6 judul SNI Sektor Kehutanan

Pada awal tahun 2014 BSN telah menetapkan 6 judul SNI Sektor Kehutanan, yang dirumuskan pada tahun 2013. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) BSN Nomor 07/KEP/BSN/1/2014 ditetapkan sebanyak 3 judul SNI dari Panitia Teknis 65-01 Pengelolaan Hutan, sedangkan SK BSN Nomor 08/KEP/BSN/1/2014 ditetapkan sebanyak 3 judul SNI dari 79-01 Hasil Hutan Kayu.

Berikut adalah judul-judul SNI yang telah ditetapkan oleh BSN pada bulan Januari 2014 :

a. Panitia Teknis 65-01 Pengelolaan Hutan :

1. SNI 5006.12:2014 Tanaman kehutanan-Bagian 12: Penanganan benih generatif tanaman hutan

2. SNI 7627:2014 Mutu fisik dan fisiologis benih tanaman hutan

3. SNI 7943:2014 Panduan konservasi tanah dan air untuk penanggulangan degradasi lahan

b. Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu :

1. SNI 7207:2014 Uji ketahanan kayu terhadap organisme perusak kayu

2. SNI 7944:2014 Bambu lamina penggunaan umum

3. SNI 7945:2014 Kayu kelapa (Cocos nucifera Linn.f.)

 

SK dapat diunduh di :

– SK BSN Nomor 07/KEP/BSN/1/2014

– SK BSN Nomor 08/KEP/BSN/1/2014

 

sumber :klik di sini

Share Button

Badan Litbang Kehutanan Prioritaskan Program IPTEK Berbasis KPH

Selama ini sektor kehutanan merupakan sub program lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alam. Akan tetapi, pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode ke-3, Tahun 2015 – 2019, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan menjadikan sektor kehutanan sebagai salah satu program prioritas di tingkat nasional, mengingat secara ekonomi, sektor kehutanan memiliki potensi yang tinggi.

Dari aspek pengarusutamaan, Strategi RPJMN 2015 – 2019 sektor kehutanan akan dilaksanakan dengan empat pengarusutamaan, yaitu pembangunan berkelanjutan, tata pemerintahan yang baik, pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

Untuk mendukung hal tersebut, ke depan, pengkajian dan pengembangan teknologi yang mampu mendukung berjalannya KPH akan menjadi prioritas Badan Litbang Kehutanan. Dengan demikian, dukungan litbang kehutanan bagi unit kerja di lingkup Kementerian Kehutanan akan difokuskan pada potensi pemanfaatan, perlindungan dan pengawetan di KPH.

“Badan Litbang Kehutanan dituntut menyediakan IPTEK Litbang untuk diterapkan di KPH pada tahun 2015,” kata Dr. Ir. IB. Putera Parthama, M.Sc, Plt. Kepala Badan Litbang Kehutanan dalam arahannya pada pembukaan Rapat Pembahasan Program Litbang 2015 – 2019 di Hotel Ciputra, Selasa (18/02).

Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan kehutanan, arah kebijakan penelitian dan pengembangan kehutanan dibagi menjadi tiga, yaitu peningkatan kemampuan penguasaan IPTEK Kehutanan; peningkatan kemanfaatan dan penerapan IPTEK Kehutanan; dan pemantapan dukungan kelitbangan yang meliputi perencanaan, evaluasi dan pelaporan, kerjasama, komunikasi hasil litbang, pendanaan, SDM, serta sarana dan prasarana.

Akan tetapi, dalam konteks pembangunan KPH, tiga arah kebijakan umum tersebut akan dituangkan dalam beberapa aspek, yaitu topik kajian kebijakan penyempurnaan konsep KPH; KPH dijadikan sebagai unit kajian; KPH sebagai tempat peneilitan; dan Topik pengembangan hulu dan hilir pengelolaan KPH.

