Isu perubahan iklim masih menjadi isu hangat yang diperbincangkan di seluruh dunia oleh berbagai kalangan. Di Indonesia, isu perubahan iklim terus menjadi perhatian utama karena peran Indonesia sebagai salah satu negara penyuplai oksigen dunia. Berbagai kalangan bahu membahu secara simultan terus mencari solusi terbaik untuk mengatasi perubahan iklim yang dari hari ke hari semakin tak terbendung lagi.
Selain Pemerintah Indonesia melalui kementerian terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pihak lain juga ikut mengawasi perubahan iklim ini hingga bersama-sama mencari cara untuk mengatasinya. Salah satunya, adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokus melakukan penelitian tentang perubahan iklim dan dampaknya di Indonesia.
Di luar LSM, beragam kegiatan juga dilaksanakan untuk menyebarluaskan dan update terkini dari isu perubahan iklim yang terjadi di Indonesia dan dunia. Salah satunya, adalah pegelaran Indonesia Climate Change Education Forum & Expo yang tahun ini sudah memasuki gelaran tahun kelima.
Tahun ini, ICCEFE akan digelar pada 14-17 Mei di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta. Kegiatan tersebut akan berisi rangkaian acara yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas, dari usia kanak-kanak sampai lanjut usia, tentang perubahan iklim.
Selain itu, ICCEFE digelar juga bertujuan untuk memberikan edukasi dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kemudian, yang tak kalah penting, pelaksanaan ICCEFE juga diharapkan menjadi sarana efektif untuk pertukaran informasi dan mempromosikan program berkaitan dengan perubahan iklim antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat secara umum.
Ketua Tim Pengarah Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Rachmat Witoelar, menyebut kegiatan ICCEFE sebagai ajang istimewa karena menjadi paket lengkap dalam aksi memberikan pemahaman tentang perubahan iklim.“Ini adalah sesuatu yang sangat strategis dan harus bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan,” katanya saat jumpa pers tentang ICCEFE di Gedung Wana Manggala Bhakti, Jakarta, Senin (06/04/2015).
Menurut mantan Ketua Harian Dewan Harian Nasional Perubahan Iklim itu, isu perubahan iklim dewasa ini menjadi urusan semua orang dan karenanya harus ada kepedulian yang kontinu untuk mengatasinya secara bersama.”Untuk melawan perubahan iklim sendirian itu jelas tidak bisa. Perlu ada kerja sama antara semua pihak yang ada,” ujarnya.
Akan tetapi, Rachmat mengingatkan, untuk bisa menumbuhkan kesadaran dan memberikan pemahaman tentang perubahan iklim kepada masyarakat, perlu ada keterangan sangat otentik yang bisa dipahami dengan menyeluruh. Sarana yang bisa menjembatani maksud tersebut, ungkap dia, adalah melalui pelaksanaan forum seperti ICCEFE.
Rachmat menjelaskan, saat ini topik perubahan iklim juga menjadi bahasan serius dan kontinu di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Karenanya, Indonesia bisa memanfaatkannya untuk sarana edukasi bagi masyarakat dan juga penguatan poros maritim yang saat ini menjadi program utama pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Tim Teknis Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Yetti Rusli, Indonesia saat ini harus bisa menegakkan kepedulian terhadap isu perubahan iklim. Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan hal teknis yang bisa mendukung untuk mengatasi isu perubahan iklim.
“Dengan penduduk yang banyak dan wilayah yang luas, Indonesia harus melaksanakan langkah teknis dan taktis untuk mengatasi isu perubahan ikllim ini,” kata Yetti di Gedung Wana Manggala Bhakti, belum lama ini. Dia mencontohkan, salah satu bentuk langkah teknis yang bisa diterapkan adalah meningkatkan kewaspadaan masyarakat nasional terhadap bencana seperti banjir, gagal panen dan lain sebagainya.
Dengan pelaksanaan ICCEFE nanti, Staf Ahli Menteri KLHK Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim itu berharap kepedulian masyarakat terhadap perubahan iklim bisa semakin baik lagi. Sehingga, ke depannya penanganan teknis bisa diterapkan seiring dengan peningkatan pemahaman dari masyarakat.
Di sisi lain, pelaksanaan ICCEFE juga akan membawa manfaat signifikan bagi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. “Kita mendapatkan manfaat berupa pengembangan SDM, tersedianya data dan informasi terkait rencana pembangunan maritim nasional dan navigasi bencana di laut,” ungkap Nani pada kesempatan yang sama.
Terkait pelaksanaan ICCEFE, Katili, Anggota Tim Teknis Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Amanda Katili menjelaskan bahwa kegiatan tersebut akan mengombinasikan kegiatan forum dan pameran yang berkaitan dengan perubahan iklim.
“Kami adakan kegiatan ini sebagai forum strategis yang bertujuan untuk mewujudkan Indonesia rendah emisi karbon dan diakhiri dengan pencarian solusi inovatif,” ungkapnya.
Amanda mengatakan, sejak pertama kali digelar pada 2011, ICCEFE terus mengalami peningkatan dari sisi penyelenggaraan dan jumlah kunjungan masyarakat. Kata dia, tahun pertama pelaksanaan, pengunjung yang datang berkisar di angka 15 ribu orang. Namun, jumlah itu terus meningkat hingga pada pelaksanaan 2014 berhasil menyedot 80 ribu pengunjung.
Untuk tahun ini, pihaknya menargetkan bisa menyedot pengunjung hingga mencapai minimal 90 ribu orang. “Tahun ini kita bekerja sama dengan LAPAN. Diharapkan, kehadiran LAPAN bisa menarik pengunjung lebih banyak,” tandas dia
Sumber : klik disini