Peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh November, Sri Fatmawati, akan menerima penghargaan kelas dunia pada American Association for Advancement of Science (AAS) Annual Meeting di Washington, Amerika Serikat, Sabtu (13/2/2016).
Fatma menerima Elsevier Foundation Awards berkat ketekunannya meneliti potensi farmasi beragam ekstrak jamur dan tumbuhan yang biasa digunakan untuk pengobatan tradisional.
Salah satu topik penelitian Fatma adalah penyembuhan diaebetes dengan bahan alam. Berkat riset tersebut, dia juga menerima Early Chemist Awards pada The International Chemical Congress of Pacific Basin Societies Desember 2015 lalu.
Perempuan kelahiran Sampang, Madura pada 3 November 1980 itu juga meneliti potensi spons untuk penyembuhan beragam penyakit, termasuk alzheimer. Riset itu mengantarkannya meraih fellowship L’Oreal-UNESCO for Women in Science tahun 2013 lalu.
Elsevier Foundation Awards yang akan diberikan kepada Fatma merupakan hasil kerjasama Elsevier Foundation, Organization for Women in Science for Developing World, dan The World Academy of Science.
Penghargaan diberikan kepada ilmuwan perempuan dari negara berkembang. Selain Fatma, ilmuwan perempuan lain yang akan menerima penghargaan diantaranya adalah Susila Maharjan dari Nepal dan Etheldrera Nakumuli Mpungu dari Uganda.
Dalam keterangan di situs webnya pada Rabu (10/2/2016), Elsevier Foundation menyatakan, penghargaan ini diberikan untuk memberi kesempatan ilmuwan perempuan negara berkembang membangun jaringan sekaligus menginspirasi perempuan dunia.
Fatma menyatakan, “Saya tidak tahu ke mana masa depan akan membawa, tetapi saya tahu sains adalah bagian dari jiwa saya. Saya berharap lebih banyak generasi muda menekuni sains untuk kehidupan yang lebih baik.”