MM. Agenda Kunjungan orang nomer satu DLH Kota Balikpapan ini untuk membahas rencana perpanjangan kerja sama antara Balitek KSDA dengan DLH Kota Balikpapan pada hari Jumat, 17 Juli 2020.

Menurut Ishak, ada keterkaitan yang sangat erat antara Herbarium Wanariset yang dikelola Balitek KSDA dengan Kebun Raya Balikpapan yang dikelola DLH Kota Balikpapan. Herbarium Wanariset mempunyai koleksi spesimen tumbuhan, beserta data dan informasi yang lengkap terutama jenis tumbuhan yang berasal dari Kalimantan. Sementara Kebun Raya Balikpapan juga mempunyai keunggulan berupa koleksi hidup jenis-jenis tumbuhan Kalimantan. Oleh karenanya, Balitek KSDA ingin agar ruang lingkup kerja sama lebih diperluas, antara lain tentang pemanfaatan data dan informasi yang dihasilkan para pihak.

“Sinergi antara Balitek KSDA dan Kebun Raya Balikpapan akan menjadi keuntungan dan saling menguatkan kedua belah pihak”, ujar Ishak. Selain itu, menurut Ishak kedekatan lokasi antara Balitek KSDA dan Kebun Raya Balikpapan menjadi nilai positif yang harus diambil dimanfaatkan oleh kedua pihak.

Kepala DLH Balikpapan merespon positif apa yang disampaikan dan ditawarkan Kepala Balitek KSDA. “Perpanjangan kerja sama perlu segera dilakukan dengan memperluas cakupan materi kerja sama, diantaranya untuk meningkatkan diseminasi hasil kerja sama, transfer ilmu pembibitan serta pengelolaan publikasi dan diseminasi,”  kata Suryanto.

Suryanto juga menyampaikan apresiasi atas dukungan ilmiah Balitek KSDA dalam penyusunan draft Peraturan Wali Kota Balikpapan tentang Penebangan Pohon di Kota Balikpapan. Lebih jauh, Suryanto berharap keterlibatan Balitek KSDA dalam pengembangan hutan-hutan kota yang ada di Balikpapan dapat dilakukan lebih aktif. Sebagai contoh, pemasangan One Code WAN Data di taman-taman kota, serta pengembangan hutan kota sebagai wisata ilmiah bagi lansia.

Selain membahas rencana perpanjangan kerja sama, DLH Kota Balikpapan juga membawa 20 orang tenaga pengelola Kebun Raya Balikpapan untuk untuk belajar tentang pembibitan tanaman dan teknik pembuatan herbarium. Pada kesempatan itu juga, Balitek KSDA memberikan bibit yang akan menambah koleksi di Kebun Raya Balikpapan. Bibit-bibit tersebut antara lain 30 batang Shorea laevis dan 20 batang Shorea seminis asal KHDTK Hutan Penelitian Samboja, 15 batang Agathis borneensis asal kawasan PT ITCI, serta 10 batang Calophyllum inophyllum.

Share Button

KUNJUNGAN TIM PENGELOLA KRB DI HERBARIUM WANARISET

Sebagai  penutupan kunjungan wisatanya, tim Pengelola Kebun Raya Balikpapan melakukan kunjungan ke Herbarium Wanariset. Dipimpin Kepala UPTD Kebun Raya Balikpapan, Arrizal Rahman, sebanyak 22 orang staf pegawai KRB belajar teknik pembuatan dan pemeliharaan herbarium pada hari Jumat, 17 Juli 2020.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari program peningkatan kapasitas SDM Kebun Raya. Sebagaimana yang telah dilakukan tahun lalu di Kebun Raya Balikpapan,“ ujar Arrizal.

