FORDA (Serpong, 13/04/2015)_Permasalahan dalam pembangunan di Indonesia, terutama di bidang pangan, energi serta transportasi seharusnya dapat diselesaikan dengan penelitian atau riset yang baik. Untuk itu, diharapkan penelitian itu seharusnya berkesinambungan dan bersinergi antar lembaga riset. Hal ini disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, saat memberikan sambutan pada acara National Innovation Forum (NIF) 2015, di Graha widya Bhakti, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong-Banten (Senin, 13/04).
“Penelitian itu harusnya selalu ada kesinambungan. Artinya antara basic research, play research serta Innovation reserach betul-betul ada kesinambungan. Kalau tidak ekonomis secara matematis, harus diteliti secara ekonomis itu seperti apa, sehingga bisa menemukan produk penelitian dan dapat bergandengan dengan industri,” kata Presiden sambil mengingatkan banyak penelitian yang sudah dilakukan tetapi sudah tidak ada kabarnya, seperti penelitian di bidang energi (jarak).
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengingatkan bahwa berbagai hasil penelitian yang ada saat ini hanya terbatas pada lahan atau pemakaian yang sempit, tidak dilakukan pada lahan yang luas. Seperti keberhasilan tumpang sari tanaman jagung pada perkebunan jati yang dilakukan di Perum Perhutani.
“Kenapa keberhasilan tersebut tidak diimplementasikan di kebun sawit,” Kata Presiden yang menyadari bahwa perkebunan sawit di Indonesia lebih luas daripada perkebunan jati.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan bahwa dalam implementasi hasil penelitian harus selalu didampingi sehingga akan membuahkan hasil sesuai yang diharapkan.
“Keputusan-keputusan tersebut yang harus kita lakukan. Tidak hanya pada lahan sempit tetapi harus dilakukan secara nasional dan adanya pendampingan,” kata Presiden.
Presiden menyadari bahwa dukungan pemerintah dalam hal anggaran memang tidak terlalu besar. Tetapi, presiden berharap bahwa peneliti bisa bijaksana dengan anggaran tersebut. Peneliti harus fokus pada tujuan yang hendak dicapai serta berkesinambungan.
“Kalau penelitian kita masih parsial, tidak fokus serta tidak ada kesinambungan, maka anggaran yang sedikit tersebut akan lari kemana-mana dan tidak menghasilkan apa-apa,” kata Presiden.
Oleh karena itu, Presiden berharap bahwa adanya sinergi antar lembaga riset, perguruan tinggi (PT), dunia industri serta dunia usaha. Tujuanya kemana harus disinkronkan sehingga bisa terwujud kerjasama yang jelas dan konkrit antara peneliti, dunia usaha serta PT sehingga menghasilkan produk yang bermanfaat bagi rakyat.
Sedangkan untuk manipulasi anggaran serta tunjangan jabatan peneliti, perekayasa serta pengawas radiasi yang kurang besar, Presiden menyarankan adanya sharing antara perusahaan dengan peneliti atau fungsional lainnya tersebut.
“Banyak skema yang bisa dilakukan, sehingga peneliti bisa mendapatkan share income dari perusahaan” kata Presiden.
Disisi lain, Budi Santoso, Direktur Utama PT. Dirgantara Indonesia, menyatakan bahwa dunia usaha selalu bertumpu pada pasar dan didukung oleh teknologi. Dunia usaha akan lebih bisa bersaing dengan luar apabila didukung denga inovasi yang menghasilkan produk dan teknologi yang tepat.
Lebih lanjut, Budi menyatakan bahwa perusahaan tidak mungkin melakukan semuanya dari penelitiann dasar sampai dengan pengembangan. Diharapkan PT dan lembaga riset untuk selalu memulai penelitian dasar sampai menemukan core teknologi atau komponen, sehingga perusahaan bisa memulai dari core teknologi tersebut untuk menghasilkan produk yang bermanfaat.
“Kami berharap pemerintah bisa membimbing Kami untuk membuat suatu rencana sehingga semua penelitian dasar atau aplikasi yang telah dihasilkan tidak hanya selesai sampai paper yang disimpan dalam perpustakaan tetapi sampai pada Kami, sehingga Kami tidak meraba penelitian atau teknologi yang telah dihasilkan,”kata Budi.
Acara National Innovation Forum (NIF) 2015 yang dihadiri oleh kurang lebih 728 tamu undangan tersebut, merupakan salah satu forum yang berupaya untuk memperkuat program hilirisasi hasil riset ke dunia usaha atau industri.
Pada acara tersebut juga dipromosikan hasil-hasil riset dalam 40 stand pameran yang bertujuan untuk membangun komunikasi dan interaksi pelaku penelitian dengan dunia usaha, pengguna dan masyarakat serta pembuat kebijakan. Diharapkan dapat diketaui peran serta para aktor dalam mempercepat komersialisasi hasil-hasil penelitian.
Selain itu, pada acara tersebut juga dilaksanakan penandatanganan kerjasama tentang pemanfaatan teknologi sebyak 27 buah yang dikelompokkan dalam 7 bidang, yaitu: a). Pangan, b). Energi terbarukan, c). Teknologi informasi dan komunikasi, d). Pertahanan dan keamanan, e). Material maju, f). Kesehatan dan g). Transportasi. ***THS
http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id
#Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
#Forestry Research and Development Agency
#FORDA