Unjuk Balai Lewat Karnaval

Untuk pertama kalinya Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA Samboja) ikut serta dalam karnaval yang diadakan Pemerintah Kecamatan Samboja (15/8). Acara tahunan tersebut diikuti oleh siswa seluruh sekolah dan berbagai komunitas masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Samboja.

Mulai pukul 13.00 WITA, ratusan peserta pawai dan berbagai mobil hias tampak beriringan dari Kuala Samboja menuju kantor Kecamatan Samboja. Rombongan peserta tampak antusias mengikuti acara yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke 71. Keikutsertaan Balitek KSDA Samboja pada karnaval tahun ini selain karena undangan dari Camat Samboja, juga karena ingin memperkenalkan Balitek KSDA kepada masyarakat sekitar.

Selama ini, masyarakat lebih mengenal nama Wanariset Samboja sedangkan nama Balitek KSDA masih sedikit masyarakat Samboja yang mengetahuinya. Sebelum ditetapkan sebagai UPT di bawah litbang kehutanan, Balitek KSDA memang merupakan stasiun penelitian (Wanariset) Balai Besar Penelitian Kehutanan Samarinda (red: sekarang berganti nama menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Dipterokarpa).

2Saat masih bernama Loka Penelitian dan Pengembangan Satwa Primata (LP2SP) institusi litbang ini pernah bekerjasama dengan BOS-F terkait konservasi orang utan. Di belakang kantor dulunya pernah dibangun kandang untuk orangutan yang direhabilitasi oleh BOS-F. Tidak heran sebagian masyarakat Samboja menyangka kantor abu-abu di pertigaan Jalan Soekarno Hatta tersebut sebagai kantor Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS-F).
Dalam karnaval ini, Balitek KSDA mengirimkan 2 mobil yang dihias dengan tema penyelamatan hutan. Mobil pertama mengarak patung orangutan yang diberi nama Romeo sedangkan mobil kedua membawa replika pohon yang ditempeli poster-poster berisi kampanye penyelamatan hutan, satwa endemic, dan stop penebangan liar di bagian dahannya.

Romeo dibuat dengan memanfaatkan koran dan kardus bekas yang dilekatkan menggunakan lem kanji dan lem kayu. Pengerjaan patung setinggi ± 2 meter itu dilakukan oleh para pegawai Balitek KSDA secara bergotong royong selama 3 hari 2 malam. Tidak sia-sia, patung tersebut menarik perhatian peserta karnaval dan menjadi objek foto masyarakat yang menikmati pawai. (k/pri)

Share Button