Sekbadan Litbang: Kembangkan Potensi KHDTK Samboja dengan Ekowisata, Eduwisata dan Edutainment

Dr. Ir. Sylvana Ratina, M.Si., Sekretaris Badan litbang dan Inovasi (Sekbadan) mengharapkan bahwa KHDTK Hutan Penelitian Samboja lebih dikembangkan dengan Ekowisata, Eduwisata dan Edutainment. Hal ini diungkapkan Sekbadan saat memberikan arahan pada acara pembinaan pegawai Lingkup Balitek KSDA Samboja, Kamis (23/03/2017).

KHDTK Hutan Penelitian Samboja merupakan salah satu kekayaan hutan tropis Kalimantan yang tersisa di Kalimantan Timur. Dengan segala potensi yang ada di KHDTK Samboja, Sekbadan berharap Balitek KSDA lebih meningkatkan pemanfaatan KHDTK samboja dengan model pengelolaan yang berbasis konservasi.

“Potensi yang ada di KHDTK dapat divisualisasikan secara menarik di tempat-tempat tertentu di KHDTK yang memiliki potensi wisata seperti air panas, air terjun, dan lainnya. Saya menyarankan Balitek KSDA menggaet travel agent untuk lebih membantu dalam mempromosikan potensi wisata KHDTK Samboja”, tambah Sekbadan.

Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si., Kepala balitek KSDA menyambut baik saran yang diberikan oleh Sekbadan. Gadang menyampaikan bahwa tahun 2016 s.d. saat ini kunjungan eduwisata pelajar dari tingkat TK s.d. SMA maupun mahasiswa S1 s.d. S3. Selain itu kegiatan lintas alam bagi pelajar SMA yang telah dilakukan di KHDTK samboja th 2016 akan ditingkatkan lagi dengan target jumlah maupun segmen yang lebih luas.

Gadang beserta tim pengelolaan KHDTK Samboja juga sedang menyiapkan konsep wisata yang akan di kembangkan di KHDTK Samboja ke depannya.

Pada kesempatan ini Sekbadan juga melakukan kunjungan ke Herbarium Wanariset Samboja dan KHDTK Samboja.

Selain pembinaan Sekbadan, juga diadakan Pembinaan Kepegawaian, Organisasi dan Ketatalaksanaan Lingkup Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi. Pembinaan dilakukan Drs. Riharto S., MM. (Kabag Kepegawaian, Hukum dan Ortala), Undang Rahmat Fauzi, S.TP (Kasubbag Administrasi Jabatan Fungsional), Bayu Subekti, S.IP, M.Hum  (Kasubbag Hukum dan Ortala), dan Nedi Ramdani, Bc.Ek., S.IP. (Kasubbag Administrasi Kepegawaian)***ADS

Share Button

“Kenalilah Hutanmu” Field Trip SMA Al-Hayat di Balitek KSDA

Siswa-siswi SMA Al-Hayat Samboja mengadakan field trip dengan tema “Kenalilah Hutanmu” di KHDTK Hutan Penelitian Samboja, Balitek KSDA pada Sabtu (04/3). Kunjungan pendidikan ini diikuti oleh 47 peserta yang terdiri dari 44 siswa dan 3 orang guru pendamping.

Kunjungan kali ini disambut hangat oleh Pengelola KHDTK Hutan Penelitian Samboja Taufiqurrohman, S.Hut, MPA di pintu masuk Ristis Wartono Kadri. Dalam sambutannya Taufiq mempersilahkan siswa-siswi SMA Al-Hayat untuk belajar tentang apa saja di Hutan Rintis Wartono Kadri.

“Hutan di Rintis Wartono Kadri termasuk dalam tipe hutan hujan dataran rendah. Terdapat setidaknya 243 jenis flora, 17 jenis makrofungi, 29 jenis mamalia, 44 jenis burung, 18 suku serangga dan 18 jenis herpetofauna”, jelas Taufiq dalam sambutan singkatnya.

Selain itu Taufiq menambahkan satwa yang sering dijumpai antara lain Owa kalawat (Hylobates muellerri Raffles), Lutung Merah (Presbytis rubicunda Muller), Lutung Kelabu (Presbytis cristata Raffles), Kijang (Muntiacus sp.), Beruang Madu (Helarctos malayanus Raffles), Pelanduk (Tranggulus sp.), Julang Emas (Aceros undulatus Shaw), Kangkareng Hitam (Anthracoceros malayanus Raffles), Biawak, Ular Kobra (Naja sputatrix Boie) dan Kadal Kebun (Eutropis multifasciata Kuhl).