Baca : https://balitek-ksda.or.id/alih-teknologi-pelatihan-identifikasi-dan-pengenalan-jenis-tumbuhan-bagi-pegawai-kebun-raya-balikpapan-oleh-tim-herbarium-wanariset/

Bina Swasta Sitepu, Peneliti Botani Balitek KSDA dan Pengelola Herbarium Wanariset, mengawali penyampaian materi tentang dasar-dasar pembuatan herbarium sampai dengan penyimpanannya.

Spesimen herbarium dapat disimpan dalam bentuk kering maupun basah. Koleksi kering disimpan dalam map kertas, dalam bentuk seranting daun dilengkapi organ bunga dan buah. Sedangkan koleksi basah berupa spesimen herbarium yang disimpan dalam suatu wadah tertutup yang berisi alkohol 70% sebagai pengawet dengan organ tumbuhan yang biasa dikoleksi berupa bunga dan atau buah.

“Koleksi kering lebih hemat tempat penyimpanan dan lebih mudah dalam melakukan pemeliharaan dibanding koleksi basah,” kata Bina kepada para pegawai KR Balikpapan. Namun demikian, kelebihan dari spesimen basah adalah mampu menjaga bentuk bunga atau buah, sehingga dapat digunakan lebih cepat dibandingkan spesimen kering yang harus melalui tahapan hidrasi.

Tim KR Balikpapan juga berkesempatan untuk belajar proses digitalisasi spesimen herbarium yang telah dilakukan di Herbarium Wanariset yang dipandu oleh Dwi Wahyu Mentari. Koleksi herbarium yang telah didigitalisasi (e-herbarium) kemudian diupload di website herbarium-wanariset.or.id.

“Digitalisasi koleksi herbarium ini dilakukan sebagai upaya untuk back up koleksi fisik herbarium dari kerusakan. Tujuan lainnya adalah untuk menyebarluaskan informasi jenis kepada masyarakat melalui internet,” kata Dwi. Sebagaimana diketahui, koleksi Herbarium Wanariset ada yang telah berumur hampir 60 tahun sehingga rentan dari kerusakan.

Untuk merawat dan memelihara koleksi-koleksinya tetap awet, dibutuhkan tempat penyimpanan yang dilengkapi sarana penunjang yang memadai. “Tingkat kelembaban tempat penyimpanan koleksi herbarium diatur tetap rendah dengan air conditioner untuk meminimalisir adanya jamur. Selain itu, dilakukan pemeliharaan rutin spesimen kering dengan memasukkan koleksi ke dalam freezer secara rutin,” kata Iman Suharja, pengelola sarana penelitian.

Herbarium Wanariset berkomitmen terus melakukan penguatan pengelolaan Kebun Raya Balikpapan dari sisi kegiatan litbang. Salah satunya ialah dengan melakukan integrasi data dan informasi jenis tanaman dengan koleksi Herbarium Wanariset serta pembangunan herbarium koleksi di KR Balikpapan.

Share Button

PENYERAHAN MOBIL LABORATORIUM DARI P3KLL KE PEMKAB KUTAI KARTANEGARA

Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, Badan Litbang dan Inovasi (P3KLL-BLI) KLHK diwakili Kepala Balitek KSDA menyerahkan 1 unit Mobil Laboratorium kepada Pemerintah Kab. Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Kepala Balitek KSDA, Ishak Yassir mewakili Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL), Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLI KLHK) menyerahkan 1 unit Mobil Laboratorium kepada Pemerintah Kab. Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur. Mobil diterima langsung oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah didampingi Kepala Dinas LHK Kukar, Alfian Noor. Serah terima ini dilaksanakan bertepatan dengan acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2020 Kabupaten Kutai Kartanegara, di Desa Rempanga, Kecamatan Loa Kulu pada Senin tanggal 6 Juli 2020.

