GUNUNG PALUNG ORANGUTAN PROJECT BERTUKAR PENGALAMAN DENGAN ORC
Balitek KSDA (Samboja, 20/01/2020)_ “Kita perlu perkuat jejaring kerja dalam upaya konservasi dan rehabilitasi orangutan. Untuk itu, nanti Balitek KSDA, Yayasan Jejak Pulang serta teman-teman dari Gunung Palung Orangutan Project akan saling tukar pengalaman dan informasi untuk saling menguatkan kapasitas masing-masing.” Demikian disampaikan Kepala Balitek KSDA, Ishak Yassir, saat membuka diskusi terkait Pakan Orangutan di Ruang Rapat Balitek KSDA.
Diskusi ini diikuti oleh tim peneliti fenologi pakan orangutan Balitek KSDA, pembina dan teknisi Yayasan Jejak Pulang, serta tim dari Gunung Palung Orangutan Project-Boston University yaitu Ella Brown dan Andre Ronaldo. Diskusi ini bertujuan untuk saling tukar pengalaman dan data pengamatan terutama terhadap perilaku orangutan dan jenis-jenis pakan orangutan. Gunanya sebagai perbandingan (benchmark) antara perilaku orangutan rehabilitant dengan orangutan liar serta preferensi jenis pakan mereka. Hasil perbandingan tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap upaya rehabilitasi orangutan di Orangutan Research Center Samboja agar tindakan maupun perlakuan terhadap bayi orangutan mendekati kondisi teman-teman mereka di alam liar.
“Key Performance Indicator (KPI) menjadi acuan kami untuk menilai apakah individu orangutan sudah siap dilepasliarkan atau belum,” ujar Signe Preuschoft, Pembina Yayasan Jejak Pulang dalam paparannya. Beberapa indikator kunci yang digunakan tersebut antara lain taksonomi, kondisi kesehatan fisik, umur serta perilaku/kemampuan setiap indvidu orangutan. Signe menyampaikan, berdasar data yang dikumpulkan oleh keeper setiap bulan, perilaku orangutan rehabilitan di Sekolah Hutan berkembang sesuai dengan umur mereka. Data perilaku individu orangutan liar di alam menjadi patokan penilaian kesesuaian umur dan perilaku orangutan rehabilitan. Salah satu bentuk perilaku yang paling mudah diamati dan menjadi indikator yang penting bagi individu orangutan adalah perilaku makan seperti bagaimana kemampuan mengenali pohon pakan, memilih pakan, dan mengolah pakan.
Pemilihan jenis pakan orangutan juga dipengaruhi oleh ketersediaan pakan di lapangan seperti puncak musim berbunga dan berbuah, atau puncak kekeringan. Hal ini disampaikan oleh Ella Brown dari Boston University. “Dari pengamatan terhadap jenis pakan orangutan liar, dapat diketahui nilai kandungan gizi atau nutrisi yang dibutuhkan oleh orangutan. Sebagai contoh pada hasil pengamatan fenologi tahun 2017 terjadi musim buah raya sehingga orangutan hampir 100% makan buah dengan rata-rata nilai kalori 328 kcal/gr. Sementara setelah musim buah lewat orangutan makan buah, daun, kulit kayu, cambium, maupun serangga dengan nilai kalori 157 kcal/g.” Kajian nutrisi ini terus dilakukan oleh Gunung Palung Orangutan Project, yang telah berdiri sejak 1994.
Sedangkan peneliti Balitek KSDA, Bina Swasta Sitepu menyampaikan hasil pengamatan fenologi terhadap jenis pakan orangutan di lokasi Sekolah Hutan untuk mengetahui ketersediaan jumlah pakan bagi orangutan rehabilitan. Data ini digunakan sebagai dasar untuk melihat kecukupan nutrisi bayi orangutan rehabilitan sehingga dapat dilakukan penambahan pakan lain sedini mungkin jika kekurangan asupan nutrisi. Selain itu, pengamatan fenologi juga untuk melihat tingkat kerusakan dan pemulihan pohon-pohon di hutan akibat aktifitas orangutan.