Dalam kunjungan kali ini siswa-siswi dibagi menjadi dua kelompok saat tracking di Rintis Wartono Kadri. Selama perjalanan terlihat siswa-siswi melakukan interaksi dengan pendamping dari Balitek KSDA. Mereka terlihat tertarik dengan pohon, jamur bahkan satwa yang ada di sepanjang trek.

Beruntung, rombongan siswa bertemu dengan dua ekor Owa Kalawat yang sedang berlompatan di tajuk pohon. Sebuah atraksi yang sangat berkesan bagi mereka karena jarang mereka saksikan secara langsung. Selain itu mereka juga bertemu dengan ular berukuran kecil yang sedang melintas di jalan setapak Rintis Wartono Kadri dan berbagai jenis jamur yang tumbuh di pangkal pohon maupun batang pohon yang sudah lapuk sepanjang trek.

Setelah selesai tracking di Rintis Wartono Kadri, siswa-siswi diajak untuk melihat koleksi herbarium di Herbarium Wanariset. Sambil mendengarkan penjelasan dari tim pemateri herbarium Tri Atmoko. S.Hut, M.Si, Nanda Farhazakia, dan Mardi Tofani Rengku terlihat siswa-siswi bertanya tentang jenis-jenis tanaman yang ada, tempat mengambil koleksi, jumlah koleksi dan cara pembuatannya.

Selanjutnya siswa-siswi berkumpul di kantor Balitek KSDA untuk mengenal lebih dalam tentang Balitek KSDA dalam presentasi profil Balitek KSDA yang disampaikan oleh Ulfa Karmila Sari, S.Hut. Selain itu siswa-siswi juga diajak untuk belajar Pengenalan Hutan, Fungsi Hutan, dan Trilogi Hutan.

Kegiatan diselingi dengan pembagian doorprize bertemakan konservasi berupa T-shirt dan buku agenda. Selain itu juga diserahkan beberapa bibit Agathis borneensis sebagai kenang-kenangan kepada wakil OSIS SMA Al-Hayat untuk ditanam di lingkungan sekolah.

Akhir kegiatan terlihat siswa-siswi menikmati makan siang di dalam kantor Balitek KSDA sembari menyaksikan film konservasi tentang Bekantan di Kalimantan dan diakhiri dengan foto bersama***ADS

Share Button

Praktikum Lapangan Mahasiswa Farmasi Universitas Mulawarman di Balitek KSDA

Dalam rangka mendekatkan dan meningkatkan pengetahuan di bidang biosistematik dan etnofarmaka, mahasiswa dan dosen Farmasi Universitas Mulawarman (Unmul) melakukan praktikum lapangan di Balitek KSDA. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 14 s.d. 16 Maret 2017. Peserta kuliah lapang merupakan seluruh mahasiswa angkatan 2016 yang mengambil mata kuliah Biosistematika dan Etnofarmaka dan berjumlah 160 orang. Dalam kunjungannya mahasiswa didampingi oleh 4 dosen pengampu yaitu Adam M. Ramadhan, M.Sc, Apt, Jaka Fadraersada, M.Farm-Klin, Apt, M. Arifuddin, S.Si, M.Si., Apt dan Mahfuzun Bone, S.Farm., M.Si., Apt.

Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian, Drinus Arruan, S.Hut dalam sambutannya mengapresiasi dengan baik adanya kuliah lapang dari perguruan tinggi khususnya Farmasi Unmul setiap tahunnya di Balitek KSDA. “Saya berharap dengan kegiatan kuliah lapangan ini dapat memberikan manfaat sebagai bekal kuliah”, kata Drinus. Selain itu Drinus juga berharap untuk bahan skripsi masing-masing mahasiswa dapat memilih jenis-jenis tumbuhan yang lebih beragam. Sehingga akan lebih mendorong penelitian dan juga upaya konservasi tentang tumbuhan berkhasiat obat khususnya di Kalimantan.

Pada materi ruang,  mahasiswa dibekali Pengenalan Profil Balitek KSDA (Ulfah Karmila Sari), Pengantar Etnobotani  dan Pengenalan Riset Etnobotani yang telah dilakukan Balitek KSDA  (Septina Asih Widuri dan Antun Puspanti), Teknik Pembuatan Herbarium dan Teknik Pengenalan Jenis Tumbuhan (Dr. Arbainsyah).

Setelah materi ruang, mahasiswa diajak untuk belajar bagaimana membuat sampel herbarium. Mulai dari eksplorasi, penyortiran spesimen, pengeringan spesimen, mounting/pengeplakan. Tim Herbarium yang menjadi pembimbing proses belajar pembuatan sampel herbarium adalah Mira Kumalaningsih, Iman Suharja, Priyono, Zainal Arifin, Nanda Farhazakia,dan Dwi Wahyu Mentari.