Penyerahan Mobil Laboratorium ini merupakan tindaklanjut dari program penguatan lingkungan hidup dan kehutanan melalui litbang dalam mendukung early warning system bencana lingkungan dan mendukung pengelolaan lingkungan di daerah. Tujuan dukungan mobil laboratorium dari KLHK untuk pemerintah daerah agar dapat menunjang secara langsung pelaksanaan tiga sub urusan lingkungan hidup, yaitu: 1. Pembinaan dan Pengawasan Izin Lingkungan dan PPLH; 2. Pengaduan Lingkungan Hidup; dan 3. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup.

“KLHK berharap ke depan early warning system bencana lingkungan di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat baik untuk mendukung program pengawasan maupun penegakan hukum.” kata Ishak Yassir, Kepala Balitek KSDA kepada media.

Selain itu, Ishak Yassir menegaskan bahwa urusan laboratorium lingkungan adalah Lembaga Kompetensi, oleh karenanya dukungan dan komitmen pemerintah daerah mutlak dibutuhkan. Di Kabupaten Kukar saat ini telah memiliki laboratorium lingkungan hidup yang didukung oleh sumber daya yang kompeten, kelembagaan, peralatan dan dukungan anggaran operasional dari Pemerintah Kabupaten. Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan mengapa Mobil Laboratorium ini diserahkan ke Kabupaten Kukar oleh KLHK.

“Meski di Kabupaten Kukar, namun mobil lab diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltim dan Kaltara” ujar Ishak menambahkan.

Kepala Dinas LHK Kukar juga menyampaikan kesiapannya untuk memberikan pelayanan uji laboratorium kepada daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dengan mobil ini. Kabupaten/Kota lain yang memiliki permasalahan lingkungan, dapat meminta bantuan kepada Dinas LHK Kukar sebagai pengelola mobil ini. “Siapa pun saja silakan berkoordinasi, ada SOP-nya untuk penggunaan mobil ini,” kata Alfian.

Sebagai informasi, Mobil Laboratorium ini tidak hanya dilengkapi peralatan laboratorium yang canggih tetapi juga lengkap. Di dalam mobil ini terdapat peralatan laboratorium yang mampu menganalisa 30 parameter air, 8 paramater udara, dan 10 parameter limbah B3 (padatan).

Dalam arahannya, Bupati Kukar, Edi Damansyah menyampaikan terima kasih kepada Menteri LHK atas penyerahan mobil laboratorium ini kepada pihaknya. Bupati juga berharap keberadaan mobil di Kukar bermanfaat untuk mendukung pengelolaan kualitas lingkungan.

“Semoga (mobil) ini dapat bermanfaat dengan baik. Mobilnya baik, peralatannya juga baik, harus diikuti dengan SDM yang baik juga. Sarana prasarana yang sudah tersedia ini harus betul-betul untuk terus memperbaiki kualitas lingkungan hidup di Kutai Kartanegara ini,” pesan Bupati.

Untuk itu, di tahun 2020 ini kegiatan supervisi oleh P3KLL terus dilakukan kepada para analis di Kab. Kukar baik dalam pengambilan contoh uji, kalibrasi dan perawatan peralatan laboratorium, maupun jaminan mutu dan pengendalian mutu pengujian. Sebelumnya para analis Laboratorium Dinas LHK Kukar telah mengikuti beberapa kali pelatihan di P3KLL Serpong, Tangerang dan di Balitek KSDA Samboja.

https://balitek-ksda.or.id/bahas-tindak-lanjut-mobil-laboratorium-kepala-p3kll-kunjungi-balitek-ksda/
https://balitek-ksda.or.id/in-house-training-pengoperasian-peralatan-mobil-laboratorium/

Selain di Provinsi Kalimantan Timur (Kab. Kutai Kartanegara), provinsi lain yang memperoleh dukungan mobil laboratorium dari program penguatan lingkungan hidup dan kehutanan melalui litbang adalah Provinsi Banten, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sumatera Selatan, dan Provinsi Riau.

