Pelantikan Eselon I Badan Restorasi Gambut

Setelah Nazir Foead dilantik sebagai Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), kini pejabat Eselon I badan yang ditetapkan berdasarkan Inpres No 1 tahun 2016 itu terbentuk.

Berdasarkan informasi yang didapatkan Kompas.com, eselon I terdiri dari 5 posisi. Sekretaris Jenderal dijabat Ir Hartono, kini pejabat di Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sementara itu, pakar gambut dari Universitas Riau Haris Gunawan akan menjabat sebagai Deputi Penelitian dan Pengembangan. Budi Satria Wardhana dari WWF Indonesia akan menjadi Deputi Perencanaan dan Kerjasama.

Deputi Edukasi dan Kemitraan akan dijabat oleh Myrna Safitri dari Epistema Institute. Sementara Deputi Konstruksi dan Operasional akan dijabat oleh Aloe Dohong.

Myrna saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2016), membenarkan informasi tersebut. “Pelantikan akan dilakukan Jumat (19/2/2016) besok,” katanya.

Sumber Berita

Share Button

Teliti Bahan Alam, Perempuan Indonesia Terima Penghargaan Kelas Dunia

Peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh November, Sri Fatmawati, akan menerima penghargaan kelas dunia pada American Association for Advancement of Science (AAS) Annual Meeting di Washington, Amerika Serikat, Sabtu (13/2/2016).

Fatma menerima Elsevier Foundation Awards berkat ketekunannya meneliti potensi farmasi beragam ekstrak jamur dan tumbuhan yang biasa digunakan untuk pengobatan tradisional.

Salah satu topik penelitian Fatma adalah penyembuhan diaebetes dengan bahan alam. Berkat riset tersebut, dia juga menerima Early Chemist Awards pada The International Chemical Congress of Pacific Basin Societies Desember 2015 lalu.

Perempuan kelahiran Sampang, Madura pada 3 November 1980 itu juga meneliti potensi spons untuk penyembuhan beragam penyakit, termasuk alzheimer. Riset itu mengantarkannya meraih fellowship L’Oreal-UNESCO for Women in Science tahun 2013 lalu.

Elsevier Foundation Awards yang akan diberikan kepada Fatma merupakan hasil kerjasama Elsevier Foundation, Organization for Women in Science for Developing World, dan The World Academy of Science.

Penghargaan diberikan kepada ilmuwan perempuan dari negara berkembang. Selain Fatma, ilmuwan perempuan lain yang akan menerima penghargaan diantaranya adalah Susila Maharjan dari Nepal dan Etheldrera Nakumuli Mpungu dari Uganda.

Dalam keterangan di situs webnya pada Rabu (10/2/2016), Elsevier Foundation menyatakan, penghargaan ini diberikan untuk memberi kesempatan ilmuwan perempuan negara berkembang membangun jaringan sekaligus menginspirasi perempuan dunia.

Fatma menyatakan, “Saya tidak tahu ke mana masa depan akan membawa, tetapi saya tahu sains adalah bagian dari jiwa saya. Saya berharap lebih banyak generasi muda menekuni sains untuk kehidupan yang lebih baik.”

Sumber Berita

Share Button