Teliti Badak Sumatera di Kalimantan, BLI Kerjasama dengan WWF

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA), salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menandatangani perjanjian kerjasama “Penelitian dan Pengembangan Konservasi Badak Sumatera dan Habitatnya di Kalimantan Timur” dengan WWF Indonesia Program Lansekap Hulu Mahakam, Rabu (13/7).

Kerjasama tersebut merupakan perwujudan kepedulian Balitek KSDA dan WWF Indonesia untuk mendukung konservasi badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis harrisonii), satwa langka yang pernah dinyatakan punah keberadaannya di Kalimantan sejak tahun 1990an. Namun, survey WWF Indonesia telah menemukan kembali bukti fisik keberadaannya di Kalimantan pada tahun 2013.

Ahmad Gadang Pamungkas, Kepala Balitek KSDA mengungkapkan bahwa kerja sama para pihak mutlak diperlukan untuk mencegah kepunahan satwa yang keberadaan pastinya saat ini hanya diketahui di lansekap Hulu Mahakam tersebut. Dengan didasari prinsip kesetaraan, mutual respect, mutual trust, dan mutual benefit akan mempercepat tercapainya tujuan konservasi badak Sumatera di Kalimantan.

Mukhlisi, peneliti badak Sumatera sekaligus koordinator kegiatan kerjasama dari Balitek KSDA menjelaskan bahwa konsentrasi sebaran badak sumatera di lansekap Hulu Mahakam berada pada tiga kantong habitat.

animasi_kerjasama_dengan_WWF“Masing-masing kantong tersebut memiliki tingkat ancaman yang berbeda. Sejak tahun lalu, Balitek KSDA dan WWF Indonesia mulai mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang menjadi pakan badak. Hasilnya disusun dalam buku yang direncanakan akan terbit tahun ini,” kata Mukhlisi.

Terkait itu, koordinator kerjasama dari WWF Indonesia, Data Kusuma menambahkan bahwa buku pakan badak yang akan disusun ada dua macam, ditujukan untuk pengguna yang berbeda. Pertama, guide book berupa buku saku praktis yang akan digunakan oleh praktisi di lapangan. Kedua, buku yang berisi informasi lengkap mengenai bioekologi dan jenis-jenis tumbuhan pakan badak beserta kandungan nutrisinya.

Pada kesempatan ini, Yuyun Kurniawan, Rhino Conservation National Coordinator WWF Indonesia mengungkapkan bahwa terobosan lain yang akan dilakukan dalam kerjasama ini adalah analisis environment DNA atau dikenal dengan e-DNA.

“Metode baru ini sudah berhasil dilaksanakan di Peru dan akan dilakukan pilot study di Kalimantan Timur. Apabila berhasil, dapat diterapkan di kawasan-kawasan lain yang potensial sebagai habitat badak,” kata Yuyun.

“Dengan e-DNA, laporan-laporan yang menyebutkan dugaan keberadaan badak sumatera di kawasan lain seperti  Muara Tewe, Berau, Gunung Meratus, TN. Kayan Mentarang, dan TN. Betung Kerihun dapat diverifikasi,” kata Mukhlisi menambahkan.***emilf

Share Button

Bayi Rusa Sambar Lahir di Penangkaran Balitek KSDA Samboja

Untuk pertama kalinya, Kamis (30/06), bayi rusa sambar (Rusa unicolor brookei) lahir di penangkaran Balai Litbang Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) Samboja. Bayi rusa sambar tersebut lahir dari sepasang rusa sambar yang telah 2,5 tahun berada di penangkaran Balitek KSDA.

Hasil pemeriksaan drh. Amir Ma’ruf, dokter hewan Balitek KSDA menunjukkan bahwa bayi rusa dan induknya dalam kondisi sehat. Panjang lahir kepala dan badan bayi rusa 68 cm, tinggi bahu 48 cm, dengan bobot sekitar 5 kg.

“Sementara itu saja pemeriksaan yang bisa dilakukan, karena induk rusa masih sangat agresif untuk melindungi bayinya. Namun pengukuran dan pemantauan perkembangannya akan secara rutin dilakukan,” kata Amir.

animasi_bayi_rusa_sambarKelahiran bayi rusa tersebut pertama kali diketahui Sugiyanto, teknisi penangkaran rusa Balitek KSDA, saat akan membersihkan kandang dan memberi pakan rusa.

