Majalah Swara Samboja Vol VIII No 3 Th 2019

Salam Konservasi,

Kota Balikpapan memiliki saksi sejarah sebuah areal yang kini dikenal dengan Wana Patra Lestari (WPL) yaitu fragmen hutan seluas + 45 Ha yang berada di antara infrastruktur kilang minyak yang saat ini dikelola oleh PT Pertamina RU V Balikpapan. Di dalam areal WPL tersebut terdapat Sumur minyak “Mathilda”, sumur minyak pertama di kota Balikpapan yang pengeborannya dilakukan tanggal 10 Februari 1897, dan hingga kini tanggal tersebut diperingati sebagai hari lahirnya kota Balikpapan. Hasil kajian penelitian Tim Balitek KSDA di WPL dituangkan pada Majalah Swara Samboja edisi kali ini dengan tema “Wana Patra Lestari: Potongan Hutan yang Menjadi Saksi Sejarah Kota Balikpapan Bermula” yang ditulis oleh Mukhlisi.

Selanjutnya, Burhanuddin Adman akan membagikan hasil studi keanekaragaman flora di Kawasan Wana Patra Lestari (KWPL) Gunung Sepuluh Timur dengan ditemukannya 66 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 34 famili dalam tulisan berjudul “Kawasan Wana Patra Lestari Gunung Sepuluh Timur Pertamina RU V: Fragmen hutan hujan dataran rendah yang tersisa di tengah kota Balikpapan”.

Dalam rubrik Artikel, Noorcahyati akan membagikan sebuah catatan kegiatan berjudul “Ketika Daratan Bertemu Laut”. Dalam artikel ini Noorcahyati akan membahas fungsi mangrove, jenis dan karakter vegetasi penyusun mangrove, ancaman mangrove dan beraneka macam olahan mangrove.

Dari hasil inventarisasi flora tim peneliti dan teknisi litkayasa Balitek KSDA, Jalur Jelajah Baru KHDTK Samboja sepanjang 2,6 km memiliki 211 jenis yang terdiri dari 125 marga dan 53 suku. Dari hasil tersebut, terdapat 55 jenis tumbuhan yang memiliki khasiat obat. Hasil penelusuran keragaman flora di jalur jelajah baru di KHDTK Samboja dituangkan dalam tulisan berjudul “Flora di Jalur Jelajah Baru KHDTK Penelitian Samboja” oleh Mardi Tofani Rengku dkk. Selain itu, juga telah dilakukan pemasangan label QR code yang terhubung dengan e-herbarium WAN untuk memberikan informasi yang selengkapnya terkait jenis-jenis tersebut.

Mengakhiri majalah edisi kali ini, Suryanto dkk. akan membahas isu-isu potensial apa saja untuk peningkatan peran penyelenggaraan konservasi dalam pembangunan ekonomi dalam tulisan berjudul “Isu dan Kebutuhan Riset Konservasi”.

Pada edisi ini, Swara Samboja mengetengahkan sosok inspiratif yaitu Drs. H. Suryanto, MM yang saat ini menjabat kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan. Sosok yang penuh semangat, lugas dan humoris ini telah menyumbangkan berbagai prestasi penghargaan lingkungan hidup untuk kota Balikpapan seperti Adipura Kencana, Plakat Adipura, Nirwasita Tantra dll.

Link: https://balitek-ksda.or.id/wp-content/uploads/2020/01/Majalah-Swara-Samboja-Vol-VIII-No-3-Th-2019.pdf

Share Button

Majalah Swara Samboja Vol VIII No 2 Th 2019

Salam Konservasi,

Pengelolaan keanekaragaman hayati oleh masyarakat adat di Pulau Kalimantan dilakukan melalui penerapan hukum adat maupun norma sosial dan budayanya. Pengelolaan hutan adat Tana Pera merupakan salah satu upaya masyarakat untuk melindungi keanekaragaman hayati pada areal hutan di sekitar Kampung Laham, Kabupaten Mahakam Hulu, Provinsi Kalimantan Timur. Untuk mendukung pengelolaan hutan adat di Tana Pera, kajian potensi flora, fauna dan sosial dilakukan oleh masyarakat adat Laham bersama tim peneliti Balitek KSDA dan lembaga pendamping. Hasil kajian dituangkan pada Majalah Swara Samboja edisi khusus kali ini dengan tema “Menelisik Hutan Adat Tana Pera”.

Bina Swasta Sitepu akan mengawali dengan kajian potensi flora dan catatan baru 2 (dua) individu tumbuhan Hutan Adat Tana Pera yang belum pernah ditemukan di wilayah hulu sungai Mahakam, yaitu Etlingera pyramidosphaera dan Merrillia caloxylon dalam tulisan “Struktur dan Vegetasi Hutan Adat Tana Pera”.