Hal tersebut disambut baik oleh Dr. Medrilzam, dari Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bappenas, salah satu narasumber yang hadir pada acara tersebut. Menurut Medrilzam pengelolaan hutan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi yang berwujud KPH perlu dilakukan secara profesional sebagai “pengungkit” daya saing sektor kehutanan.

Lebih lanjut Medrilzam menyampaikan bahwa unit manajemen KPH terbagi menjadi beberapa KPH, yaitu KPH Konservasi (kewenangan pusat), KPH Lindung dan KPH Produksi yang pengelolaannya dapat dilakukan oleh pusat dan atau daerah. Pemerintah pusat, dalam hal ini Kemenhut merupakan trigger dan berperan pada tahap prakondisi sesuai amanat PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Terkait perencanaan, Ir. Helmi Basalamah, MM, Kepala Biro Perencanaan Kemenhut, narasumber lainnya menyampaikan bahwa Biro Perencanaan telah menetapkan kisi-kisi tema RPJMN 2015 – 2019 sektor kehutanan dalam bentuk strategi sektor kehutanan 2015 – 2019.

Strategi Kehutanan merupakan software pengurusan hutan dalam bentuk penataan kerangka regulasi dan kelembagaan dengan mendorong pengelolaan tingkat tapak dan menyelesaikan keterlanjuran dalam penyiapan prakondisi untuk pengelolaan sehingga luas kawasan hutan tak hanya simbol; memanfaatkan kehati agar tak hanya potensial tapi aktual memberi kontribusi terhadap devisa negara; mendorong teknologi yang peka terhadap ketidakadilan, peningkatan efisiensi dan kesatuan hulu-hilir (cluster industries); dan mendorong komunikasi sosial,public private partnership dan rekayasa sosial.

Dalam pelaksanaannya, Strategi Kehutanan tersebut akan dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan regulasi, kelembagaan dan kerangka pendanaan. Salah satu faktor pada kerangka kelembagaan adalah Implementasi hasil litbang sebagai Decision Support System dalam pengelolaan 600 KPH dan pencapaian target utama sektor kehutanan.

Hasil rapat ini juga ditindaklanjuti di internal Badan Litbang Kehutanan dengan Rapat Penyusunan Program Badan Litbang Kehutanan 2015 – 2019 dan penentuan pilot project KPH sebagai lokus penerapan IPTEK Litbang di Kampus Badan Litbang Kehutanan, Bogor, Rabu (19/02).

Download Materi:

Laporan dan Pengantar Sekretaris Badan

Arahan Kepala Badan

Kerangka Makro & Isu Strategis Kebijakan Fiskal dan Arah Kebijakan Bidang Kehutanan RPJMN 2015-2019, Bappenas

Pembangunan Sektor Kehutanan Tahun 2015-2019, Biro Perencanaan Kemenhut

Pedoman Penyusunan Data Terpilah Bidang Kehutanan, Biro Perencanaan Kemenhut

Kebijakan dan Prioritas Pembangunan KPH, Direktorat Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan

 

Reporter: Nur Adi Saputra

Editor: Risda Hutagalung

sumber : klik disini

Share Button

Profil Kehutanan 33 Provinsi

profil 33 kehutanan

Silahkan donwload dokumennya klik ini

Share Button

Penandatanganan Kerjasama Menteri Kehutanan dengan Menteri luar Negeri Amerika Serikat (AS)

foto_14Pushumas Kemenhut, Jakarta: Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John F Kerry, Senin (17/02) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) “Conserving Wildlife and Combating Wildlife Trafficking” bertempat di ruang Bendera Gedung Pancasila Kantor Kementerian Luar Negeri. Nota Kesepahaman ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama Indonesia-AS yang sedang berjalan saat ini, yaitu : 1) Comprehensive Partnership RI-AS, 2) Tropical Forest Conservation Act (TFCA) I dan II, 3) Indonesia Forest and Climate Support (IFACS), 4) Sustainable Landscape Partnership (SLP).

