Mengenal Budaya Masyarakat Dayak Benuaq dan Potensi Flora Hutan Lembonah

Masih satu seri dengan buku “Satwa Liar di Hutan Lembonah” buku terbitan Balitek KSDA ini berjudul “Budaya Masyarakat Dayak Benuaq dan Potensi Flora Hutan Lembonah”. Buku ini merupakan hasil dokumentasi studi yang dilakukan oleh tim peneliti Balitek KSDA dan PT. Borneo Surya Mining Jaya (BSMJ) tentang sisi budaya dan kearifan lokal masyarakat Dayak Benuaq di Kampung Lembonah beserta dengan potensi pemanfaatan flora yang ada di Hutan Lembonah.

Menurut Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si, Kepala Balitek KSDA, hutan Lembonah adalah areal HCVF (High Conservation Value Forest) yang disisakand i sekitar areal perkebunan kelapa sawit PT. Borneo Surya Mining Jaya (PT. BSMJ) sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan hidup.

“Hutan Lembonah memiliki nilai sosial budaya yang kuat dari kearifan lokal masyarakat adat Dayaq Benuaq di Kampung  Lembonah.  Masyarakat sejak lama telah menggunakan lahan di sekitar hutan Lembonah sebagai lembo (kebun), serta sumber keragaman flora yang dimanfaatkan untuk berbagai  keperluan seperti obat tradisional, pangan, kerajinan, kayu pertukangan dll.”,  kata Tri Atmoko salah satu tim penulis.

Untuk itu diperlukan strategi pengelolaan potensi hutan Lembonah secara lebih baik. Langkah Strategi pengelolaan kawasan hutan Lembonah sebagai destinasi ekowisata, pendidikan konservasi dan lingkungan hidup patut mendapat apresiasi dan dukungan penuh.

Dukungan Balitek KSDA dengan menyediakan tenaga ahli dalam merancang pengembangan hutan Lembonah sebagai objek pendidikan konservasi dan lingkungan hidup, termasuk di dalamnya survei keragaman flora dan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar Lembonah.

“Hutan Lembonah dinilai masih memiliki keragaman jenis flora dan fauna yang cukup beragam. Selain itu kehidupan masyarakat Dayaq Benuaq yang ada di sekitarnya juga merupakan kekayaan budaya yang wajib untuk  dilestarikan”, kata Ir. M. Zaenal, Direktur PT. Borneo Surya Mining Jaya.

Buku ini berisi Pendahuluan, Seni Budaya Masyarakat Lembonah,dan Potensi Flora Hutan Lembonah.  Tim penulis buku ini adalah Tri Atmoko, Wawan Gunawan, Fransisca Emilia, Mukhlisi, Angga Prayana, Zainal Arifin dan Editor Dr. Sutedjo.

Buku setebal 104 halam ini juga menampilkan beragam koleksi foto bertema seni budaya masyarakat Dayak Benuaq dan potensi flora yang ada di hutan Lembonah. Selamat Membaca!***ADS

Share Button

Keragaman Satwa Liar di Hutan Lembonah

Balitek KSDA kembali menerbitkan sebuah buku mengenai konservasi satwa liar di Tahun 2016. Kali ini buku yang diterbitkan berjudul “Satwa Liar di Hutan Lembonah”.  Buku ini merupakan hasil dokumentasi studi yang dilakukan oleh tim peneliti Balitek KSDA dan PT. Borneo Surya Mining Jaya (BSMJ) terhadap kondisi keragaman satwa liar di Hutan Lembonah.

Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si Kepala Balitek KSDA menyambut dengan antusias terbitnya buku ini.  “Komoditas perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang mampu menggerakkan roda perekonomian nasional. Namun dilain pihak, kegiatan pengembangan kebun kelapa sawit yang bersifat monokultur dan cenderung membutuhkan lahan begitu luas, memilki resiko terhadap perubahan keragaman hayati dan kondisi sosial budaya masyarakat di sekitarnya.  Untuk itu perlu upaya untuk meminimalisir dampak negatif terhadap kerusakan lingkungan”, kata Gadang.

Selain itu Gadang  juga berharap buku ini dapat memberikan informasi  terutama bagi manajemen PT. BSMJ dan mendorong dalam pengelolaan kawasan kedepannya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca terutama yang ingin mengoptimalkan pengeloaan areal HCVF agar memiliki nilai lebih terhadap lingkungan.

“Hutan lembonah adalah salah satu areal hutan yang sengaja disisakan di sekitar areal perkebunan kelapa sawait PT. Borneo Surya Mining Jaya (PT. BSMJ) sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan hidup dalam bentuk HCVF (High Conservation Value Forest). Hutan Lembonah menjadi kantong terakhir bagi kehidupan satwa liar, terutama setelah areal di sekitarnya berubah menjadi kebun kelapa sawit”, kata Ir. M.Zaenal, Direktur PT. Borneo Surya Mining Jaya.

Menurut Tri Atmoko, salah satu tim penelitan ini menyatakan bahwa buku ini berusaha merekam keanekaragaman satwa liar yang ada di hutan Lembonah, mulai dari mamalia, burung dan serangga. “Hutan Lembonah dapat diibaratkan sebagai  kantor  habitat satwa liar yang tersisa di areal perkebunan sawit. Satwa liar yang awalnya menyebar di areal hutan yang luas, saat ini menjadi terkonsentrasi pada petak hutan yang tersisa di Hutan Lembonah”, kata Tri.

Buku Satwa Liar di Hutan Lembonah ini berisi Pendahuluan (BAB I), Peranan Satwa Liar dalam Komunitas Hutan Lembonah (BAB II), Jenis dan Status Perlindungan Mamalia di Hutan Lembonah (BAB III), Status Perlindungan dan Feeding Guild Burung-burung di Hutan Lembonah (BAB IV),  dan Warna-warni  Serangga di Hutan Lembonah (BAB V). Tim penulis buku ini adalah Tri Atmoko, Mukhlisi, Ike Mediawati, Suryanto, Angga Prayana, Mardi T. Rengku, dan Editor Dr. Chandradewana Boer.

Tak lupa, buku setebal 118 halaman ini menampilkan koleksi foto longshoot dan makro karya penulis  di lapangan yang akan menggiring pembaca untuk berkenalan dengan satwa liar yang ada di Hutan Lembonah. Selamat Membaca**ADS

Silahkan download, klik di sini
Share Button