Sebelum Melindungi Terumbu Karang, Lindungi Dulu Pohon Bakau

Mengingat drastisnya kerusakan terumbu karang dunia dan adanya misi dari NOAA (The National Oceanic and Atmospheric Administration) untuk memperluas area lindung terumbu karang di Teluk Meksiko, Badan Survei Geologi AS memberikan strategi baru yang menarik: lindungi hutan bakau terlebih dulu.

Akar tunjang dari pohon bakau yang besar dan kokoh membantu pencegahan erosi di pesisir pantai dan meminimalisir dampak kerusakan apabila terjadi tsunami ataupun topan.

Sebagai tumbuhan yang hidup di persimpangan antara darat dan laut, tumbuhan amfibi ini dapat menyokong banyak kehidupan sekaligus dan memberi kegunaan penting bagi makhluk hidup lainnya, mulai dari bintang laut hingga manusia. Pohon bakau juga merupakan tempat berlindung bagi terumbu karang, merujuk pada sebuah laporan yang diterbitkan Biogeosciences.

Terumbu karang sangat sensitif terhadap perairan yang panas. Panas menyebabkan terumbu karang melepas alga atau ganggang yang sedang berfotosintesis—suatu fenomena yang disebut sebagai bleaching atau pemutihan, yang sangat fatal.

Sejak tahun 1970, sebanyak 50% dari luas area terumbu karang di perairan Karibia kini telah hilang diakibatkan terjadinya bleaching tersebut.

Caroline Rogers, seorang peneliti dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), menemukan sebuah penemuan mengejutkan di daerah hutan bakau Hurricane Hole di Kepulauan Virginia.

Lebih dari 30 spesies terumbu karang, termasuk diantaranya tujuh spesies terumbu karang yang terancam punah, ditemukan tumbuh dengan subur di bawah akar-akar tunjang pohon bakau.

Merujuk pada fakta bahwa terumbu karang yang ditemukan di Hurricane Hole tersebut tumbuh sangat subur dan indah, Rogers menyarankan agar pembudidayaan hutan pohon bakau menjadi salah satu strategi utama untuk melindungi terumbu karang dari efek perubahan iklim yang kian mengganas.

Sumber : Klik di sini

Share Button

Bayi Badak Langka Lahir di Taman Safari Indonesia

Bayi badak putih (Ceratotherium simum) lahir di Taman Safari Indonesia (TSI) pada 10 Februari 2015 pukul 17.30 WIB lalu. Lahir dengan berat 75 kilogram, mamalia terbesar kedua setelah gajah itu menjadi badak putih kedua yang lahir di TSI sejak 2003 lalu.

Bayi badak itu merupakan buah cinta dari Rimba dan Merdeka, badak putih pertama yang lahir di TSI pada 15 Agustus 2003 silam. Pada 14 September 2013, Rimba dan Merdeka tepergok sedang bercinta.

Saat masa birahi yang berlangsung selama seminggu, Rimba yang merupakan badak putih betina berusia 13 tahun dan Merdeka yang jantan bercinta sehari penuh, memakan waktu rata-rata 30 menit tiap sesinya.

Dua bulan setelah perkawinan, pemeriksaan dilakukan dengan bantuan  ultrasonografi. Terlibat dalam pemeriksaan adalah staf riset, dokter hewan dari TSI, serta drh Agil dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Setelah menunggu setahun lebih, bayi badak putih buah cinta Rimba dan Merdeka pun lahir. Saat ini, CCTV masih dipasang untuk memantau kondisi sang bayi badak. Setiap 30 menit sekali, bayi yang berjenis kelamin jantan masih menyusu pada induknya.

Direktur TSI Jansen Manangsang mengungkapkan dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (3/3/2015), kelahiran bayi badak langka ini diharapkan menjadi kebanggaan Indonesia dan dunia. Spesies itu kini kian terancam oleh perburuan.

Kelahiran bayi badak itu juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi Poniran, penjaga badak putih di TSI. Hingga kini, ia masih tekun memberi makan bayi badak dengan pisang, wortel, kacang-kacangan, dan rumput gajah sebanyak 100 kilogram per harinya.

Sumber : Klik di sini

Share Button