Konservasi Kepuh (Sterculia foetida Linn.) : Tanaman Penghasil Energi Biofuel

BPTKSDA (Samboja, 15/03)_BALITEK KSDA Samboja menyelenggarakan diskusi Konservasi Kepuh: Tanaman Penghasil Energi Biofuel, di Samboja pada Jumat (15/3). Bertempat di Ruang Pertemuan Balitek KSDA Samboja, diskusi yang dipandu oleh Dr. Nur Sumedi, Kepala Balitek KSDA berlangsung hangat dan menarik. Diskusi tersebut melibatkan pihak Pusat Biodiversitas dan Bioteknologi Universitas Sebelas Maret  (UNS) Surakarta dan para peneliti, teknisi dan karyawan Balitek KSDA Samboja.

Rombongan yang dipimpin oleh Kepala Pusat Biodiversitas dan Bioteknologi Universitas Sebelas Maret  (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Ir. Sulandjari  berniat berbagi pengalaman  seputar penelitian tanaman obat.  Dalam kesempatan itu Dr. Ir. Endang Yuniastuti , MSc yang juga berasal dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman UNS mempresentasikan kajiannya tentang  Pohon Kepuh (Sterculia foetida Linn.) sebagai Tanaman Penghasil Energi Biofuel.

Pada dasarnya Kepuh atau ada yang menyebutnya Pranajiwa, Kalumpang, ataupun Jangkang adalah tanaman multimanfaat.  Selama ini tanaman ini sering diidentikan sebagai tanaman kuburan dan penjaga mata air, namun manfaat yang sudah dipetik adalah sebagai obat rematik, diuretic, diaphoretic, bahan kosmetik, sabun, sampo, pelembut kain cat bahkan plastik yang diramu dari bagian pohon, baik  dari buah, biji, kulit maupun daunnya.

Banyak tanaman penghasil energi  seperti jarak pagar, ubi jalar, ubi kayu, tebu, Kelapa sawit, kelapa, bunga matahari, namun tanaman yang juga sering disebut sebagai pohon gonduruwo  atau adapula yang menjuluki sebagai  fruit of mystis  ini memiliki kelebihan tidak bersaing  dengan kebutuhan pangan.  Berdasarkan penelitian menggunakan metode pemurnian dengan eter rendemen yang didapatkan untuk biofulel sebesar 70 %. Kandungan minyak yang tinggi terutama  asam lemak sterkulat (C19H34O2) inilah yang  menjadikan Kepuh sangat potensial sebagai tanaman penghasil biofuel.

Dari aspek konservasi tanaman ini perlu dikembangkan karena sudah langka bahkan kebanyakan tersisa di pemakaman-pemakaman, selain juga karena kemampuannya menyimpan air sebagai tanaman sendang (penjaga miata air), berbagai satwa  juga berasosiasi dengan jenis ini terutama burung karena buahnya enak dimakan, termasuk beberapa jenis anggrek juga hidup di cabang-cabangnya.  Dalam kesempatan itu juga diberikan biji Pohon Kepuh sebagai oleh-oleh dari Tim UNS agar bisa disemaikan di persemaian BALITEK KSDA.(NS)***

Share Button

Panduan buat rekan-rekan PEH Kemenhut

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Dan Angka Kreditnya.

silahkan klik download

Share Button

Prosiding Balitek KSDA Samboja

Silahkan download klik ini

Share Button