Model Kemitraan Rehabilitasi Hutan Didukung Masyarakat
SEMOI – Penelitian Pembangunan Model Kemitraan Rehabilitasi Hutan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja mulai mendapat dukungan masyarakat Desa Semoi. Masyarakat perambah hutan yang semula menolak keras, kini mulai tertarik untuk terlibat karena ingin mendapat kepastian status dalam mengolah lahan hutan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Salim, koordinator peserta kemitraan dalam kegiatan diskusi kelompok terarah evaluasi model kemitraan rehabilitasi hutan yang difasilitasi oleh Tim Peneliti Balitek KSDA, Selasa (4/11). Dalam diskusi yang dipandu oleh Widyawati itu, juga diungkapkan bahwa perambah yang belum terlibat dalam kemitraan mulai tertarik untuk menanam bibit pohon buah selain tanaman semusim.
Dr. Ishak Yassir, peneliti yang menggawangi penelitian model rehabilitasi hutan menjelaskan bahwa model kemitraan yang sedang dilaksanakan saat ini dengan proses yang dibangun bersama akan didokumentasikan sebagai bahan pengambilan kebijakan. Masyarakat dipercaya sebagai partner dalam mengelola hutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan fungsi ekosistem hutan tetap terjaga. Apabila berhasil, model tersebut dapat menjadi contoh dan pembelajaran bagi yang lain dan diakomodasi oleh peraturan perundangan, baik pada tingkat kementerian maupun pemerintah daerah.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh semua peserta kemitraan tersebut, juga dibahas kendala-kendala yang dialami. Salim mengungkapkan bahwa sebagian lahan belum ditanami karena keterbatasan bibit. Sebagian bibit buah hilang atau mati kering akibat kemarau panjang. Kendala lain adalah adanya hama kijang dan babi yang memakan tanaman muda. Salim juga mengusulkan, setelah tanaman berumur dua tahun tidak menggunakan herbisida lagi. Selain itu pembersihan lahan dilakukan secara total agar tidak didatangi kijang dan babi.
Untuk mengatasi kendala-kendala yang dialami Dr. Ishak Yasir akan memfasilitasi dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas. Beberapa pelatihan yang direncanakan antara lain pelatihan untuk mengidentifikasi jenis bibit karet penghasil getah atau penghasil kayu, pelatihan teknis pemeliharaan tanaman, pelatihan pembuatan persemaian tanaman kehutanan. Pelaksanaan pelatihan tersebut akan bekerjasama dengan petugas penyuluh lapangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Kartanegara serta praktisi lapangan dari swasta sesuai keahlian teknis masing-masing.
Nanang Riana, salah satu anggota tim peneliti menambahkan bahwa beberapa waktu sebelumnya sudah dilakukan pelatihan okulasi karet dan lai. Dengan berbagai pelatihan tersebut, diharapkan kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya semakin meningkat dan tekanan terhadap hutan berkurang. *Emilf***edt