Selanjutnya, Mukhlisi akan membagikan hasil survei jenis-jenis Kelelawar (Chiroptera) dan bagaimana peranannya bagi Hutan Adat Tana Pera dalam tulisan berjudul “Mencari Chiroptera di Ujung Tana Pera”.

Berdasarkan survei herpetofauna di sekitar kawasan Hutan Adat Tana Pera berhasil diidentifikasi 41 spesies herpetofauna yang  dari 2 (dua) kelas yaitu Amfibi dan Reptil. Jenis-jenis apa saja yang ditemukan? selengkapnya dapat disimak dalam tulisan berjudul “Kekayaan Herpetofauna di Tana Pera Laham, dari A sampai Z”  yang ditulis oleh Teguh Muslim.

Tak hanya potensi di kawasan hutan, Tri Sayektinigsih juga membahas mengapa masyarakat kampung Laham membentuk Hutan Adat Tana Pera dalam tulisan “Tana Pera: Wujud Kepedulian Masyarakat Laham untuk Melindungi Hutan Di Sekitarnya”. Dalam artikel ini, Tri akan memaparkan kondisi sosial masyarakat, persepsi masyarakat Laham terhadap Tana Pera serta Hutan Sekitarnya, dan pelajaran apa yang dapat dipetik dari upaya masyarakat Laham dalam membangun Hutan Adat Tana Pera.

Dalam rubrik Artikel, Chandra Boer menyampaikan gagasannya tentang pembangunan Taman Buru (Hunting Park) di Kalimantan Timur dalam artikel berjudul “A concept of Developing Hunting Park in East Kalimantan”. Tidak hanya berkonsep pengelolaan SDA, khususnya satwa, namun juga peluang ekonomis bagi masyarakat sekitar.

Pada edisi ini, Swara Samboja mengetengahkan sosok inspiratif yaitu Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc yang sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) KLHK. Beliau akan berbagi pengalaman dalam upaya membawa BLI berkiprah di kancah internasional.

Pembaca kami yang budiman, akhir kata, selamat membaca dan salam hangat.

Link: https://balitek-ksda.or.id/wp-content/uploads/2020/01/Majalah-Swara-Samboja-Vol-VIII-No-2-Th-2019.pdf

Share Button

Majalah Swara Samboja Vol VIII/No 1/Th 2019

Salam Konservasi,

Apakah sahabat konservasi mengenal Tarsius (Tarsius fuscus) dan Monyet Hitam Dare (Macaca maura)? Kedua satwa unik ini dapat dijumpai di Hutan Karaenta Taman Nasional Bantimurung. Namun saat ini, keberadaannya mendapat ancaman kepunahan karena hidup di habitat yang terfragmentasi dan konflik dengan manusia. Mira Kumala Ningsih dan Suryanto akan membahas secara lengkap kedua satwa ini dalam tulisan “Primata Unik Penghuni Hutan Pattunuang-Karaenta Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung”.

Selanjutnya, Mira Kumala Ningsih dan Ardiyanto Wahyu Nugroho akan membagikan keseruannya saat mendaki sekaligus mengkaji implementasi prinsip-prinsip ekowisata Gunung Bulusaraung dalam tulisan berjudul “Ekowisata Gunung Bulusaraung: Pengalaman Berkunjung dan Konsep Pengembangan Ekowisatanya”.

Dalam rubrik artikel, Adi Susilo akan membahas keberadaan dan perubahan perilaku Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) dan Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) dalam tulisan berjudul “Monyet Ekor Panjang Penghuni Mangrove Muara Angke: pengemis dan pemulung bermasa depan suram” .

Selanjutnya, Ulfah Karmila Sari akan membahas pemanfaatan ruang wilayah dalam tulisannya yang berjudul “Berbagai Bentuk Pemanfaatan Area Lahan Pascatambang”. Dalam artikel ini, Ulfa akan memaparkan berbagai bentuk pemanfaatan dan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan lahan pascatambang.

Bina Swasta Sitepu dan Mukhlisi selanjutnya akan mengupas konsep penentuan jenis dilindungi di Indonesia dalam tulisan mereka berjudul “Tinjauan Kriteria Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi di Indonesia”. Beberapa telaahan terkait penentuan jenis serta sumbang saran terkait proses penentuan dan langkah strategis pengembangan konsep dituangkan secara ringkas dalam tulisan ini.

Pada edisi ini, Swara Samboja mengetengahkan sosok inspiratif dari BLI KLHK, yaitu Dr. Dwi Sudharto yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH). Beliau akan berbagi pengalaman dan prestasi membanggakan yang berhasil diraih P3HH di bidang pembangunan sektor kehutanan seperti SVLK, AIKO, dan Xylarium Bogoriense.

Link: https://balitek-ksda.or.id/majalah-swara-samboja-vol-viii-no-1-th-2019/

Share Button