“Pertama kali terlihat induk rusa sedang menjilati tubuh bayi rusa yang masih basah. Kemungkinan kelahirannya baru saja, sekitar pukul 5 pagi tadi,” kata Sugi yang mencatat  beberapa minggu sebelum melahirkan, nafsu makan rusa betina tersebut memang cukup tinggi.

Menurut Tri Atmoko, peneliti satwa Balitek KSDA, kelahiran bayi rusa ini merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya penangkaran yang telah dilakukan.

“Semua ini berkat dukungan dari berbagai pihak, baik dari pihak manajemen, tim peneliti dan teknisi, dan dokter hewan yang terlibat dalam kegiatan penelitian dan pengembangan penangkaran rusa sambar,” kata Tri.

Tri Atmoko menjelaskan, sepasang rusa di penangkaran Balitek KSDA tersebut adalah titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur yang digunakan sebagai obyek penelitian dan dilanjutkan kegiatan pengembangan sejak tahun 2013.

Saat ini, umur induk jantan sekitar 4 tahun dan baru sekali mengalami ranggah lepas. Sedangkan induk betina diperkirakan sekitar 3,6 tahun.

Induk rusa tersebut diperoleh dari masyarakat Desa Semoi Dua dan Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Masyarakat memperolehnya saat berburu di hutan, sehingga kemurnian jenisnya masih terjaga dari segi genetiknya.

Ke depan, kegiatan penangkaran yang saat ini masuk dalam pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja tersebut akan dikembangkan dengan melibatkan masyarakat sekitar KHDTK Samboja. Hal ini sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat sekitar kawasan dan mengurangi tekanan perambahan lahan dan penebangan liar dalam kawasan.***TA

Share Button

Pustakawan Balitek KSDA Juara I Pustakawan Berprestasi Tingkat Provinsi Kalimantan Timur

C. Sri Utami Fujiyanti pustakawan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) terpilih menjadi juara I pustakawan berprestasi 2016 tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Pengumuman ini disampaikan oleh Dra. Hj. Ardiningsih, M.Si Kepala Badan Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur pada 30 Juni 2016 di Samarinda.

Ajang pemilihan pustakawan berprestasi tahun 2016 ini diadakan oleh Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 14-15 Juni 2016. Ajang ini diikuti oleh 35 (tiga puluh lima) pustakawan dari berbagai instansi, sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Provinsi Kalimantan Timur.

“Saya senang bisa mewakili Balitek KSDA untuk mengikuti ajang pemilihan ini. Hal ini memotivasi saya untuk terus mengembangkan diri agar dapat memberikan yang terbaik dalam rangka memajukan perpustakaan Balitek KSDA dan pengembangan profesi pustakawan,” ungkap Cici panggilan akrab pustakawan Balitek KSDA ini.

anigif_pustakawanCici mulai bergabung mengelola perpustakaan Balitek KSDA pada tahun 2008. Meskipun Cici adalah alumni Kehutanan (S1) tidak mematahkan semangatnya untuk terus tekun dan berkarya di bidang  yang sekarang digelutinya. “Asal kita berusaha, Allah pasti membantu semua kerja keras kita,” imbuhnya.

Pemilihan pemenang dipilih 10 besar dan selanjutnya disaring lagi menjadi 5 pemenang terbaik. Keempat juara lainnya adalah Mustang, S.Sos., M.Si – Juara II (Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Mulawarman), Maria Anna Raheni, S.Sos – Juara III (Balai Besar Litbang Ekosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD) Samarinda), Darto Pramono, A.Md – Harapan I (Perpustakaan SD Nasional KPS Balikpapan), dan Ahlidah, S.Ag., M.I.Kom – Harapan II (Perpustakaan IAIN Samarinda).

Proses seleksi dilakukan Selasa, 14 Juni 2016 (tes tertulis) dan Rabu, 15 Juni 2016 (tes wawancara). Lomba tahunan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dari pustakawan dan pustakawati di tingkat provinsi Kalimantan Timur.

Juara I pustakawan berprestasi tingkat provinsi selanjut direkomendasikan untuk mengikuti pemilihan pustakawan terbaik tingkat nasional. Selanjutnya jika lolos akan diikutkan dalam kompetensi Tingkat Regional Asia Tenggara seperti Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL). Bravo!!! ***ADS

Share Button