BPTKSDA (Samboja, 3 Agustus 2012)_Kesuksesan organisasi sangat tergantung pada kemampuan organisasi tersebut untuk belajar dan merespon perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat. Disinilah letak pentingnya organisasi pembelajar. “Organisasi yang baik adalah organisasi pembelajar”, kata Dr. Iman Santoso, Kepala Badan Litbang Kehutanan di Samboja, Jumat (3/8).
Organisasi belajar atau organisasi pembelajaran (learning organization) adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self leraning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul. Menurut Sandra Kerka (1995) yang paling konseptual dari learning organizationadalah asumsi bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan, dan lebih efektif ketika dibagikan dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu kesempatan untuk belajar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar)
Dalam acara pembinaan di BPTKSDA Samboja, Kepala Badan berpesan untuk selalu mengembangkan emosi positif, jauhi sifat curiga, iri hati dan dengki. “Pertahankan kekompakan, saling kontrol, kembangkan koordinasi dalam bentuk silaturahmi ,” katanya.
Kepala Badan juga menyampaikan beberapa isu-isu strategis baik yang menyangkut isu nasional, global maupun pesan bagi internal organisasi litbang. Permasalahan tenurial, penurunan produktivitas hutan serta keterlibatan sektor kehutanan dalam hal penyediaan pangan, energi dan air, adalah isu nasional yang perlu mendapat perhatian utama.
Dalam tataran global Kepala Badan juga menekankan bahwa dampak dari perubahan iklim adalah nyata oleh karena itu peran kehutanan dalam isu perubahan iklim adalah langkah yang benar. Namun demikian perlu juga digarisbawahi bahwa keterlibatan kehutanan tidaklah dengan orientasi utama perdagangan karbon namun dalam kerangka sustainable forest management (SFM). Isu global yang lain yang juga akan menjadi arus utama adalah berkaitan dengan sertifikasi produk, kecenderungan privatisasi termasuk didalamnya isu reformasi agraria.
Kegiatan pembinaan ini diawali dengan peninjauan KHDTK Samboja, dengan menelusuri jalan setapak di bawah hutan tropik basah yang masih alami. KHDTK Samboja adalah Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk penelitian yang ditunjuk berdasarkan SK Menhut No. SK.201/MENHUT-II/2004. Hutan penelitian seluas 3504 ha terletak di TWA Bukit Soeharto di Kabupaten Kutaim Kertanegara dan Kabupaten Pasir Provinsi Kaltim. “Pengelolaan KHDTK Samboja agar mengantisipasi dinamika sosial di sekitarnya”, kata Kepala Badan.
Acara pembinaan di BPTKSDA Samboja tersebut juga di hadiri oleh Kepala Puskonser, Ir. Adi Susmianto, M.Sc., Kepala Balai Besar Penelitian Dipterocarpa, Dr. Rufiie, Kepala Bagian EDP, Ir. C. Nugroho S. Priyono, M.Sc. Acara yang dimulai pukul 16.00 WITA juga diisi dengan dialog interaktif dengan para karyawan dan diakhiri dengan melaksanakan shalat tarawih bersama. (NS)***