Terlihat mahasiswa sangat antusias belajar membuat sampel herbarium secara berkelompok. Sampel herbarium karya mereka akan digunakan sebagai salah satu materi penilaian mata kuliah Biosistematika dan Etnofarmaka.

Mahasiswa juga diajak untuk melihat koleksi Herbarium Wanariset Samboja baik sampel kering, basah maupun koleksi kayu sembari melakukan diskusi dengan tim Herbarium Wanariset.

Selanjutnya mahasiswa diajak untuk melihat koleksi Tumbuhan Berkhasiat Obat (TBO) di KHDTK Hutan Penelitian Samboja di sepanjang trek Tri Joko Mulyono. “Plot TBO di KHDTK Hutan Penelitian Samboja ini memiliki luas 5,6 ha. Koleksi tumbuhan yang ada di sepanjang trek Tri Joko Mulyono sekitar 60 jenis. Sebagian besar (hampir 50 jenis) merupakan tumbuhan asli di lokasi tersebut dan sebagian kecil lainnya ditanam atau introduksi”, kata Yusub Wibisono salah satu pendamping dari Balitek KSDA saat kunjungan lapangan.  Tim pendamping lainnya di Plot TBO adalah Taufiqurahman, Syamsu E. Rinaldi, Teguh, Frans Paginta, Rudimin Akbar.
Semoga dengan diadakannya kegiatan praktikum lapangan Eksplorasi Tumbuhan Obat di Balitek KSDA dapat memberikan pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan khasiatnya serta terjaga kelestariannya. Tentu saja hal ini akan menjadi sumbangsih besar dalam penunjang pengembangan penelitian yang berorientasi dalam bidang farmakognosi dan bahan alam*** ADS

Share Button

Peresmian Trek Henry Bastaman, Penandatanganan Prasasti Pusat Penelitian Orangutan dan Kerjasama Balitek KSDA dengan Para Pihak

“Trek Henry Bastaman didedikasikan kepada Kepala Badan Litbang dan Inovasi atas kepedulian besar beliau terhadap Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Penelitian Samboja”, kata Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si kepala Balitek KSDA dalam sambutan peresmian Trek Henry Bastaman (6/3). Trek Henry Bastaman memiliki panjang + 1375 m dan terletak di KHDTK Hutan Penelitian Samboja.

Trek Henry Bastaman melalui beberapa plot penelitian diantaranya ASDG Tengkawang dan Shorea ovalis, plot gaharu, plot meranti, plot ulin, plot tanaman kerdil dll.

Gadang menjelaskan bahwa tujuan pembangunan trek adalah sebagai salah satu strategi pengelolaan KHDTK terutama pengamanan kawasan dengan menunjukkan bukti adanya aktivitas dan kehadiran balai di dalam kawasan.

“Yang terpenting bukanlah penamaan trek ini, namun lebih daripada itu adalah kemanfaatan yang bisa diberikan dengan adanya trek ini seperti peran trek bagi pengelolan KHDTK, edukasi dan terutama kegiatan penelitian”, kata Kabadan dalam sambutan singkatnya sebelum prosesi gunting pita.
Karena cuaca yang tidak mendukung (hujan) yang mengakibatkan kondisi trek sangat licin, Kabadan masuk ke dalam track sekitar 50 meter sambil berbincang dengan Kabalai, Kasi Data, Informasi dan Sarana Penelitian dan Pengelola KHDTK untuk kemudian bergegas melakukan penanaman pohon.

Kabadan dan Kepala Balai menanam pohon agathis borneensis di kanan dan kiri gerbang masuk trek. Diharapkan kedua pohon tersebut bisa menjadi pohon agathis “kembar” sebagai penanda pintu masuk trek kedepannya.

Ada akhir kunjungan di KHDTK Samboja, kabadan melakukan foto bersama pegawai Balitek KSDA dan mengungkapkan keinginannya untuk kembali berkunjung ke KHDTK Samboja untuk menapaki trek dan juga melakukan wildlife photo hunting yang menjadi kegemarannya.


Pada kunjungan kerja kali ini Kabadan juga melakukan penandatanganan  prasasti yang akan disematkan pada monumen patung orangutan warisan Will Smith pendiri Herbarium Wanariset dan Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Patung ini diletakkan di halaman kantor Balitek KSDA sebagai tanda peresmian Balitek KSDA sebagai Pusat Penelitian Orangutan (Orangutan Research Center).
Dalam mendukung upaya konservasi sumber daya alam, Kabadan juga melakukan penandatangan Mou Kerja sama Balitek KSDA dengan berbagai pihak. Kerja sama tersebut antara lain :

  1. Konservasi dan Penelitian Orangutan Beserta Habitatnya (Kerja sama Balitek KSDA dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan Yayasan Jejak Pulang).
  2. Penelitian, Pengembangan, dan Pendidikan dalam Bidang Tumbuhan Obat (Kerja sama Balitek KSDA dengan Akademi Farmasi Samarinda).
  3. Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Gunung Sepuluh Timur Wana Patra Lestari sebagai Area Konservasi Flora dan Fauna Situs Sejarah Sumur Mathilda (Kerja sama Balitek KSDA dengan Pertamina Refinery Unit V Balikpapan).

