Sosialisasi Penanganan Sampah Ramah Lingkungan di Balitek KSDA
Sampah, satu kata yang membuat orang menjauhi, menghindari bahkan jijik sekali untuk sekedar melihat penampakannya. Hal tersebut membuat semua orang berusaha menghindari dan membuangnya jauh-jauh dari lingkungannya. Demikian ungkap Dedy Afriza, direktur Bank Sampah Samarinda, dalam acara sosialisasi penanganan sampah di Balitek KSDA, Jumat 17 Juni 2016.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Balitek KSDA untuk mencari solusi menyelesaikan masalah sampah yang ramah lingkungan di lingkup kantor Balitek KSDA dan sekitarnya. Materi penanganan sampah adalah dari komunitas wirausaha bank sampah Samarinda. Komunitas ini punya tujuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan kelestarian lingkungan dari berbagai bentuk sampah. Selain itu juga melakukan pembinaan dilingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar.
Lebih lanjut Dedy menjelaskan bahwa kegiatan dari bank sampah ini meliputi pengumpulan, pemisahan dan pengelolaan sampah secara tepat. Sampah yang sudah terpilah akan disetor ke bank sampah dan dikonfersi menjadi uang atau barang.
Dalam sambutannya, Ahmad Gadang Pamungkas, Kepala Balitek KSDA, menyatakan bahwa kendala yang dihadapi balitek KSDA adalah setelah sampah dipilah akan dikemanakan sampah tersebut, agar tidak menimbulkan penumpukan sampah baru. “Harapannya kantor ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat sekitar, karena pada umumnya masyarakat di sekitar suka membuang sampah sembarangan hingga menimbulkan bau dan pemandangan yang kurang sedap” lanjut Gadang Pamungkas.
Menyadari bahayanya sampah maka balitek KSDA berkomitmen untuk melakukan pengelolaan sampah dengan menggiatkan sistem pemisahan sampah. Sampah yang telah terkumpul akan dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu sampah organik dan anoganik. Sampah organik lebih mudah dalam pengelolaannya setelah ditimbun akan menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik harus dipilah terlebih dahulu sebelum diolah.
Sampah anorganik dibagi menjadi 4 kategori yaitu, sampah plastik, sampah kertas, sampah logam/kaca, dan sampah hitam. Dari ke 4 kategori tersebut sampah hitam yang masih sulit dalam pengolahannya, contoh sampah hitam seperti bekas pampes, tissue bekas dan sejenisnya.
Jenis sampah plastik dan kertas dapat langsung ditimbang dan ditukar dengan uang atau barang di bank sampah. Sedangkan sampah logam dan kaca harus diolah dulu menjadi kerajinan yang bermanfaat seperti vas bunga, asbak maupun tas. ”Selain membersihkan sampah, keberadaan bank sampah ini juga membantu perekonomian masyarakat, sehingga mereka dengan senang hati mengumpulkan sampah yang ada disekitar mereka“ terang Dedy.
“Untuk menangani sampah anorganik di lingkungan kantor dan perumahan pegawai, manajemen akan menyiapkan masing-masing tiga tempat sampah sesuai dengan kategorinya” ungkap Suwarno, Kepala Subbag Tata Usaha Balitek KSDA.
“Saat ini kita perlu mengubah paradigma berpikir masyarakat tentang tukang sampah dan petugas kebersihan” ungkap Dedy. Masyarakat harus mulai berfikir bahwa tukang sampah adalah orang yang suka membuang sampah sebarangan dan mengotori lingkungan. Sedangkan petugas kebersihan adalah orang-orang yang suka mengambil dan mengumpulkan sampah serta selalu menjaga kebersihan lingkungan. Dengan begitu masyarakat akan sadar bahwa tukang sampah yang sebenarnya adalah mereka sendiri. Mari kita memulai membangun kesadaran tentang pentingnya hidup bersih dengan sistem pengelolaan sampah yang baik.***(onep)