Sebagai wujud komitmen konservasi hidupan liar (wildlife), Kementerian Kehutanan terus menggalang kerjasama internasional dalam rangka memerangi penyelundupan dan perdagangan illegal Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL). Selama tahun 2013 telah diproses 12 kasus pelanggaran dengan barang bukti 6345 kepiting kenari, 370 ekor pangolin/trenggiling, 256 hornbill, leopard, dan kulit harimau. Kejahatan tersebut melibatkan tersangka berkewarganegaraan asing; 4 orang warganegara Cina (tahun 2013), 2 orang warganegara Arab (tahun 2009) dengan vonis mulai dari 6 bulan hingga 2 tahun dan denda Rp. 1 juta hingga Rp. 5 juta.

Berita selengkapnya klik disini

Share Button

Kunjungan Environmental Leadership & Training Initiative, Yale NUS College dan National University of Singapore ke Balitek KSDA Samboja

animasi_kunjungan_ELTI_ke_SambojaBPTKSDA Samboja (16/02/2014)_Jejaring dengan sesama lembaga ilmiah merupakan kebutuhan penting. Melalui interaksi institusional dengan kolega ilmiahnya diharapkan budaya ilmiah dapat terbentuk dan saling berakulturasi.

Terkait jejaring kerja tersebut, Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) menerima kunjungan tim dari Environmental Leadership & Training Initiative (ELTI), Yale NUS College dan National University of Singapore di Kantor Balitek KSDA Samboja, Sabtu (15/02).

Selain untuk melihat fasilitas pendukung penelitian yang dimiliki oleh Balitek KSDA, kunjungan Dr. David Neidel dari ELTI bersama Dr. Michiel Van Breugel dan Dr. William Piel dari Yale NUS College serta Dr. Theodore Evans dari National University of Singapore ini juga untuk mengetahui kegiatan penelitian yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan oleh Balitek KSDA Samboja.

Didampingi Dr. Ishak Yassir dan Tri Atmoko, S.Hut, M.Si, Peneliti Ekologi dan beberapa staf Balitek KSDA, Dr. David Neidel dan tim mendapatkan informasi singkat tentang visi dan misi Balitek KSDA, ruang lingkup kegiatan penelitian yang dilakukan Balitek KSDA terutama dibidang teknologi konservasi sumber daya alam, baik yang sudah maupun sedang dilakukan oleh Balitek KSDA.

Kunjungan Dr. David Neidel dan tim ini dimulai dengan mengunjungi Herbarium, Arboretum, kegiatan penelitian Rusa Sambar dan juga Persemaian Balitek KSDA. Setelah itu dilakukan kunjungan lapangan ke Rintis Wartono Kadri dan Persemaian di Km. 7 yang berada di areal KHDTK Hutan Penelitian Samboja.

Melihat begitu banyak potensi pendukung, baik untuk kegiatan pelatihan maupun kegiatan penelitian, David dan tim berharap ke depan dapat menjalin kerjasama dengan Balitek KSDA, tidak hanya kegiatan pelatihan, tetapi juga kegiatan penelitian.

Lebih lanjut David menyampaikan bahwa penelitian yang akan dikerjasamakan terutama yang terkait rehabilitasi dan restorasi, konservasi jenis, serta pembangun plot permanen untuk memonitoring struktur dan dinamika hutan dataran rendah tropis.

Sumber : klik disini

Share Button

Poster Buah Ulur-ulur

 Poster Buah Ulur ulur

Buah ulur-ulur termasuk jenis rafflesia yang berukuran kecil, tidak memiliki akar, batang, daun dan klorofil. Merupakan tumbuhan langka dan perlu mendapat perhatian untuk kelestariannya.
Beberapa suku Dayak di Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan memiliki kepercayaan bahwa tumbuhan ini berkhasiat untuk mengobati penyakit, ambien, sakit perut dan diare.

Share Button