DISKUSI ORANGUTAN: MANUSIA MEMBUTUHKAN ORANGUTAN

Dalam upaya merespon isu-isu strategis di wilayahnya, BALITEK KSDA Samboja mengadakan diskusi Restorasi Habitat Orangutan. Diskusi dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 30 Januari 2012 bertempat di Ruang Rapat  Balai. Bertindak selaku narasumber adalah DR. Aldrianto Priadjati Deputi Direktur  PT. RHOI (Restorasi  Habitat Orangutan Indonesia) yang berkantor pusat di Bogor.  Diskusi diikuti oleh para peneliti dan staf, dan dimoderatori oleh Kepala Balai.

Persoalan dan isu tentang orangutan cukup menyita perhatian media massa akhir-akhir ini.  Isu tentang pembantaian orangutan sampai sekarang masih menjadi perhatian media, baik media lokal, nasional bahkan internasional. Untuk memperoleh dan memberikan gambaran yang obyektif berkaitan dengan persoalan orangutan, termasuk langkah-langkah solusinya diperlukan informasi dari stakeholder utama.   PT RHOI adalah salah satu pelaku utama di lapang dalam pelestarian orangutan dengan fokus pada pemulihan habitat.  Menurut RHOI, HPH restorasi ekosistem untuk pelepasliaran orangutan adalah solusi yang bertanggungjawab dan berkelanjutan.

Orangutan  adalah satu-satunya Ape yang berada di Asia.  Mereka memiliki kecerdasan  paling tinggi diantara primate lainnya. Ketika menyebut satuan dari orangutan biasanya digunakan “individu” bukan “ekor”.  Saat ini di alam aslinya orangutan hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera, yang terdiri dari  dua jenis  yakni Pongo pygmaeus dan Pongo abelii .   Hampir seluruh orangutan yang ada di bumi hidup di Indonesia yang meliputi sekitar 90% sedangkan sisanya sekitar 10% dapat dijumpai di Sabah dan Sarawak Malaysia.  Orangutan yang hidup di Kalimantan terdiri dari tiga subspecies, yakni Pongo pygmaeus pygmaeus, Pongo pygmaeus wurmbii,  dan Pongo pygmaeus morio. PT RHOI adalah LSM yang memilki perhatian terhadap pelepasliaran orangutan, saat ini sedang menyiapkan area rehabilitasi  di dua tempat yakni di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan spesies   Pongo pygmaeus morio untuk yang di Kalimantan Timur dan , Pongo pygmaeus wurmbii  untuk yang di Kalimantan Tengah.

Tinggi orang utan saat berdiri dapat mencapai rata-rata  1,2 hingga 1,5 meter, sedangkan beratnya dapat mencapai rata-rata 33 hingga 82 kg, untuk  jantan bahkan dapat mencapai berat 110 kg lebih.   Berdasarkan berbagai survey jumlah orangutan semakin hari terus menurun dengan cepat,  saat ini diperkirakan jumlah orangutan di alam di Pulau Sumetera tinggal sekitar 7.300 individu  dan di Kalimantan tinggal sekitar 45.000-69.000 individu.  Orangutan yang hidup di Kalimantan mengonsumsi paling tidak 317 macam makanan yang meliputi daun-daun muda, buah, kulit kayu, serangga, madu dan telur burung.

Kita sangat perlu melestarikan orangutan karena orang utan merupakan pemencar biji yang sangat efektif, penjelajah yang cepat yang meliputi areal yang luas di hutan, orang utan juga membuka tajuk pepohonon ketika membuat sarang yang memungkinkan sinar matahari masuk dalam bagian tengah atau bahkan lantai hutan, orang utan juga dapat mengobati dirinya saat sakit dengan mengonsumsi tumbuhan-tumbuhan tertentu.  Dengan demikian orangutan memiliki peranan penting bagi regenerasi hutan disamping peran lainnya yang masih perlu dipelajari dalam ekosistem hutan yang sangat kompleks.  Mereka juga bisa menjadi inspirasi penyembuhan beberapa jenis penyakit dengan melakukan kajian dan pengamatan jenis-jenis makanan ketika orangutan sakit.  Jadi “manusia membutuhkan hutan, hutan membutuhkan orangutan, jadi kita membutuhkan orangutan”.

Share Button

Inhouse Training Penerapan Statistik Komputasi untuk Penelitian Konsevasi

Dalam  rangka  penyegaran  kompetensi  kepenelitianan,  BALITEK KSDA  Samboja  mengadakan  pelatihan  (inhouse training) Metodologi Penelitian.  Pelatihan diarahkan pada praktik penerapan statistika komputer  untuk penelitian-penelitian konservasi.  Pelatihan dilaksanakan  selama 2 hari penuh  pada Kamis-Jumat tanggal 26 – 27 Januari 2012 bertempat di  Aula BALITEK KSDA Samboja.   Bertindak sebagai pengajar dan fasilitator adalah DR. Fajar  dibantu staf dari Pusat Perhutanan Sosial  Universitas Mulawarman.   Pesertanya adalah para peneliti dan teknisi dari BALITEK KSDA.

Sebelum pelatihan dimulai para peserta diminta untuk menyampaikan judul kegiatan penelitian masing-masing, yang kemudian akan menjadi bahan diskusi, terutama menyangkut analisis statistik yang akan dipergunakan. Setelah pelatihan usai diharapkan para peneliti mampu memanfaatkan instrument statistik yang sudah tersedia dalam  berbagai software, untuk secara langsung diimplementasikan dalam pengolahan data-data penelitian.

Dalam kesempatan itu Kepala Balai menyampaikan bahwa penguasaan metodologi penelitian termasuk instrument-intrumen analisisnya adalah bekal penting bagi seorang peneliti. Karena instrumen-instrumen analisis itu terus berkembang, demikian juga  teknologi komputasi yang mendukungnya, maka peneliti sebaiknya  terus memperbarui keterampilan dan pengetahuannya.

Share Button

Kiprah Balitek KSDA Samboja di Hari Menanam

BALITEK KSDA Samboja  Menggandeng Masyarakat, Pelajar, dan Stakeholder lainnya dalam Gerakan Menanam  Pohon di KHDK

Dalam rangka HARI MENANAM POHON INDONESIA (HMPI), Balai Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) melakukan gerakan penanaman bersama masyarakat sekitar, pelajar, unsur kepolisian, TNI, LSM dan juga Wartawan. Pelaksanaan akan dilaksanakan pada Hari Senin, 28 Oktober 2011 dengan lokasi penanaman difokuskan pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja yang merupakan hutan penelitian Balitek KSDA. Adapun maksud kegiatan ini adalah sebagai wujud partisipasi aktif dalam mensukseskan gerakan menanam satu milyar pohon.   Tanggapan antusias terlihat dari partisipasi berbagai elemen untuk ikut langsung menanam  yakni  kelompok perwakilan Polsek  Samboja  bersama  Kapolsek, Detasemen Kavaleri, Koramil, Pelajar SMAN 2 Samboja, SMA Duta Bangsa, Yayasan Bos, Perwakilan seluruh RT Kelurahan Samboja, Kelompok Tani, perwakilan wartawan bahkan hadir salah seorang anggota DPRD Kutai Kartanegara.

Balitek KSDA menyediakan sebanyak 3.500 bibit dalam kegiatan tersebut  yang terdiri dari jenis Meranti, Ulin, Kapur, dan Agatis dengan jumlah peserta sekitar 200 orang. Lokasi kegiatan penanaman dikonsentrasikan di Km 5 s.d 6 dengan tujuan penanaman untuk pengayaan jenis-jenis endemik (enrichment planting) di lokasi KHDTK.

Menjaga dan melestarikan hutan di KHDTK seluas 3.504 ha sangat strategis dan penting untuk dilakukan. KHDTK Hutan Penelitian Samboja mempunyai peran penting dalam ketersediaan air di Samboja dan Semoi, karena dilalui oleh Sungai Saka Kanan, Sungai Petatai, dan Sungai Muarawali yang termasuk ke dalam dua Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Merdeka dan DAS Semoi. Keberadaan KHDTK menjadi sangat vital saat ini, mengingat di sekitar Kecamatan Samboja banyak kegiatan eksploitasi pertambangan batu bara yang berpotensi atau rawan menimbulkan bahaya erosi, banjir dan tanah longsor dimusim hujan dan kekeringan dimusim kemarau.

Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya alam, baik hutan, tambang atau penggalian deposit kekayaan bumi lainnya harus diselenggarakan secara hati-hati dan bijaksana serta berwawasan lingkungan. Demikian pula pemanfaatan lahan untuk budidaya pertanian, terutama pertanian lahan kering di daerah hulu DAS, juga harus dilaksanakan dengan penuh perhitungan dan prinsip kehati-hatian, karena apabila hulu DAS mengalami kerusakan akan memicu terjadinya banjir, erosi, dan longsor.

Partisipasi aktif kita dalam mensukseskan gerakan menanam satu milyar pohon diharapkan dapat membantu mengatasi beberapa problema kerusakan baik dalam dan di luar kawasan hutan trmasuk mengantisipasi potensial bencana alam yang mungkin ditimbulkan. Selain itu, kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan wujud kebersamaan antara pemerintah dengan masyarakat. Kebersamaan seperti ini perlu terus kita bina dan kembangkan, sehingga masyarakat dan generasi muda kita semakin sadar akan pentingnya lingkungan hidup dan keberadaan hutan bagi kehidupan kita bersama.

Peringatan  HMPI ini tentunya diharapkan pula akan membangkitkan semangat swadaya masyarakat di sekitar Kecamatan Samboja dalam gerakan penanaman satu miliar pohon, dan menumbuhkan kesadaran kita bersama untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan penelitian KHDTKSamboja dan juga Bukit Soeharto. Hal ini penting karena KHDTK dan Bukit Soeharto merupakan bagian terpenting dari DAS Merdeka dan DAS Semoi yang merupakan penopang ketersediaan air bagi masyarakat Samboja dan Semoi.

Bagi seorang rimbawan, berkumpul di tengah hutan merupakan sebuah kenikmatan dan kenyamanan. Bagaikan kita kembali ke rumah kediaman setelah penat bekerja. Rimba raya tempat kita bekerja – demikian biasanya nyanyian  seruan rimba. Marsnya para rimbawan. Mari kita sukseskan Hari Menanam Pohon Indonesia dan lestarikan hutan kita. Karena No Forest, No Water, No Future.

Share Button

Peneliti Balitek KSDA Samboja Memperoleh Satyalencana dari Presiden

Seiring dengan perubahan nomenklatur dan tupoksi organisasi  yang berlanjut dengan penataan-penataan manajemen, Balitek KSDA Samboja mendapat  kabar gembira atas diberikannya Satyalencana  Pembangunan oleh Presiden SBY kepada salah seorang penelitinya.  Dr. Kade Sidiyasa, hari Rabu tanggal 16 November 2011 bertempat di Istana Wakil Presiden Jakarta, menerima penghargaan atas kerja keras dan ketekunannya dalam melakukan penelitian dan pengelolaan herbarium di Samboja.  Penghargaan ini bukan penghargaan yang pertama, karena sebelumnya  Ketua Kelompok Peneliti Konservasi Jenis di Balitek KSDA Samboja ini, juga pernah mendapatkan penghargaan Kalpataru.

Di hadapan tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan Hidup Daerah saat melakukan verifikasi pada bulan Oktober yang lalu, Kepala Balitek KSDA, Dr.  Nur Sumedi, mengungkapkan bahwa  Dr. Kade adalah orang yang langka, karena tenaga ahli yang mendalami taksonomi dan menggeluti herbarium di Indonesia semakin langka. Dengan demikian perlu ada kaderisasi dan transfer ilmu dari para serniornya. Namun demikian untuk terjun di bidang ini diperlukan minat dan kemampuan yang kuat.

Herbarium di Balitek KSDA Samboja yang saat ini dikelola oleh Dr Kade adalah salah satu herbarium berstandard Internasional yang dimiliki Indonesia dan secara resmi masuk dalam Index Herbariourum dengan akronim WAN.  Jumlah koleksi specimen tumbuhan yang tersimpan hingga Agustus 2011 sebanyak 18.513  nomor dengan jenis yang terditerminasi sebanyak  3.739 jenis.

Dr. Kade Sidiyasa telah menemukan setidaknya 6 varietas tumbuhan baru, yakni:   Alstonia beatricis Sidiyasa, Alstonia penangensis Sidiyasa, Alstonia rubiginosa Sidiyasa, Alstonia breviloba Sidiyasa, Alstonia yunannensis Sidiyasa, dan Coelostegia Montana Sidiyasa.

Share Button