FORDA (Jakarta, 17/09/2014)_Kepala Badan Litbang Kehutanan (Kabadan), Prof.Dr. San Afri Awang, M.Sc menyerukan kepada seluruh Pejabat lingkup Badan Litbang untuk mencermati kembali anggaran yang diajukan untuk efisiensi anggaran dengan merubah menjadi kegiatan-kegiatan yang produktif. Hal ini disampaikan pada saat memberikan arahan pada acara Pembahasan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015 di Ruang Rapat Badan Litbang Kehutanan Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (Rabu, 17/09/2014).
“Di judge (nilai) lagi mana-mana yang diefisienkan tapi dijadikan input untuk peningkatan produktivitas yang kaitannya dengan rakyat sehingga kita tidak akan menerima potongan, “ kata Kabadan.
Hal ini dilakukan untuk menyelaraskan dengan kebijakan pemerintah baru yang meminta adanya efisiensi anggaran. Hasil efisiensi itu akan dimasukkan dalam produksi yang menghasilkan nilai tambah. Ini akan berakibat terjadinya pemotongan anggaran yang dinilai tidak efisien dan diarahkan ke pihak lain.
“Problem kita anggaran kecil. 33%-40% untuk kegiatan penelitian. Itu problem kita. Bisa jadi kita berargumentasi untuk tidak dipotong dari itu, “ kata Kabadan.
Untuk menyiasati hal tersebut, maka dalam pertemuan tersebut telah dihasilkan beberapa alternatif yang bisa diambil yaitu: a). Mengajak semua pihak untuk bekerja sekuat tenaga seluruh jajaran dari semua lapisan; b). Meningkatkan pemasaran hasil litbang yang efisien dan efektif dengan cara dikemas yang baik dan mudah diakses oleh masyarakat; c). Mengoptimalkan pemanfaatan KHDTK. Kalau bisa ke depan KHDTK bisa menjadi etalase litbang di daerah dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar; c). Mengintegrasikan sarana dan prasarana yang ada di Badan Litbang. Salah satunya adalah pemanfaatan laboratorium, sehingga tidak diperlukan pembangunan laboratorium yang sama di Badan Litbang; d). Dana bantuan luar negeri, dimanfaatkan secara optimal untuk mempertajam penelitian di Badan Litbang; e). Meningkatkan pagu Badan Litbang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat; f). Membatasi belanja modal; serta g). Mengarahkan dana untuk produktivitas rakyat melalui desain penelitian.
Dalam pertemuan tersebut, juga dilakukan pemaparan renja tahun 2015 dari 15 unit kerja. Sedangkan pemaparan renja tahun 2015 dari Puslit akan dilaksanakan secara detil pada acara rapat pimpinan (rapim) nanti. Dari hasil pemaparan dapat diketahui bahwa dalam penyusunan renja, semua unit kerja semaksimal mungkin menyesuaikan dengan segenap kegiatan Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif (RPPI) yang ada.
“Namun ada beberapa penyesuaian. Mungkin juga ada slot penelitian yang urgent untuk daerah dengan kriteria tertentu, yang kemudian berada diluar RPPI, “ kata Ir. Tri Joko Mulyono, M.Sc, Sekretaris Badan (Sekbadan). Lebih lanjut disampaikan bahwa saat ini ada 70 kegiatan RPI dan 30 kegiatan yang responsif dengan kebutuhan atau isu aktual yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah.
Pada ahir pertemuan, Kabadan mengingatkan beberapa hal sebagai berikut: a). Untuk meningktakan serapan APBN Badan Litbang; b). Segera mematenkan hasil penelitian yang bisa dipatenkan; c). Mengawal produk Iptek yang diluncurkan dan yakinkan publik dengan hitungan ekonominya. **(THS)
Materi Paparan Renja: