Dalam rangka konsolidasi pelaksanaan kegiatan 2015 dan rencana kegiatan 2016, Badan Litbang dan Inovasi mengadakan rapat pimpinan (rapim) seluruh satuan kerja (satker) untuk mempresentasikan profil dan program satker di Yogyakarta, senin (06/07).
Dalam arahannya Kabadan Litbang dan Inovasi, Dr. Henry Bastaman, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pembahasan Renstra Badan Litbang dan Inovasi dan tindak lanjut dari pertemuan bulan Juni pada saat penandatanganan MoU antara Kementerian LHK dengan Pemerintah DIY
“Gubernur sangat familiar dengan Badan Litbang sehingga banyak hal yang disampaikan dan sangat antusias dengan kerjasama ini,”kata Kabadan. Sehingga diadakan dialog dengan Gubernur DIY dengan jajaran Badan Litbang dan Inovasi
Terkait dengan perubahan nomenklatur Badan Litbang Kehutanan menjadi Badan Litbang dan Inovasi, Gubernur mempunyai banyak pemikiran dan gagasan untuk menterjemahkan gagasan inovasi, karena dahulu hanya Badan Litbang sekarang ada tambahan inovasi.
Kabadan berharap tahun anggaran 2016 betul-betul bisa menterjemahkan Badan Litbang dan Inovasi sesuai dengan Perpres 16/2015 dan Permen LHK 18/2015 dan memastikan tahun 2015 bisa menyelesaikan berbegai kegiatan, terutama Puslitbang yang tertunda kegiatannya karena adanya perubahan struktur.
Setelah presentasi dari seluruh Kepala Balai, Kabadan memberikan tanggapan dan arahan lebih lanjut mengenai profil dan program kegiatan 2015 dan rencana 2016.
Kabadan mengatakan bahwa peta yang disampaikan 2015 dan rencana 2016, mau tidak mau kita harus menyesuaikan apa yang diarahkan oleh Menteri LHK dan target-target RPJM 2015-2019. Kalau 2015 ini sekarang ini memang prosesnya masih ada 2 K/L yaitu masih KHL dan Kemenhut. Di tahun 2016 sesuai arahan Menteri LHK maka harus sudah betul-betul terintegrasi dan penggabungannya lebih sempurna.
Terkait dengan nomenklatur Badan Litbang dan Inovasi, lebih lanjut Kabadan mengatakan bahwa ada 2 hal untuk menterjemahkan inovasi, apakah sudah termaktup juga di pengembangan, apakah perlu juga artikulasi tersendiri untuk inovasi sebagai penekanan . Yang kedua mencakup lingkungan hidup dan kehutanan mungkin ini perlu kita liat juga.
“Sementara itu, dari 15 presentasi Balai, lingkungan hidup menjadi bidang yang baru di balai-balai tersebut, besok diusulkan setelah Bappenas dan Birocan maka Pak Wahyu memberikan informasi apa-apa saja yang dipikirkan, secara subtansi sudah ada tetapi penekakan-penekan LH harus masuk,”kata Kabadan
Arahan terkait dengan serapan anggaran, Kabadan mengatakan bahwa kita punya PR besar yaitu serapan sampai saat ini total 24, 27%, mungkin ada beberapa update dari balai-balai tetapi angkanya sekitar itu sehingga kita harus bisa betul-betul bisa memenuhi target serapan. Dengan waktu tersisa kita pendek maka kita harus mampu menyerap 70-75% dalam waktu pendek
“Pada saat bersamaan kita harus bisa juga menyiapkan tahun 2016, sampai sekarang masih bertahan anggaranya 431 M,”ungkap Kabadan
Dari arahan Menteri LHK, Kabadan mengatakan ada 3 (tiga) hal yang perlu kita kaji dan dalami lagi dari materi-materi yang disampaikan.
Yang pertama, tinggi sekali permintaan dari Badan Litbang dan Inovasi untuk dukungan kajian yang dapat digunakan untuk menjawab berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan atau menyempurnakan kebijakan, ini bisa isunya actual bisa juga beberapa hal yang menjadi diskusi tingkat rapim eselon 1, sumbernya bisa dari Manteri atau dari masyarakat, misalnya untuk mengkaji tentang smelter dan revisi PP 06/2008 mengenai restorasi ekosistem dan beberapa hal terkait SVLK dan kajian-kajian mengenai KPH.
Kedua, yaitu dari kita sendiri. Jadi mana hal-hal dan wilayah-wilayah yang harus kita angkat dan kita punya aktifitas dan kegiatan yang sudah dilakukan. Jadi ada hal-hal yang akan diangkat menjadi kebijakan.
“Paling tidak ada 5 hal yang terkait dengan Badan Litbang dan Inovasi :1 ) bagaimana kita memberikan peran di dalam HHBK, 2) energy, kita diminta memberikan angka presentasi kontribusi untuk energy baru dan terbarukan dalam rencana aksi energy nasional dan lahan untuk kita alokasikan berapa besar?, 3) pangan, diminta seberapa besar hutan sebagai sumber pangan untuk kontribusi kesejahteraan masyarakat, 4) perubahanm iklim, masih terus dikembangkan misalnya INCAS dan kita bisa menurunkan emisi dari kebakaran hutan serta kita bisa berkontribusi untuk mempertahankan hutan kita, dan 5) pemulihan/restorasi lahan bekas tambang,” kata Kabadan
“Hal tersebut merupakan 5 wilayah yang menurut saya menjadi focus area yg penting karena dalam berbagai pertemuan ini selalu muncul,”ungkap Kabadan
Lebih lanjut Kabadan mengatakan bahwa dari presentasi 15 balai tersebut, saya melihat betul perlunya scaling up dari berbagai produk-produk hasil penelitian itu dan muaranya ada 2 yaitu ; 1) kesiapan kita melauncing dan 2) kerjasama.
Selain itu Kabadan mengatakan bahwa kita masih punya PR untuk memperkuat dan mengembangkan tusi Balai, apakah nanti kita cukup perkuat di pengembangkan dan memasukkan content lingkungan supaya kita bisa betul-betul terlihat KHL–nya.
Terkait dengan sarana-prasarana, perlu ditingkatkan dan terkait dengan anggaran hampir seluruhnya 50% untuk belanja pegawai. Terakhir SDM masih ada gap tingkat pendidikan. Hal ini perlu didiskusikan lebih lanjut untuk menyempurnakannya.
Rapim diikuti oleh seluruh satuan kerja lingkup Badan Litbang dan Inovasi yauti 4 Puslitbang, 2 Balai Besar dan 13 Balai yang ada di seluruh Indonesia.***
Sumber : forda-mof.org