Kunjungan Tim Balitek KSDA ke Areal Konservasi PT. CUS

Perusahaan PT. Cipta Usaha Sejati (CUS) adalah salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki komitmen terhadap kelestarian lingkungan. Hal tersebut diwujudkan dengan pengalokasian hampir 25% areal HGU nya sebagai areal konservasi. Sebagian areal berada di sempadan sungai Matan dialokasikan sebagai habitat primata dilindungi, bekantan.

Dalam rangka penjajagan kerjasama, Tim Balitek KSDA yang terdiri dari Ahmad Gadang Pamungkas (kepala Balitek KSDA), Tri Atmoko (Peneliti), dan Ismed Syahbani (Staf Program, Anggaran dan Kerjasama) melakukan kunjungan ke PT. CUS, 25-25 November 2016. Pelaksanaan kunjungan tersebut didasari oleh arahan Direktur Jenderal KSDAE, Bapak Dr. Tahrir Fathoni, untuk meninjau kondisi dan pengelolaan areal konservasi di areal PT. CUS, group PT. PAS (Pasifik Agro Sentosa) yang ada di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Kunjungan diterima langsung oleh Rohyat Sufrajat, selaku General Manager PT. CUS. Pada entry metting setelah sesi perkenalan dilanjutkan dengan pemaparan profil perusahaan dan penjelasan terkait progress pengelolaan areal konservasi PT. CUS.

Dalam sambutannya, Rohyat menyatakan bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang kuat dalam hal konservasi, dimana sekitar 10 % dari total arealnya ditetapkan sebagai areal konservasi. Termasuk di sempadan sungainya dipertahankan sebagai areal lindung dan sebagai habitat bekantan.

Selanjutnya dilakukan presentasi profil Balitek KSDA oleh Kepala Balitek KSDA, Ahmad Gadang Pamungkas, terkait tupoksi dan berbagai kegiatan kerjasama dan penguatan yang telah dilakukan dengan beberapa perusahaan di Kalimantan Timur. “Kunjungan kami dari Balitek KSDA adalah untuk melihat seberapa jauh kegiatan pengelolaan areal konservasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dan menjajagi penguatan apa yang mungkin bisa dilakukan oleh Balitek KSDA dalam pengelolaannya” lanjut Gadang.

Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh PT. CUS di areal konservasinya. Salah satunya adalah kegiatan inventarisasi flora dan fauna. Kegiatan tersebut dilakukan dengan dukungan dari FFI dan IAR. Menurut Tri Atmoko, berdasarkan beberapa laporan hasil inventarisasi flora dan fauna yang telah dilakukan, sejauh ini sudah cukup baik memberikan gambaran kondisi potensi flora dan fauna yang ada. “Adanya kehadiran dari NGO seperti FFI dan IAR sudah sangat membantu dalam mendukung dalam penguatan penilaian potensi di  areal konservasi PT. CUS”, lanjut Tri.

Pada akhir presentasi dilakukan penyerahan beberapa publikasi dari Balitek KSDA kepada management perusahaan dan penyerahan kenang-kenangan dari perusahaan.

Selanjutnya dilakukan kunjungan lapangan di habitat bekantan di sepanjang sungai Matan. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke danau konservasi, dan persemaian. Pada kesempatan tersebut Kepala Balitek melakukan penanaman pohon di areal penanaman tamu.

Terkait dengan pengelolaan bekantan dan habitatnya, Tri Atmoko menyatakan bahwa masih perlu dilakukan perhitungan populasi dan monitoring secara berkala terhadap bekantan yang ada di sempadan sungai di areal PT. CUS. “Beberapa lokasi habitat bekantan juga masih perlu dilakukan pengkayaan jenis tumbuhan pakan menggunakan jenis-jenis alami yang ada, seperti dungun (Heritiera littoralis) dan laban (Vitex pinnata)” lanjut Tri. ***sbj

Share Button

Survei Kehati di Huliwa oleh Balitek KSDA

Sebagai upaya untuk memperkaya informasi keanekarahgaman hayati (Kehati) di Huliwa (Hutan Lindung Wehea), maka tim peneliti Balitek KSDA bekerjasama dengan The Nature Conservancy (TNC) melakukan survei kehati di daerah Sekung, Huliwa. Kegiatan dilaksanakan  selama sepuluh hari mulai tanggal 9 s/d 19 desember 2016.

Menurut Tri Atmoko, Peneliti Balitek KSDA, kegiatan survei yang dilakukan meliputi survei dan identifikasi jenis mamalia, burung, herpetofauna dan potensi flora. Pemilihan lokasi di sekitar Sungai Sekung dilakukan karena di lokasi tersebut belum pernah dilakukan inventarisasi potensi keharinya. “Kegiatan ini adalah lanjutan dari kegiatan sebelumnya yang dilakukan di sekitar camp riset Hutan Lindung Wehea dan areal konservasi PT. Nusaraya Agro Sawit pada bulan November sebelumnya” lanjut Tri.

Ahmad Gadang Pamungkas, Kepala Balitek KSDA, berkomitmen agar hasil kegiatan ini dapat memperkaya data dan informasi potensi kehati bagai Badan Pengelola dalam upaya pengembangan Huliwa ke depannya. Selain itu, diharapkan agar dapat terbangun kerjasama antara Balitek KSDA dengan Badan Pengelola, terkait kegiatan konservasi lainnya di Huliwa

Sebagai penghargaan atas komitmen tersebut, pada kunjungan sebelumnya, Kepala Balitek mendapat kehormatan topi adat dari masyarakat adat Dayak Wehea. Topi adat tersebut diserahkan langsung oleh Bapak Ingdom selaku perwakilan dari masyarakat Nehas Leah Bing.

Hutan lindung Wehea adalah bagian dari bentang alam Wehea-Kelay yang direncanakan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). Kawasan tersebut merupakan habitat yang penting bagi habitat orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus morio).

Menurut Amir Maruf, kegiatan ini juga bertujuan untuk melihat potensi Huliwa sebagai areal pembangunan sanctuary orangutan. “Kami juga melakukan servei sarang orangutan untuk memastikan keberadaan orangutan di daerah sekitar sungai Sekung, selain itu survei flora juga dapat memberikan informasi daya dukung potensi pakan bagi orangutan” ungkap Amir.

Kawasan bentang alam Wehea-Kelay meliputi berbagai fungsi kawasan dan penggunaan lahan, seperti kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi dan areal perkebunan kelapa sawit.

Menurut Edi Sudiono, Manager Kemitraan TNC, kegiatan ini akan terus berlanjut di areal yang lainya untuk melengkapi data dan informasi keanekaragaman hayati yang ada di dalam kawasan bentang alam Wehea-Kelay. ***Sbj

Share Button