Share Button

Balitek KSDA Sosialisasikan Agenda Perubahan

Pada hari Rabu (1 Juli 2020), Balitek KSDA melaksanakan kegiatan sosialisasi agenda perubahan yang akan diterapkan di lingkungan kerja Balitek KSDA. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh dua orang agen perubahan yang telah ditunjuk, yaitu Yusub Wibisono dan Ufah Karmila Sari. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh ASN Balitek KSDA baik yang bekerja di kantor (WFO) maupun yang di rumah (WFH) secara virtual.

Dalam arahan pembukaan, Kepala Balitek KSDA menyampaikan tujuan dilaksanakannya sosialisasi agenda perubahan ini. “Agenda perubahan tidak akan berjalan optimal tanpa sosialisasi kepada seluruh karyawan (ASN Balitek KSDA). Agenda perubahan yang coba kita susun ini dari hal yang sederhana dulu, dan saya berharap dampaknya dirasakan  secara luas. Target utama kita adalah adanya peningkatan pola pikir dan budaya kerja yang baru,” kata Ishak Yassir.

Agenda perubahan yang disosialisasikan yaitu Sistem Pelaporan Kinerja Harian ASN Balitek KSDA dan Penerapan Eco-Office. Dua agenda tersebut akan dilaksanakan dari bulan Juli hingga Desember 2020. Pada akhir periode pelaksanaan nanti akan dilakukan evaluasi dan pelaporan ke Sekretariat BLI KLHK.

Agenda perubahan Sistem Pelaporan Kinerja Harian dibuat untuk mempermudah ASN Balitek KSDA menyampaikan laporan capaian kinerja bagi yang bekerja di kantor maupun yang bekerja dari rumah. Selain itu, sistem yang dibangun ini juga berfungsi sebagai piranti Balai dalam memonitor pelaksanaan kegiatan harian setiap pegawai.

“Targetnya adalah kedisiplinan para pegawai untuk melaksanakan kegiatan sesuai tugasnya, dan menyampaikan laporan kinerja harian,” kata Yusub Wibisono, penggagas perubahan ini.

Sementara penerapan Eco-Office bertujuan untuk lebih meningkatkan kepedulian dan kepekaan pegawai dalam melakukan aktivitas perkantoran dengan menerapkan prinsip-prinsip kerja ramah lingkungan. Selain sebagai wujud tanggung jawab moral ASN Balitek KSDA yang bekerja di bawah payung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, agenda ini diharapkan dapat berkontribusi positif dalam pelestarian lingkungan. Contoh wujud penerapan EcoOffice yang akan dilakukan seperti minimalisasi penggunaan kertas, penghematan penggunaan energi listrik, dan pemilahan serta pengolahan sampah organik maupun non organik.

“Kita harus lebih aware terhadap lingkungan karena kita kerja di kantor konservasi. Malu jika kita tidak melakukan kegiatan yang ramah lingkungan,” tegas Ulfa dalam paparannya.

Mendukung agenda perubahan ini, Kepala Balai mengajak seluruh pegawai untuk berpartisipasi aktif dan memberikan dukungan terhadap terlaksananya agenda perubahan. Kepala Balai juga menegaskan komitmennya untuk menerima saran dan masukan demi perbaikan Balai pada berbagai hal.

“Mari kita jadikan perubahan dan kebaikan di Balitek KSDA Samboja menjadi sebuah kebanggaan bersama. Jika ada kekurangan dan hal-hal yang masih perlu penyempurnaan, silakan ruangan saya terbuka sebagai tempat untuk berdiskusi bagi teman-teman demi perbaikan institusi,” tegas Ishak.

Share Button

Balitek KSDA Bersama Mitra Gelar Pelatihan Minyak Atsiri

Balitek KSDA, ELTI dan PHM menggelar Pelatihan Pengembangan Produk Minyak Atsiri Melaleuca cajuputi selama tiga hari pada tanggal 17 – 19 Juni 2020.