“Kerja sama Konservasi dan Penelitian Orangutan Beserta Habitatnya dilakukan untuk mendukung upaya perlindungan orangutan beserta habitatnya, mendukung upaya penyelamatan rehabilitasi, reintroduksi dan pelepasliaran orangutan di wilayah kerja BKSDA Kalimantan Timur, selain itu untuk memperoleh paket ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi orangutan beserta habitatnya”, kata Fransisca Emilia, S.Hut, M.Si bagian Kerjasama Balitek KSDA.

Sedangkan untuk Penelitian, Pengembangan dan Pendidikan dalam Bidang Tumbuhan Obat, Sisca menegaskan bahwa kerja sama ini dilakukan untuk mendukung penelitian, pengembangan dan pendidikan dalam bidang tumbuhan obat dengan ruang lingkup penelitian dan pengembangan tumbuhan obat dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia antar kedua lembaga.

“Kerja sama dengan Pertamina dilakukan untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan Hutan Gunung Sepuluh Timur Wana Patra Lestari sebagai ara konservasi flora dan fauna situs sejarah Sumur Mathilda. Kerja sama ini diawali dengan identifikasi kondisi dan potensi flora, fauna dan sosial budaya situs sejarah Sumur Mathilda di area konservasi Revinery Unit (RU) V, interpretasi lingkungan di area konservasi RU V, program konservasi alam, dan publikasi hasil penelitian, jelas Sisca.

Dalam kunjungan kali ini Kabadan juga melakukan pembinaan pegawai Balitek KSDA dan kunjungan di Herbarium Wanariset Samboja***ADS

Share Button

Diskusi Staf Ahli Bidang Pangan KHLK dengan Peneliti Balitek KSDA

Dr.  Ir. Hj. R. Sabrina, M.Si staf ahli Menteri LHK Bidang Pangan melakukan kunjungan dan diskusi dengan peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) pada Rabu (1/1/2017) di ruang rapat Balitek KSDA. Kunjungan kali ini didampingi Drs. Tri Bangun Laksana, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan dan disambut hangat oleh Drinus Arruan, S.Hut, Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian Balitek KSDA.

Kegiatan diawali dengan presentasi profil Balitek KSDA yang disampaikan oleh Tri Atmoko, S.Hut, M.Si. Dalam presentasinya Tri menggarisbawahi bahwa Balitek KSDA dalam bidang pangan dan etnobotani telah melakukan upaya konservasi dengan memiliki Plot pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack), 1.000 tanaman yang berlokasi di Plot Tumbuhan Obat (TBO) yang berada dalam Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Penelitian Samboja.

“Plot TBO di KHDTK Hutan Penelitian Samboja ini memiliki luas 5,6 ha. Jenis tumbuhan yang ada di sekitar trek Tri Joko Mulyono + 60 jenis. Sebagian besar (hampir 50 jenis) merupakan tumbuhan asli di lokasi tersebut dan sebagian kecil lainnya ditanam atau introduksi”, jelas Tri.

Selain itu Tri juga menambahkan bahwa Balitek KSDA telah melakukan upaya konservasi genetik dengan membangun sumber benih yang salah satu diantaranya adalah Lai (Durio kutejensis).  Pembangunan sumber benih ini telah dilakukan sejak th 2013 seluas 2,5 hektar dengan 500 pohon lai.

Selanjutnya kegiatan diskusi dilakukan secara santai dengan para peneliti Balitek KSDA. Pada kesempatan ini Sabrina mendorong peneliti untuk lebih berinovasi dalam penelitiannya. Untuk penelitian obat tradisional, Sabrina berharap bahwa obat tradisional didorong untuk lebih dimodernkan sehingga lebih memiliki nilai ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.

“Saya mendorong peneliti-peneliti Balitek KSDA untuk “menemukan” sesuatu sehingga hasil dari penelitiannya dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat meningkatan upaya-upaya konservasi keanekaragaman hayati Indonesia”, kata Sabrina. Selain itu, Sabrina juga menawarkan diri menjadi fasilitator untuk mendukung penelitian-penelitian Balitek KSDA.

Kegiatan diakhiri dengan kunjungan Sabrina di Plot TBO yang didampingi peneliti dan teknisi litkayasa Balitek KSDA***ADS

Share Button