Balitek KSDA (Samboja, 20/05/2019)_Balitek KSDA Samboja bersama Yayasan Jejak Pulang bertempat di halaman Balitek KSDA melaksanakan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-111 (20/05/2019). Upacara ini dipimpin oleh pembina upacara, Kepala Balitek KSDA Dr. Ishak Yassir dengan tema “Bangkit untuk Bersatu”.
Tema ini mengajak anak bangsa secara sadar untuk memelihara,
meningkatkan dan memperbarui semangat gotong-royong dan kolaborasi, sebagai
warisan kearifan lokal yang akan membawa kita menuju kejayaan di pentas global.
Sedangkan tujuan peringatan Harkitnas ini adalah untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan kita sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara, mempererat persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita ke depan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Balitek KSDA (Samboja, 15/05/2019)_Bertempat di Pendopo Lamin Etam pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2019 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan Forum KEE Bentang Alam Wehea-Kelay menyelanggarakan Gelar Wicara “Pembelajaran Pengelolaan KEE Wehea-Kelay Provinsi Kalimantan Timur” dengan tema “Pengelolaan KEE yang Partisipatif-Kalaboratif dalam Kerangka Implementasi Kesepakatan Pembangunan Hijau (Green Growth Compact) Provinsi Kalimantan Timur”.
Di acara ini bertindak sebagai moderator adalah Bapak Ir. Wahjudi
Wardojo, M.Sc, dengan para narasumber diantaranya adalah Gubernur Provinsi
Kaltim; Dirjen KSDAE-KLHK; Kepala Balitek KSDA; Perwakilan Swasta-Praktisi; dan
Perwakilan Masyarakat Wehea.
Dirjen KSDAE-KLHK Bapak Ir. Wiratno M.Sc pada acara ini menyatakan
bahwa keberadaan KEE di bentang alam
Wehea-Kelay beserta forum pengelolaannya adalah terobosan dalam dunia
konservasi. Hal ini karena KEE menggabungkan pengusaha, masyarakat, akademisi,
pegiat lingkungan, dan pemerintah. Ditambahkannya pula bahwa “Ini merupakan
inisiatif baru yang wajib didukung, bagaimana para pemegang konsesi hutan
produksi, hutan alam, areal penggunaan lain, dan pengelola hutan lindung saling
berkolaborasi dan saya pribadi mau belajar bagaimana pengelolaan forum
ini“.
Sedangkan Kepala Balitek KSDA Samboja Dr. Ishak Yassir dalam acara ini
menyatakan bahwa peran Balitek KSDA
dalam pengelolaan KEE di bentang alam Wehea-Kelay telah dimulai sejak tahun
2015 bersama para pihak terutama didalam mendukung penguatan data dan
informasi; kegiatan penelitian keanekaragaman hayati; dan juga dalam
pengembangan konsep pengelolaan KEE di bentang alam Wehea-Kelay. Ditambahkannya
pula bahwa “Pengelolaan KEE di bentang alam Wehea-Kelay yang perlu didorong
adalah pengelolaan dengan praktik-praktik terbaik dengan skala bentang alam
dengan prinsip pengelolaannya yang adaptif, responsif dan partisipatif untuk
mencari solusi bersama pengelolaan yang lestari di bentang alam tersebut”.
Selain itu, Dr. Ishak Yassir juga menyatakan bahwa pengelolaan KEE sangat penting dilakukan
karena merupakan salah satu kawasan terpenting bagi masa depan konservasi jenis
flora dan fauna langka di luar kawasan konservasi di Indonesia.
Seperti diketahui bersama bahwa Bentang alam Wehea-Kelay seluas + 532.143 Ha menjadi sangat penting didorong pengelolaannya menjadi KEE karena tidak hanya sebagai penopang kehidupan bagi masyarakat setempat saja, tetapi juga merupakan habitat alami terbesar bagi orangutan di Provinsi Kalimantan Timur. Di acara ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga memberikan penghargaan kepada para pihak yang terlibat aktif dalam mendukung pengelolaan KEE di bentang alam Wehea-Kelay. Balitek KSDA diantaranya mendapat penghargaan dari Gubernur Kalimantan Timur atas peran dan kontribusinya terutama dalam penguatan pangkalan data dan kegiatan penelitian kehati di dalam mendukung pengelolaan KEE di bentang alam Wehea-Kelay.