Balitek KSDA bersama Environmental Leadership Training Indonesia (ELTI) dan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menggelar Pelatihan Pengembangan Produk Minyak Atsiri Melaleuca cajuputi selama tiga hari pada tanggal 17 – 19 Juni 2020. Pelatihan ini diikuti sebanyak 38 peserta baik dari kalangan masyarakat, praktisi atsiri, mahasiswa hingga akademisi. Pembukaan pelatihan dihadiri oleh Kepala Balitek KSDA, Camat Samboja, dan Lurah Kampung Lama.

Pelatihan daring ini menghadirkan dua orang pemateri yakni Noorcahyati, S.Hut., MP, peneliti dari Balitek KSDA dan Farida Aryani, S.Hut., MP, akademisi dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Samarinda. Keduanya mendampingi peserta belajar penyulingan minyak atsiri selama tiga hari berturut-turut. Para peserta mendapatkan materi mengenai pengenalan minyak atsiri secara umum, penyulingan minyak atsiri, pengenalan tumbuhan dan budidaya kayuputih (Melaleuca cajuputi)hingga produk turunan atsiri.

Noorcahyati menjelaskan bahwa pelatihan ini memiliki misi khusus penguatan kapasitas masyarakat terutama pengelola ekowisata Bekantan Sungai Hitam di tengah pandemi COVID-19. “Kami melihat bahwa di daerah Sungai Hitam terdapat tumbuhan kayuputih yang tumbuh dengan baik, namun belum termanfaatkan dengan optimal. Tumbuhan tersebut mampu menghasilkan atsiri dengan rendemen yang cukup tinggi, sehingga ke depan diharapkan dapat menjadi altenarif tambahan pendapatan bagi masyarakat sekitar. Melalui pelatihan ini, diharapkan ada penguatan kapasitas masyarakat pengelola ekowisata bekantan yang ada di Sungai Hitam Samboja”. terang Noorcahyati. Ia berharap masyarakat dapat termotivasi membangun usaha pengolahan atsiri.

Pelatihan ini juga sebagai sarana untuk menebarkan kemanfaatan hasil penelitian bagi masyarakat luas. “Kami berharap dari kegiatan pelatihan ini mampu menjembatani munculnya usaha produktif masyarakat yang dikembangkan berdasarkan hasil riset, minimal dalam skala rumah tangga,” tutur Noorcahyati yang berharap masyarakat dapat termotivasi membangun usaha pengolahan atsiri .

Pada akhir kegiatan pelatihan, Pertamina Hulu Mahakam menyerahkan bantuan alat penyulingan (destilator) kepada Pokdarwis Sungai Hitam. “Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat menambah wawasan masyarakat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.  Teruslah semangat untuk melakukan upaya konservasi bekantan dengan ekowisata. Kami juga berharap dukungan dan kerjasama dari semua pihak untuk kemajuan masyarakat,” ujar Ranu Wijaya, Kepala Service Human Development & Infrastructure PHM.

Senada dengan yang disampaikan PHM, Dr. Ishak Yassir Kepala Balitek KSDA menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak. “Samboja memiliki potensi luar biasa bukan hanya kehati, namun juga potensi wisatanya. Belajar dari proses pembentukan kelompok sadar wisata Sungai Hitam selama ini, membangun dan mengembangkan itu tidak mudah. Sangat dibutuhkan kolaborasi semua pihak agar tujuan tercapai.” ucap Ishak Yassir. Sebagai informasi, pelatihan ini merupakan seri pelatihan keempat yang telah digelar oleh Balitek KSDA, ELTI dan Pertamina Hulu Mahakam dalam rangka mengembangkan kapasitas SDM masyarakat khususnya pengelola ekowisata Bekantan Sungai Hitam Samboja. Tujuannya masyarakat dapat berdaya memanfaatkan peluang-peluang usaha yang ada tanpa mengganggu habitat alami bekantan, sehingga bekantan Sungai Hitam tetap lestari.

Share Button