Swara Samboja: Kemana Arah Penelitian Keanekaragaman Hayati Indonesia?

”If the bee disappeared of the surface of the globe then man would only have four years of life left. No more bees, no more pollination, no more plants, no more animals, no more man” -Albert Einstein

ss 2014

Indonesia merupakan mega biodiversity country. Maka sangat tepat jika penelitian dan iptek berbasis sumber kekayaan alam ini terus digali dan diperdalam secara cermat dan dikembangkan secara optimal untuk mengatasi permasalahan pokok bangsa.

Sebagai lembaga riset, Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) berupaya maksimal mendukung pengelolaan sumberdaya keanekaragaman hayati menjadi nilai nyata yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Kedaulatan pangan, energi, obat-obatan adalah arah penting dari pemanfaatan keanekaragaan hayati yang kita miliki dan sejalan dengan muara tujuan pembangunan, yakni kesejahteraan masyarakat.

Fokus pada kemana arah penelitian keanekaragaman hayati Indonesia, Swara Samboja Vol. III No. 1 Tahun 2014 ini mengemukakan strategi penelitian bertajuk “Mengembangkan Penelitian Keanekaragaman Hayati” yang ditulis oleh Prof. Dr. Hadi S. Alikodra, Guru Besar Bidang Ekologi dan Satwa Liar, IPB. Selain itu, Tri Atmoko, Peneliti Balitek KSDA akan menambah wawasan kita dengan paparannya “Satwa sebagai Obyek Penelitian: Bioetika dan Pemanfaatannya”.

Pemanfaatan yang bijaksana membutuhkan seperangkat persyaratan, yakni kelembagaan yang baik, pengetahuan teknis yang mumpuni dan tentu saja diterima secara sosial. Pengembangan iptek yang bertumpu pada keanekaragaman hayati tentu saja juga meniscayakan keberlanjutan dan kelestariannya.

Dr. Sri Suci Utami Atmoko adalah profil inspiratif edisi kali ini. Kecintaan dan komitmennya pada penelitian serta penyelamatan Orangutan tidak diragukan lagi. Menurut Dr. Suci, konflik Orangutan dengan manusia sejatinya bisa dihindari, jika semua pemangku kepentingan memiliki kesadaran fungsi satwaliar bagi kehidupan yang berkelanjutan. Dari hati yang paling dalam, Dr. Suci menyatakan Orangutan itu AMAZING, SMART, LOW PROFILE dan BEAUTIFUL. “Saya banyak belajar dari mereka,” kata Dr. Suci.

Ir. Wahjudi Wardojo, M.Sc. kembali berbagi pengalaman dan pengetahuannya. Kali ini beliau berbagi tentang kepemimpinan yang dirumuskannya dalam The Golden 4C – 3M (committed, consequent, consistent, confident & mutual respect, mutual trust, mutual benefits).Mantan Sekjen Kemenhut yang dikenal gigih mengembangkan sistem yang berbasis profesional dan menjauhi nepotisme, termasuk nepotisme almamater ini juga berbagi prinsip tentang kebanggaan yang positif yang membuatnya rela tidak disukai kawan-kawannya.

”Kebanggaan adalah apabila kita telah berperan serta secara positif pada keluarga-lembaga-organisasi dan ikut berusaha semaksimal mungkin memperbaiki sistem yang lebih besar. Kebanggaan karena dengan segala keterbatasan yang ada, ikut menjaga agar tidak terombang ambingkan oleh lingkungan yang tidak baik dan tidak pasti. Yang bersangkutan tidak akan mudah terganggu oleh kekuatan-kekuatan dan kepentingan negatif,” demikian tulisnya.

Di tengah kerja keras, sesungguhnya kami sedang dalam duka mendalam karena peneliti senior dengan banyak prestasi dan kontribusi bagi bangsa ini, Dr. Kade Sidiyasa dipanggil menghadap Sang Pencipta. Semoga karya dan amal baiknya menuntun ke tempat kedamaian di kehidupan selanjutnya. Namun pembaca masih bisa menikmati tulisan terakhir Dr. Kade: Ulin, Kayu Berkualitas Tinggi yang Tergolong Langka.

Seperti biasa, catatan perjalanan penelitian juga bisa dinikmati di edisi kali ini, yakni Catatan Terbaru Rafflesia sp di Kalimantan; dan Pengalaman Melihat Bekantan di Gunung Kentawan. Selain itu, beberapa kegiatan Balitek KSDA dapat disimak di halaman Lintas Peristiwa. Selamat membaca dan salam hangat. Salam konservasi. (Nur Sumedi)***

download majalah klik di sini

Share Button