Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (Proper) 2013-2014, dengan 21 perusahaan berlabel hitam, 516 merah, 1.224 biru dan hanya 121 hijau serta sembilan peringkat emas. Dari 21 Proper hitam, sembilan di antaranya rumah sakit.
“Daftar hitam rumah sakit ada sembilan, hotel-hotel juga tekstil dan pabrik logam. Itu perusahaan yang requirement tinggi. Rumah sakit kita takut limbahnya. Ada jarum, logam, segala macam, zat kimia,” kata Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Selasa malam (2/11/14) di Jakarta.
Kementerian LHK, katanya, akan mengirim surat kepada perusahaan Proper hitam agar memperbaiki kinerja dan lebih memperhatikan lingkungan hidup. Lalu, publikasi nama perusahaan di buletin kementerian dan media, diharapkan bisa menjadikan lecutan perusahaan memperbaiki kinerja.
“Kita terus dorong ke arah perbaikan. Inginnya sih sama-sama melangkah dengan kesadaran bersama. Lingkungan sekarang cukup kritis dan mari bersama-sama menanggulangi.”
Pada Proper 2012-2013, 17 berpredikat hitam dan telah ditindak. Sekitar 10 perusahaan kena sanksi administrasi paksaan pemerintah, empar proses pulbaket dan tiga perusahaan taat hingga kembali pada mekanisme Proper.
Siti mengatakan, penetapan Proper dengan berbagai kriteria, antara lain, aspek manajemen lingkungan, instalasi limbah, penerapan praktik daur ulang, partisipasi masyarakat dan lain-lain.
Awal pertama, hanya 187 perusahaan ikut Proper. Sekarang, menjadi 1908 perusahaan. Kementerian ini didukung 584 pengawas dan 95 tim ahli, sebagian besar (89%) dari provinsi. Dalam tahun terakhir, ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan naik dari 49% menjadi 72%.
Proper 2013-2014 diikuti 1908 perusahaan, naik 6%. Siti mengatakan, Proper telah menurunkan beban pencemaran dan meningkatkan upaya konservasi. Dari 173 perusahaan kandidiat predikat emas dan hijau telah efisiensi energi 26.105.806 Giga joule, konservasi air 288.386.554 meter kubik. Lalu, pengelolaan limbah padat non B3 melalui program 3R sebanyak 11.385.591 ton, reduksi limbah B3 2.428.069 ton dan kontribusi CSR Rp1,16 triliun.
Dalam kesempatan sama, Jusuf Kalla, Wakil Presiden mengatakan, perusahaan yang mendapatkan predikat emas dan hijau mendapatkan insentif nama baik. Insentif tidak diberikan dalam pengurangan pajak.
“Saya minta ke menteri diumumkan agar kinerja perusahaan dalam menjaga lingkungan meningkat,” katanya.
JK mengatakan, isu lingkungan hidup bisa mempersatukan dunia. Semua orang boleh berbeda pandangan banyak hal, tetapi disatukan dengan isu lingkungan hidup. “Karena perusakan lingkungan di tempat lain akan mempengaruhi dunia. Kerusakan yang dibuat industri, akan mempengaruhi dunia. Dunia bersatu memperbaiki lingkungan.”
Perusahaan Proper Hitam
Hotel Amboina (Kabupaten Seram bagian barat)
Hotel Incla (Maluku Tenggara)
Hotel Quality (Makassar)
PLN Persero sektor pembangkit Ombilin (Kota Sawahlunto)
PT Dactex Indonesia (Kabupaten Bandung)
PT Darmex Oil (Kabupaten Bekasi)
PT Darmex Biofuel (Kota Bekasi)
PT Easterntex (Kabupaten Pasuruan)
PT JFE Shoji Steel Indonesia (Kabupaten Bekasi)
PT Latexindo Toba Perkasa (Kabupaten Deli Serdang)
PT Nutricia Indonesia Sejahtera (Jakarta Timur)
PT Sumatra Trading Tobacco Company (Pematang Siantar)
PT Toyogiri Iron Steel (Kabupaten Bekasi)
RS Elim (Kabupaten Toraja Utara)
RS Islam (Mataram)
RSUD Dr. Pirngadi (Medan)
RSUD Nene Mallomo (Kabupaten Sidrap)
RSUD Poso (Kabupaten Poso)
RSUD Praya (Lombok Tengah)
RSUD Raden Mattaher (Jambi)
RS Harapan Keluarga (Mataram)
RSUD Mamuju (Kabupaten Mamuju).
Proper Emas
PT Badak NGL (Bontang, Kaltim)
Star Energy Geothermal Wayang Windu Limited (Kabupaten Bandung, Jabar)
PT Holcim Indonesia (pabrik Cilacap, Jateng)
PT Pertamina (Terminal BBM Rewulu, Bantul-DIY)
PT Pertamina Geothermal Energy (Area Kamojang, Garut-Jabar)
PT Bukit Asam (Muara Enim, Sumsel)
PT Medco E&P Indonesia (Rimau Asset, Musi Banyuasin-Sumsel)
PT Bio Farma (Bandung, Jabar)
PT Pertamina Aviasi Regional III DPPU Ngurah Rai (Kabupaten Badung, Bali).
Sumber : klik di sini