Opening Ceremony Orangutan Forest School di KHDTK Samboja
Kepala Balitek KSDA, Kepala BKSDA, President Four Paws International dan Pembina Yayasan Jejak Pulang secara bersama-sama melakukan gunting pita sebagai tanda diresmikannya Orangutan Forest School di KM 7 KHDTK Samboja. Pembukaan ini menandai kesiapan fasilitas sekolah hutan bagi orangutan rehabilitan. Fasilitas yang telah dibangun itu antara lain Portacamp yang berfungsi sebagai klinik, gudang buah, kamar bayi orangutan, serta ruang teknisi. Selain itu juga telah dibangun pos pengamanan, rumah pengolahan kompos, dan kandang. Beberapa fasilitas lain masih dalam proses pengerjaan.
Orangutan forest school ini merupakan kawasan KHDTK Samboja yang dialokasikan sebagai tempat pendidikan dan rehabilitasi bagi individu orangutan secara langsung di alam. Luas area tersebut ialah 130 Ha dengan didukung 2 orang dokter hewan, 1 orang tenaga ahli perilaku satwa, 1 orang ahli biologi, 15 orang teknisi, dan disupport oleh 30 orang tenaga pengamanan sebagai pengelolanya.
“Peresmian ini merupakan langkah maju penuh optimis dalam jejaring kerjasama Balitek KSDA, BKSDA Kalimantan Timur dan Yayasan Jejak Pulang untuk Program Pusat Penelitian Orangtuan/Orangutan Research Centre (ORC) di KHDTK Samboja. Sebuah wahana yang bukan hanya sangat bermakna untuk konservasi orangutan, akan tetapi juga sebuah kesempatan besar untuk menghasilkan peneliti Indonesia yang ahli di bidang konservasi orangutan,” kata Ahmad Gadang Pamungkas Kepala Balitek KSDA Samboja.
Jejak Pulang menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi orangutan dan menjaga keamanan sekolah hutan. “Kami sekuat tenaga menjaga keamanan Kawasan sekolah hutan orangutan dari berbagai ancaman dengan menyiapkan tenaga pengamanan 24 jam. Kami juga memberlakukan non-contact policy bagi bayi orangutan demi keberhasilan program rehabilitasi orangutan,” Ungkap Signe Preuschoft ahli perilaku satwa ini.
Selama ini, bayi orangutan ditempatkan di kandang karantina yang berada di Arboretum Balitek KSDA. Setiap hari orangutan rehabilitant harus diangkut untuk menuju lokasi sekolah hutan di KM 6 dengan ditemani teknisi. Setiap individu bayi orangutan membutuhkan waktu sekitar 5-7 tahun untuk siap mandiri dan kembali dilepasliarkan di alam. Perbedaan durasi ini tergantung pada kondisi kesehatan dan kemampuan masing-masing individu. Kompetensi minimal yang diajarkan di sekolah hutan orangutan ini antara lain pengetahuan tentang pakan, bagaimana memperoleh pakan, kemampuan memanjat, membuat sarang, serta mengenali berbagai bahaya.
Dengan tersedianya fasilitas di KHDTK Samboja, para bayi orangutan dapat langsung beraktifitas di lokasi sekolah hutan tanpa perlu mobilisasi. Hal ini akan dapat mengurangi frekuensi perjumpaan orangutan dengan manusia, sehingga mempercepat proses pendidikan orangutan untuk dapat tumbuh secara alami menyerupai kondisi alamiahnya di hutan.